Periksalah
data kinerja laporan keuangan sebagai berikut. Laporan tersebut diambil dari Rio
Tinto, suatu perusahaan multi nasional terkemuka yang mulai bekerja metal dan
produksi mineral. Perusahaan beroperasi di lebih dari 50 negara dan
mempekerjakan lebih dari 106.000 orang.
Rio Tinto
adalah pemegang saham atas kekayaan perusahaan, modal dan arus kas dipengaruhi
oleh luasnya variasi mata uang di dunia, maka perusahaan harus menjual mata
uang tersebut di negara-negara yang beroperasi. US dollar, merupakan mayoritas
terbesar di mana perusahaan harus menjualnya. Biaya usaha dipengaruhi oleh mata
uang suatu negara, perusahaan mencari dan menggunaknnya sesuai dengan nilai
mata uang tersebut, di mana biaya-biaya jasa dan peralatan ditentukan oleh
impor. Australian, dollar kanada dan euro adalah mata uang yang paling utama yang berpengaruh terhadap
biaya-biaya. Dalam tahun tertentu, fluktuasi mata uang memiliki dampak penting
terhadap laporan keuangan Rio Tinto. Yang memperkuat dollar AS terhadap mata
uang di mana biaya-biaya perusahaan sebagian ditentukan oleh efek positif yang
mendasari penghasilan Rio tinto.
Kepekaan
berikut memberikan efek yang diperkirakan atas dasar penghasilan yang mengira
bahwa masing-masing nilai tukar mata uang asing. Hubungan antara komoditas dan
mata uang yang kompleks dan pergerakan nilai mata uang dapat menyebabkan harga
komoditas begitu juga sebaliknya. Di mana mata uang fungsional dari suatu
operasi adalah suatu negara untuk produksi uang dengan corak ekonomi seperti
dollar australia ada suatu derajat tingkat tertentu yang di alami dalam perlindungan melawan terhadap siklus
fluktuasi, dalam arti bahwa mata uang tujukan untuk menjadi lemah, mengurangi
biaya-biaya dalam terminologi dolar AS, kapan harga komoditas rendah, dan
sebaliknya.
Kepekaan nilai tukar mengutip di atas termasuk efek dari biaya
usaha dan pergerakan dalam nilai tukar tetapi meniadakan efek cadangan mata
uang asing asssets keuangan dan kewajiban. Mereka perlu data tersebut oleh karena itu digunakan di
laporan keuangan.
Dengan peran dominan mata
uang AS dalam Group’S afair, dolar AS adalah mata uang di mana hasil keuangan
diperkenalkan kedua-duanya secara internal dan secara eksternal. Ini juga mata
uang paling sesuai untuk meminjam dan pemilikan tunai surplus, walaupun
sebagian dari surplus menguangkan mungkin juga mata uang lainnya yang disimpan,
kebanyakan Australian dolar yang terkemuka, Dolar Kanada dan Euro itu. Tunai
ini disimpan dalam operasional jangka pendek dan komitmen modal dan Australian dollar, pembayaran dividen. Mengklasifikasikan
laporan keuangan dalam dollar AS, salah satu secara langsung menggunakan dan
menukar tingkat bunga mata uang. Hal ini menyangkut Group’S AS utang dolar dalam
cabang yang dimiliki mata uang AS secara fungsional.
Bagaimanapun, hutang dolar AS dan kewajiban dan asset keuangan
lain mencakup intragroup yang seimbang tidak disimpan dalam mata uang secara fungsional yang relevan. Hal
ini mengakibatkan suatu ekspose akuntansi ke keuntungan devisa dan kerugian kewajiban
dan asset keuangan ditranslasi ke dalam fungsional mata uang yang meliputi
kewajiban dan asset itu. Ini kerugian dan keuntungan devisa direkam dalam
Group’S ikhtisar rugi laba kecuali kepada luas yang mereka dapat diambil ke hak
kekayaan di bawah Group’S akuntansi kebijakan. kerugian dan Keuntungan dolar AS
menjaring hutang dan pada intragroup menyeimbangkan penghasilan. kerugian dan
Keuntungan devisa lain adalah tercakup di nafkah dasar.
Di bawah kondisi pasar normal, perusahaan tidak biasanya percaya
bahwa mata uang aktip yang memagari transaksi akan menyediakan panjang
memasukkan manfaat ke pemegang saham. Kelompok meninjau ulang secara regulernya
cadangan dan ekspose hak untuk masuk ke pagar untuk memelihara stabilitas
keuangan. Perlindungan mata uang mungkin
dianggap sesuai dengan keadaan komersil yang spesifik dan tunduk kepada
batas tegas yang diletakkan menurun dengan Rio Tinto, secara khas memagari
pengeluaran modal dan materi keuangan penting antara lain seperti dividen dan
pajak. Ada warisan mata uang maju
kontrak pagar yang digunakan untuk yang beroperasi arus kas ekspose yang diperoleh dengan Alcan dan Perusahaan tersebut.
Mata uang fungsional dari banyak operasi di dalam Rio Tinto
Menggolongkan mata uang operasi lokal. Alcan aluminum
Terdahulu dan oksid aluminium yang memproduksi operasi terutama semata
menggunakan suatu dolar AS mata uang fungsional. Mata uang asing memperoleh kerugian
yang timbul padatransalasi ke dolar AS aktiva bersih bukan AS operasi mata uang
fungsional diambil ke hak kekayaan dan dengan efek dari 1 Januari 2004, yang
direkam di suatu translasi mata uang. Suatu perlemahan dolar AS akan membuat
suatu efek positif pada hak kekayaan. Mendekati translasi mempengaruhi pada Group’S
aktiva bersih sepuluh per sen pergerakan dari tahun mengakhiri nilai tukar
sebagai berikut:
Paragrap dalam komentar terdahulu menyarankan berbagai cara pelaporan
kinerja Alcan yang dilaporkan, yang mana perusahaan memilih untuk melaporkannya
dalam dollar AS yang terpengaruh oleh mata uang asing. Paragraf pertama
menunjukkan bahwa penjualan perusahaan dan biaya usaha dilibatkan dengan perubahan nilai tukar. Khususnya, nafkah
adalah memanfaatkan penguatan U.S itu. Dolar dalam hubungan dengan mata uang di
mana biaya-biaya perusahaan sebagian ditentukan. Untuk memahami efek nilai
tukar terpasang kedua-duanya biaya dan pendapatan, berasumsilah bahwa Rio Tinto
sedang menjual aluminum produk, menghargai U.S. dolar, untuk suatu importir Italia.
Italia adalah suatu anggot European Union2, Importir Italia harus menukar euros
untuk dolar untuk mempengaruhi pembayaran. Asumsi lebih lanjut bahwa nilai U.S dolar dengan tak diduga-duga
runtuh hubungan kepada euro. Pembeli Italia memanfaatkan hal tersebut untuk
menukar lebih sedikit euros untuk dolar dibanding jika tidak ada kasus, secara efektif menurunkan harga Rio Tinto’s produk. Jika
euro tidak mengubah nilaimata uang tersebut dengan mata uang nasional lain, ini
akan membuat produk Rio Tinto lebih murah relatif ke aluminum produk serupa
menyediakan dari negara-negara lain. Hasilnya permintaan yang ditingkatkan
untuk produk Rio Tinto di Italia dan EU negara-negara lain yang mengadopsi euro
sebagai mata uang nasional mereka, dan karenanya, volume penjualan lebih besar
dibanding mula-mula untuk mengantisipasi. Dengan Cara Yang Sama, suatu musim
gugur tak diduga dalam nilai dolar sehubungan dengan euro akan membuat suatu
dampak kurang baik pada biaya Rio Tinto masa depan, seperti pembelanjaan iklan
direncanakan di Italia dan semua EU negara-negara tersebut di atas. Efek
perubahan di mata uang asing menilai atas suatu biaya firma yang akan datang dan jual
ijon dikenal sebagai ekspose ekonomi dan perhatian kesatuan usaha utama mulai
bekerja investasi dan perdagangan global. Strategi untuk memperkecil resiko
kerugian yang timbul dari perubahan dalam harga mata uang asing tak terduga
adalah pokok bahasan Bab 11.
Dalam mendiskusikan efek perubahan nilai tukar, perusahaan
hati-hati untuk mencatat bahwa efek ini meniadakan cadangan laporan keuangan
mata uang asing, pokok prinsip bab ini.
Efek ini berhubungan dengan suatu proses di mana tanggungjawan yang dipanggil
di mata uang asing ditranslasi ke
laporan Rio Tinto U.S. dolar. Mata uang mempengaruhi penjualan Rio Tinto dan
biaya usaha diakibatkan oleh translasi biaya operasi dan pendapatan dalam
bentuk dollar Kanada untuk suatu U.S kehilangan nilai dolar. Suatu biaya dan
Pendapatan dolar Kanada akan mentranslasi ke U.S yang lebih tinggi. Padanan
dolar, hal-hal lain yang sisanya sama. Efek mata uang yang digambarkan dalam barang
yang digambarkan, nafkah Sensitivites—Exchange pada keuangan assets/liabilas,
dan Net asset’ sensitivities—exchange pada translasi, berturut-turut,
terjadilah sebab Rio Tinto menyiapkan laporan keuangan tunggal yang memperkuat
hasil dari semua cabangnya agar pembaca mampu membaca pandangan Rio tinto lebih
global mengenai jumlah operasi, kedua-duanya domestik dan asing. Laporan yang dikonsolidasikan
memerlukan laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang asing ditranslasi untuk
mata uang pelaporan yang menyangkut perusahaan induk itu.
Diskusi Rio tinto mengenai efek nilai tukar memunculkan dua
pertanyaan awal. Pertama, apakah
terminologi mata uang perusahaan fungsional? Apakah mata uang dianggap
fungsional? terminologi yang terkait pada awalnya digambarkan dalam tampilan
6-2 dan yang diterangkan dalam bagian yang berikut bab ini. Ke Dua, “ Apakah
efek mata uang yang dilaporkan sebagai hasil proses translasi perihal tersebut?”
Bukti-Bukti dicampur. Beberapa studi menyatakan bahwa mereka melakukan Not.3
Recent belajar menyatakan bahwa mereka melakukannya. Bartov dan Bodner, sebagai
contoh, menyediakan bukti-bukti dari suatu hubungan antar[a mengubah mata uang,
menilai dan mengembalikan bursa tetapi bukan untuk semua metode translasi yang
dikerjakan oleh akuntan. Pinto pada awalnya melaporkan bahwa nilai-nilai
tertinggal dan membagi bersama
penyesuaian translasi mata uang asing bermanfaat dalam tahun penggambaran
kesimpulan ke tahun mengubah saban membagi bersama. Baru-baru ini, dia
menemukan bahwa translasi mata uang penyesuaian, terukur dengan baik, menghargai relevan di dalam
menyediakan suatu ukuran dari suatu firm’s nilai tukar exposure.
Eksekutip keuangan juga menyertakan arti penting kerugian dan
keuntungan yang dihubungkan dengan translasi mata uang asing. Sedangkan, beberapa
menyatakan akuntansi itu kerugian dan keuntungan yang dihasilkan oleh pengukuran
akuntansi tidak punya dampak terhadap operasional mereka, yang lain menyatakan
perhatian besar atas perubahan mereka menyebabkan di dalam nafkah perusahaan
yang dilaporkan. Sejarah adalah penuh dengan kejadian manajemen yang
membelanjakan sumber daya untuk memperkecil efek neraca traslasi memperoleh dan
kerugian pada pencapaian dilaporkan. Pendapat berbeda sekalipun, semua setuju
translasi mata uang asing itu dapat mempunyai arti penting dalam mempengaruhi
penghasilan.
Apa yang merupakan implikasi diskusi di depan? Dengan baik
menginterpretasikan pencapaian yang dilaporkan perusahaan multinasional,
pembaca statemen harus memahami sifat alami devisa yang diperoleh dan kerugian,
bagaimana angka-angka ini diperoleh, dan apa yang mereka artikan. Untuk memudahkan pemahaman
ini, kita mulai dengan suatu pengujian tentang mengapa terjemahan mata uang
asing perlu.
6.1. ALASAN-ALASAN UNTUK MELAKUKAN TRANSLASI
Perusahaan dengan operasi luar negeri sangat penting untuk
menyiapkan laporan keuangan yang kuat dan global agar para pembaca laporan
mendapatkan pemahaman yang holistik atas operasi perusahaan. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan
anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan
ulang dengan dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian
ulang informasi keuangan darin satu mata uang ke mata uang asing lainnya
disebut translasi.
Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang
berasal dari fakta bahwa nilai relatif mata uang asing jarang sekali
ditetapkan. Kurs nilai tukar variabel, yang digabungkan dengan berbagi macam
metode translasi yang dapat digunakan dengan perbedaan perlakuan atas
keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan suatu
perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan
yang sama dari satu periode ke periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini
merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional yang menyediakan
pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan sebagaimana contoh Rio
Tinto. Para analis keuangan menemukan bahwa interpretasi informasi tersebut
cukup menantang dan kesulitan-kesulitan ini mempengaruhi evaluasi kinerja
manajemen.
Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk
mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap
pengaruh perubahan mata uang, dan berkomunikasi dengan para pihak
berkepentingan dari luar negeri. Seperti halnya dengan konsolidasi, transaksi
dalam mata uang asing, seperti pembelian barang dagang dari cina oleh import
kanada, harus ditranslasikan karena laporan keuangan tidak dapat disusun dari
akun-akun yang dinyatakan dalam lebih dari satu mata uang. Sebagai contoh,
bagaimana sebuah perusahaan menyusun harga pokok penjualan apabila pembelian
dilakukan dalam denominasi renminbi Cina, Rubel Rusia, dan peso Argentina.
Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang
asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai
tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan juga berubah. Pengukuran
resiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih
untuk digunakan oleh perusahaan.
Akhirnya, skala investasi internasional yang meluas meningkatkan
kebutuhan untuk menyampaikan informasi akuntansi tentang perusahaan yang
berdomisili di satu negeri kepada para pengguna di negara lain. Kebutuhan ini
timbul pada saat suatu perusahaan bermaksud untuk mencatatkan sahamnya di suatu
bursa efek luar negeri, bermaksud untuk melakukan akuisisi atau usaha patungan
dengan pihak asing, atau ingin mengkomunikasikan hasil operasi dan posisi
keuangan kepada para pemegang saham asingnya. Banyak perusahaan Jepang
melakukan translasi seluruh laporan keuangannya dari yen jepang menjadi dollar
AS ketika melakukan pelaporan kepada pihak berkepentingan di Amerika. Praktik
ini sering kali disebut sebagai translasi kemudahan dan akan dijelaskan lebih
jauh lagi pada BAB 9.
6.2. LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Translasi tidak sama halnya
dengan konversi, yang merupakan pertukaran dari satu mata uang ke mata uang
lainnya secara fisik. Sedangkan translasi hanyalah perubahan satuan unit
moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound inggris
disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik
yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila
dilakukan konversi.
Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai
ekuivalen mata uang domestik berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu
harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata
uang negara-negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan
dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar
mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha para individu,
dan pedagang profesional. Dengan menyediakan tempat bagi para pembeli dan penjual
mata uang, pasar mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaran
internasional (contoh: dari importir kepada eksportir) memungkinkan terjadinya
pembelian atau penjualan internasional secara kredit (contoh, letter of credit
suatu bank yang memungkinkan barang dikirimkanan kepada pembeli yang belum
dikenal sebelum dilakukan pembayaran), dan menyediakan alat bagi para individu
atau kalangan usaha untuk melindungi diri mereka dari resiko nilai mata uang
yang tidak stabil. (BAB 11 memberikan penjelasan yang lebih utuh mengenai
manajemen resiko nilai tukar).
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, dan
swap. Mata uang yang dibeli atau dijual di pasar spot pada umumnya harus
dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Jadi, seorang turis
Amerika yang hendak berangkat ke Paris dapat membeli dan segera menerima Euro dengan
membayar kurs spot dollar. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor,
termasuk perbedaan tingkat inflasi antar negara, perbedaan suku bangsa
nasional, dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Kurs
nilai tukar pasar spot dapat dinyatakan langsung dan tidak langsung. Apabila
dinyatakan langsung, kurs nilai tukar menunjukkan jumlah unit mata uang
domestik yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Sebagai
contoh, pada suatu hari harga dollar AS atas satu rupee India pada 15 Juli
adalah INR1,000,000. Yang langsung nilai tukar pada itu menanggalilah adalah $.
020546. U.S padanan dolar saldo kas mata
uang India pada Januari 31 adalah $ 20,546, dihitung oleh translasi INR1,000,000
di salah satu cara berikut :
INR1,000,000
* $0.020546
= $20,546
or
INR1,000,000
, INR
48.6700 = $20,546
Transaksi pada
pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang
dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang asing pada satu tanggal di masa
depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari
kurs spot. Kita akan menggambarkan yang belakangan itu. Lebih Dari Itu,
menyorotilah dan maju tingkat tarip mungkin sering memasukkan penawaran dan
tanda kutip. Mengundang tanda kutip adalah apa yang penyalur devisa akan membayar
kamu untuk mata uang asing mengutiplah tingkat tarip yang penyalur akan menjual
kamu mata uang asing. Jika noda roubles (Orang Rusia) adalah yang dikutip pada
$ 0.031584, pemain depan rouble 6 bulan ditawarkan pada $ 0.030807, pemain
depan roubles sedang menjual dengan
potongan harga 9.8 persen dalam Amerika Serikat, menghitung sebagai berikut:
Premium Kurs Forward= (kurs forward-kurs spot)/kurs spotX12/n. Dengan demikian,
($ 0.030807- $ 0.031584)/$0.031584* 12/3= - 0.098. Mempunyai euro dikutip
secara tidak langsung, premi akan telah ditentukan [sebagai/ketika/sebab]: premium
kurs forward= (kurs spot-kurs forward)/kurs spotx12/n, atau rouble ( 31.6615 -
32.4597)/32.4597* 12/3= - 0.098. kuotasi spot dan forward untuk kebanyakan data
mata uang utama pada setiap hari kerja dapat ditemukan pada halaman bisnis
kebanyakan surat kabar utama. Tampilan 6-1 memuat kuotasi forward untuk
beberapa mata uang tertentu. Daftar yang lebih komprehensif dapat ditemukan
drngan mengklik www.fxstreet.com.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward
atau penjualan spot atau pembelian forward atas suatu mata uang secara
bersamaan. Investor asing memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil
keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu negara asing, sembari
dari kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak
menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing. Sebagai contoh, seandainya
tingkat suku bunga di amerika serikat lebih tinggi dari swiss maka investor
swiss dapat membeli dollar pada pasar spot dan menginvestasikannya dalam surat
berharga utang yang berdenominasi dolar dengan pengembalian yang lebih tinggi seperti
surat treasuri AS 6 bulan. Namun demikian, dengan melakukan hal tersebut,
investor swiss tersebut akan kehilangan keuntungan pengembaliannya jika dolar
AS kehilangan nilai relatifnya terhadap franc swiss dalam periode 6 bulan
tersebut untuk melindungi diri dari kemungkinan ini, para investor swiss secara
bersamaan dapat menjual dolar yang mereka harapkan untuk diterima 6 bulan
dengan menggunakan kurs forward yang terjamin. Transaksi swap semacam itu akan
berjalan baik apabila perbedaan suku bunga antara AS dan Swiss lebih besar
daripada diskonto kurs forward dollar (yaitu perbedaan antara kurs spot dan
kurs forward 6 bulan dolar). Seiring berjalannya waktu, para pedagang mata uang
akan menghilangkan perbedaan ini, sehingga menimbulkan paritas suku bunga.
Tampilan 6-2 menggambarkan terminologi translasi mata uang asing yang digunakan
di dalam bab ini.
Tampilan 6-2 Daftar Istilah Translasi Mata Uang Asing
Atribut. Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk
keperluan akuntansi. Sebagai contoh, biaya historis dan biaya penggantian
merupakan atribut suatu aktiva.
Konversi. Pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
Kurs Kini. Nilai tukar yang berlaku pada tanggal
laporan keuangan yang relevan.
Diskoto. Ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah
daripada tingkat yang berlaku sekarang.
Posisi aktiva bersih yang berisiko. Kelebihan aktiva yang diukur dalam
atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan
kur kni dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
Mata uang asing. Suatu mata uang selain mata
uang yang digunakan oleh suatau negara; mata uang selain mata uang pelaporan
yang digunakan oleh perusahaan.
Laporan keuangan dalam mata uang asing. Laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit
pengukuran.
Transaksi mata uang asing. Transaksi (yaitu
penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang
usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang
fungsional perusahaan.
Translasi mata uang asing. Proses untuk menyatakan jumlah-jumlah
yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang
lain dengan menggunakan kurs nilai tukar di antara dua mata uang tersebut.
Operasi luar negeri. Suatu operasi yang
menghasilkan laporan keuangan yang dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau
diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan
pelapor dan disusun dalam mata uang selain mata uang pelaporan perusahaan
pelapor.
Kontrak petukaran forward. Suatu perjanjian untuk menukarkan mata uang dari negara
yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu pada tanggal tertentu di masa
depan.
Mata uang fungsional. Mata uang utama yang
digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam
menghasilkan atau menggunakan kasnya. Biasanya mata
uang tersebut adalah mata uang negara di mana perusahaan itu berlokasi dan mata
uang di mana buku catatan dibuat.
Kurs historis. Kurs nilai tukar mata asing yang digunakan
pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau
terjadi..
Mata uang lokal. Mata uang dari suatu
negara tertentu yang digunakan; pelaporan mata uang dari suatu operasi luar
negeri atau domestik.
Pos-pos moneter. Kewajiban untuk membayar
atau hak-hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di
masa depan.
Mata uang pelaporan. Mata uang di mana suatu
perusahaan menyiapkan laporan keuangan nya.
Tanggal penyelesaian. Tanggal saat suatu utang
dibayarkan atau suatu piutang tertagih.
Kurs spot. Nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu yang segera.
Tanggal transaksi. Tanggal saat suatu
transaksi (yaitu pembelian atau penjualan barang dagang atau jasa) dicatat
dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor.
Penyesuaian translasi. Penyesuaian translasi yang
timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu
perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
Unit pengukuran. Mata uang yang digunakan
untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
(Sumber: Diadaptasi dari pernyataan standar
akuntansi keuangan (SFAS) No. 52, 1981)
6.3. PERMASALAHAN
Jika kurs valuta
asing relatif stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar dari proses
translasi satuan inci atau kaki menjadi nilai ekuivalennya dalam unit praktik.
Namun demikian, kurs nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang negara-negara
industri maju menemukan nilainya secara bebas dalam pasar mata uang. Sebagai
contoh volatilitas kurs nilai tukar beberapa negara, amatilah data yang
dikumpulkan oleh Federal Reserve Bank St. Louis pada
www.research.stlouisfed.org/fred2.
Nilai tukar yang berfluktuasi secara khusus terjadi di Eropa
timur, amerika latin dan beberapa negara bagian asia. Fluktuasi mata uang
meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam proses
translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata uang asing. Pergerakan
mata uang juga sangat berhubungan erat dengan tingkat inflasi lokal. Yang
menjadi pokok bahasan dalam bab 7.
6.4. PENGARUH ALTERNATIF KURS TRANSLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
Ketiga nilai tukar berikut ini dapat digunakan ketika
melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik.
Pertama, kurs kini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
Ke Dua, kurs historis adalah kurs nilai tukar umum pada saat suatu aktiva dalam
mata uang asing pertama diperoleh atau suatu kewajiban mata uang asing yang
pertama terjadi. Akhirnya, kurs rata-rata adalah rata-rata sederhana atau
tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis. Karena
kurs rata-rata hanyalah variasi tambahan dari kurs kini atau kurs historis,
maka pembahasan berikut ini berpusat pada dua kurs tersebut.
Kemudian, apa pengaruh penggunaan kurs nilai tukar historis
dibandingkan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan
sebagai koefisien translasi mata uang asing? Kurs nilai historis umumnya
mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing
dalam laporan berdenominasi mata uang domestik. Seandainya suatu anak
perusahaan asing dari sebuah induk perusahaan AS membeli suatu jenis persediaan
dengan harga 1.000 unit mata uang asing (FC) ketika nilai tukar (tidak
langsung) FC2= $2. Aktiva ini akan disajikan dalam laporan konsolidasi AS
sebesar $500. Sekarang misalkan bahwa kurs nilai tukar berubah dari FC2=$1
menjadi FC4=$1 pada tanggal laporan keuangan berikutnya dan bahwa pos barang
persediaan tadi masih ada di tangan perusahaan. Apakah nilai ekuivalen US
dollar persediaan tersebut sekarang mendai $250?TIDAK. selama biaya awal
sebesar FC1.000 diranslasikan dengan menggunakan kurs yang tercatat pada saat
aktiva tersebut dibeli (kurs historis) nilai yang tersai dalm laporan keuangan
AS sebesar $500 yaitu biaya historis yang dinyatakan dalam dolar AS. Penggunaan
kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan
kerugian translasi mata uang asing yaitu dari kenaikan atau penurunan dalam
ekuivalen dolar saldo mata uang asing yang timbul dari fluktuasi kurs translasi
antar periode pelaporan. Jadi, dalam contoh sebelumnya, mentranslasikan
persediaan senilai FC1.000 berdasarkan kurs kini (FC4=$1) akan menghasilkan
kerugian translasi sebesar $250 (FC1.0000:2-FC1.0000:4).
Di sini harus dibedakan antara keuntungan dan kerugian
translasi dan keuntungan dan kerugian transaksi, di mana keduanya merupakan
keuntungan dan kerugian akibat niai tukar. Transaksi mata uang asing terjadi
pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang, dengan pembayaran yang
dibuat dalam mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan
mata uang asing. Translasi diperlukan untuk mempertahankan catatan akuntansi
dalam mata uang perusahaan pelapor.
Dari dua jenis penyesuaian transaksi, yang pertama
keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai
tukar yang digunakan pada saat penyelesaian. Jadi , jika sebuah induk
perusahaan AS meminjam sebesar FC1.000 pada saat kurs nilai tukar adalah FC2=$1
dan kemudian mengkonversikan jumlah yang diterima menjadi dolar, maka induk
perusahaan AS itu akan menerima $500 dn mencatat kewajiban sebesar $500 dalam
catatan akuntansinya. Jika kurs nilai tukar meningkat menjadi FC=$1 pada saat
pinjaman tersebut dilunasi, maka perusahaan AS tersebut harus membayar sebesar
$1.000 untuk melunasi utang sebesar FC1.000 perusahaan mengalami kerugian
sebesar $500.
Jenis kedua penyesuaian transaksi adalah keuntungan dan
kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan
disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan. Dalam contoh sebelumnya, misalkan
dana sebesar FC1000 dipinjam selama tahun 1 dan dibayarkan kembali pada tahun
ke 2 jika kurs nilai tukar pada tanggal laporan keuangan adalah FC1,5= $1, maka
nilai dolar ekuivalen atas pinjaman sebesar $1.000 akan menjadi $667, sehingga
menimbulkan kerugian nilai tukar sebesar $167. Namun demikian,hinga utang mata
uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai tukar belum
direalisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi karena
berasal dari proses penyajian ulang.
Tampilam 6-3 denah pembedaan antara translasi dan transaksi keuntungan
dan kerugian. Perbedaan di dalam nilai tukar pada hakekatnya di berbagai biji
memberi alasan yang tepat berbagai jenis penyesuaian pertukaran.
Pada saat mempertimbangkan keuntungan dan kerugian nilai
tukar penting untuk membedakan antara keuntungan dan kerugian dari transaksi
dan translasi. Suatu transaksi yang direalisasi (atau sudah diselesaikan)
menimbulkan keuntungan dan kerugian yang nyata. Secara umum para akuntan
menyetujui bahwa keuntungan dan kerugian seperti itu harus tercermin secepatnya
dalam laba. Sebaliknya, penyesuaian translasi (termasuk keuntungan dan kerugian
atas transasksi yang belum terselesaikan) bersifat belum direalisasi atau masih
di atas kertas. Perlakuan akuntansi yang cepat atas keuntungan dan kerugian
jenis ini belum terlalu jelas.
Suatu pembaca laporan keuangan gabungan diberitahukan harus
memahami tiga
isu utama dihubungkan
dengan nilai tukar yang berubah-ubah:
1.
kurs nilai tukar manakah yang harusnya digunakan untuk
mentranslasikan saldo dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik?
2.
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang manakah yang
beresiko terhadap perubahan nilai tukar?
3.
Bagaimana sebaiknya keuntungan dan kerugian translasi harus
dicatat?
Isu-isu ini akan dibahas
secara seimbang dalam bab ini.
6.5. Transaksi Mata Uang Asing
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang
asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi,
transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau
menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uanga asing
atau ketika perusahan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing. Sebagai
contoh, sebuah perusahaan yang membeli persediaan yang berdenominasi dalam ryal
arab saudi mengalami suatu kerugian nilai tukar seandainya riyal mengalami
kenaikan nilai sebelum penyelesaian.
Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenominasi dalam
satu mata uang tetapi diukur dan dicatat dalam mata uang yang lain. Untuk
memahami mengapa hal ini terjadi, pertimbangkanlah pertama-tama istilah mata
uang fungsional. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan sebagai mata
uang lingkungan ekonomi yang utama di mana perusahaan beroperasi dan
menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar negeri relatif
berdiri sendiri dan integrasi dalam negara asing (yaitu anak perusahaan yang
menghasilkan produk untuk distribusi setempat) umunya akan menghasilkan dan
mengeluarkan uang dalam mata uang lokal negara-negara tempat domisili. Dengan
demikian mata uang lokal contohnya euro untuk anak perusahaan dari suatu
perusahaan AS yang berada di Belgia adalah mata uang fungsionalnya. Jika suatu
mata uang asing mempertahankan akun-akunya dalam mata uang selain mata uang
fungsionalnya (akun-akun anak perusahaan AS di India dengan mata uang
fungsional yang sebenarnya pound Inggris dan buka rupee India) mata uang
fungsionalnya adalah mata uang pihak ke tiga (pounds). Jika sebuah perusahaan
aaing hanyalah perluasan dari sebuah induk perusahaan AS (sebagai contoh operasi
perakitan di Meksiko yang menerima komponen dari induk perusahaan AS dan
mengirimkan produk terakit kembali ke Amerika Serikat), mata uang fungsionalnya
adalah dolar AS.
Tampilan 6-4 mengidentifikasilah keadaan yang membenarkan
penggunaan salah satu lokal atau mata uang induk dengan mata uang fungsional.
Tampilan 6-4 Functional
Ukuran-Ukuran Mata Uang
Faktor
ekonomi
|
Keadaan yang menguntungkan mata uang lokal sebagai mata
uang yang fungsional
|
Keadaan yang menguntungkan mata uang induk sebagai mata uang
yang fungsional
|
Arus Kas
|
Utamanya dalam mata uang lokal dan tidak mempengaruh arus
kas induk perusahaan
|
Secara langsung mempengaruhi arus kas induk perusahaan dan
dapat dikirimkan kepada induk perusahaan
|
Harga Jual
|
Umumnya tidak dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar dan
dipengaruhi utamanya oleh kompetisi pasar lokal
|
dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar dan dipengaruhi utamanya
oleh kompetisi pasar lokal
|
Harga
Pasar
|
Umumnya di negara tuan rumah dan berdenominasi mata uang
lokal
|
Umunya di negara tempat induk perusahaan dan berdenominasi dalam
mata uang induk perusahaan
|
Beban-beban
|
Terjadi utamanya di lingkungan lokal
|
Utamanya berkaitan dengan faktor produksi yang diimpor dari
induk perusahaan
|
Pembiayaan
|
Utamanya berdenominasi dalam mata uang lokal dan dilakukan oleh operasi lokal
|
Utamanya berasal dari induk perusahaan atau bergantung pada
induk perusahaan untuk memenuhi kewajiban utang
|
Transaksi Antar Perusahaan
|
Tidak sering, tidak ekstensif
|
Sering dan ekstensif
|
Untuk menggambarkan perbedaan antara suatu transaksi yang
sedang dilakukan di dalam mata uang tetapi yang terukur di dalam mata uang yang
lain, berasumsilah bahwa suatu U.S. cabang di
Hong Kong membelilah persediaan barang dagang dari People’S Republik
Negeri China yang dapat dibayar di renminbi. Subsidiary’S mata uang fungsional
adalah U.S itu. dolar. Di dalam kejadian ini, cabang akan mengukur mata uang
asing transaction—denominated itu di dalam renminbi—in U.S. dolar, mata uang di
mana buku nya dijaga. Dari parent’s segi pandangan, subsidiary’s kewajiban
dipanggil di renminbi tetapi yang terukur di dalam U.S. dolar, mata uang
fungsionalnya, karena tujuan konsolidasi.
FAS No. 52, pernyataan standar akuntansi untuk mata uang
asing yang wajib diterapkan di AS, mengharuskan perlakuan berikut ini untuk
transaksi mata uang asing:
1.
Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva,
kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian, yang terjadi dari suatu
transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang
melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada
tanggal tersebut.
2.
Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat yang
berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional perusahaan yang
melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar
terkini.
Berdasarkan hal ini, penyesuaian kurs nilai tukar valuta
asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yangtelah terjadi) perlu
dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar diantara tanggal transaksi
dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum tanggal
penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan atau kerugian
dari transaksi yang belum diselesaikan) akan sama dengan perbedaan anatara
jumlah awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
FASB menolak pandangan yang menyatakan bahwa pembedaan perlu
dibuat antara keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah diselesaikan
dan yang belum diselesaikan, karena pembedaan seperti itu tidak dapat
diterapkan dalam praktik. Terdapat dua perlakuan akuntansi atas keuntungan dan
kerugian transaksi yang dapat diterapkan.
6.5.1. Perspektif Transaksi
Tunggal
Berdasarkan perspektif transaksi tunggal, penyesuaian nilai
tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang belum diselesaikan)
diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal
berdasarkan premis bahwa suatau transaksi dan penyelsaiannya merupakan satu
peristiwa tunggal. Contoh berikut ini menggambarkan perlakuan ini.
Pada tanggal 1 September 2011 sebuah perusahaan manufaktur
AS menjual barang secara kredit kepada sebuah importir Swedia dengan harga 1
juta krona Swedia (SEK). Kurs nilai tukar dolar /krona adalah $0,12= SEK 1,
piutang dalam krona itu memiliki masa pembayaran 90 hari dan perusahaan AS
beroperasi menurut dasar tahun kalender. Krona mulai terdepresiasi sebelum
piutang tersebut tertagih. Pada akhir bulan, kurs nilai tukar dolar/krona
adalah $ 0.11= SEK 1, pada tanggal 1 Desember 2011 adalah adalah $ 0.09= SEK 1.
(Transaksi ini diposkan di dalam tampilan 6-5.)
Berdasarkan tampilan di atas, hingga piutang tersebut
tertagih, jumlah dolar awal yang dicatat baik untuk piutang dan penjualan
dipandang sebagai suatu estimasi jumlah yang akan disesuaikan berikutnya untuk
perubahan kurs nilai tukar dolar/krona. Depresiasi nilai krona lebih lanjut
antara tanggal laporan keuangan (1 September) dan tanggal penyelesaian (1
Desember) akan memerlukan penyesuaian tambahan. Dalam Rio Tinto contoh pada permulaan
bab ini , efek perubahan nilai tukar digambarkan di tampilan 6-5 akan berdampak
pendapatan diperkuat.
6.5.2. Perspektif Dua Transaksi
Berdasarkan perspektif dua transaksi, penagihan piutang
dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan
timbulnya piutang tersebut. Dalam contoh sebelumnya, penjualan ekspor dan
piutang terkait akan dicatat sebesar kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal
tersebut. Depresiasi nilai krona yang terjadi antara tanggal 1 September dan 1
Desember akan mengakibatkan kerugian nilai tukar (yaitu kerugian atas transaksi
yang belum diselesaikan) dan pitang tanggal 1 Desember 2011 dengan kurs nilai
tukar yang lebih rendah akan menghasilkan kerugian nilai tukar lebih lanjut
(yaitu kerugian atas transaksi). Lihatlah tampilan 6-6.
Dengan maksud mencapai keseragaman, FAS No. 52 mengharuskan
menggunakan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang
asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan
dimasukkan dalam penentuan laba. Pengecualian utama terhadap ketentuan ini
terjadi apabila (1) penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antar
perusahaan jangka panjang tertentu dan (2) transaksi tersebut dimaksudkan dan
berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi (yaitu lindung nilai
terhadap posisi aktiva/kewajiban operasi bersih luar negeri) dan komitmen mata
uang asing. (istilah posisi aktiva dan kewajiban yang beresiko akan dijelaskan
sebentar lagi).
6.6. TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan
berbagai metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban yang
dinyatakan dalam mata uang asing menjadi dalam mata uang domestik. Metode
transalsi ini dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu metode yang
menggunakan kurs transaksi tunggal untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang
asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik, dan metode yang
menggunakan berbagai macam kurs. Tampilan 6-7 menunjukkan ringkasan perlakuan
pos-pos neraca tertentu berdasarkan metode translasi.
6.6.1. Metode Kurs Tunggal
Metode kurs tunggal, yang sudah lama popular di Eropa,
menerapkan satu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini atau kurs penutupan, untuk
seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing
umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada
saat pos-pos tersebut diakui.
Namun demikian, untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan
dengan menggunakan rata-rata tertimbang kur nilai tukar yang tepat untuk
periode tersebut. Berdasarkan metode ini, laporan keuangan sebuah operasi asing
(yang dipandang oleh induk perusahaan sebagai perusahaan otonomi) memiliki
domisili pelaporannya sendiri: lingkungan mata uang lokal di mana perusahaan
afiliasi asing melakukan usahanya.
Berdasarkan metode kurs kini, laporan konsolidasi tetap
mempertahankan hubungan laporan keuangan perusahaan secara individu pada awalnya (seperti rasio keuangan) pada
saat seluruh pos-pos laporan keuangan dalam mata uang asing ditranslasikan
dengan menggunakan satu kurs tunggal. Dengan kata lain, hasil konsolidasi
mencerminkan persepktif mata uang setiap perusahaan yang hasilnya akan
dikonsolidasikan, dan bukan perspektif mata uang tunggal induk perusahaan.
Beberapa orang salah menerapkan metode ini dengan alasan bahwa penggunaan
perspektif uang ganda menyalahi tujuan dasar laporan keuangan konsolidasi.
Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva atau
kewajiban dalam mata uang asing dikatakan mengahadapi resiko mata uang asing
jika nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan mengalami perubahan yang
disebabkan oleh perubahan kurs nilai tukar yang digunakan untuk mentranslasikan
aktiva atau kewajiban tersebut. Berdasarkan definisi ini, metode kurs kini
mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi resiko
nilai tukar karena kurs nilai kini (versus histors) mengubah nilai seluruh
aktiva kini luar negeri dalam ekuivalen mata uang induk perusahaan setiap kali
terjadi perubahan nilai tukar. Hal ini jarang sekali sesuai dengan kenyataan
ekonomi, karena nilai persediaan dan aktiva tetap umumnya didukung oleh inflasi
lokal.
Petimbangkanlah contoh berikut ini. Seandainya
sebuah perusahaan afiliasi luar negeri dari suatu perusahaan multinasional AAS
(MNC) membeli sebidang lahan pada awal periode yang nilainya FC1.000.000. kurs
nilai tukar (kurs historis) adalah FC1=$1. Jadi, biaya historis investasi dalam
dolar adalah $1.000.000 (FC1.000.000xFC1). karena terjadi perubahan harga, nilai
tanah meningkat menjadi FC1.500.000 (telah diakui berdasarkan GAAP AS)
sementara kurs nilai tukar turun menjadi FC1,4=$1 pada akhir periode. Jika
aktiva dalam mata uang asing ini hendak ditranslasikan ke dalam dolar AS dengan
menggunakan kurs kini, nilai dolar awal sebesar $1.000.000 sekarang akan
dicatat sebesar $714.286 (FC1.000.000xFC1,4) yang mengindikasikan adanya
kerugian nilai tukar sebesar $285.714. Namun, kenaikan dalam nilai pasar wajar
tanah mengindikasikan bahwa nilai kini dalam dolar AS sesungguhnya adalah
$1.071.285 (FC1.500.000=FC1,4) hal ini menunjukkan bahwa nilai aktiva yang
ditranslasikan menjadi tidak terlalu bermakna tanpa melakukan penyesuaian
tingkat harga lokal terlebih dahulu. Juga, translasi biaya perolehan historis
dengan menggunakan kurs nilai tukar yang ditentukan dalam pasar kini (contoh,
FC1.000.000=FC1,4=$714.286) menghasilkan suatu nilai yang bukan biaya historis
($1.000.000) maupun nilai pasar kini ($1.071.285).
Akhirnya, dengan mentranslasikan seluruh saldo
dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan atau
kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Mencerminkan
penyesuaian nilai tukar tersebut dalam laba periode kini dapat mendistorsikan
pengukuran kinerja yang dilaporkan secara signifikan. Kebanyakan keuntungan dan
kerugian ini kemungkinan tidak akan pernah direalisasi penuh, karena perubahan
dalam kurs nilai tukar seringkali berbalik arah.
6.6.2. Metode Kurs Berganda
Metode kurs berganda menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini
dalam proses translasi.
6.6.2.1 Metode Kini-NonKini
Berdasarkan metode kini-nonkini, aktiva lancar dan kewajiban
lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan
induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar
ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba-rugi (kecuali
beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang
berlaku dalam setiap bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama
keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan
sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.
Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur
ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancar
secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, danpersediaan lama dalam
mata uang asing sama-sama menghadapi resiko nilai tukar. Hal ini tentu tidak
tepat. Sebagai contoh, jika harga lokal persediaan dapat dinaikkan setelah
terjadinya devaluasi, maka nilainya terlindungi resiko nilai tukar valuta
asing. Sebaliknya, translasi utang jangka panjang berdasarkan kurs historis
mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi ke dalam tahun penyelesaian.
Banyak pihak yang beranggapan bahwa hal ini tidak sesuai dengan kenyataan yang
ada. Lagi pula, definisi lancar tidak lancar hanyalah merupakan metode
klasifikasi dan bukan pembenaran konseptual atas penggunaan kurs nilai tukar dalam
proses translasi.
6.6.2.2. Metode Moneter-Nonmoneter
Metode moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi
neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter
ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nonmoneter-aktiva tetap,
investasi jangka panjang dan persediaan investor ditranslasikan dengan
menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan
menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep
kini-nonkini.
Tidak seperti halnya metode kini-nonkini, metode ini melihat
bahwa aktiva dan kewajiban menghadapi resiko mata uang asing. Akan pos-pos
moneter akan diselesaikan dengan menggunakan uang tunai, penggunaan kurs kini
untuk mentranslasikan pos-pos ini menghasilkan ekuivalen dalam mata uang
domestik yang mencerminkan nilai realisasinya atau nilai penyelesaiannya. Akan
tercermin pula perubahan atas nilai ekuivalen dalam mata uang domestik utang
jangka panjang pada perode di mana utang tersebut terjadi, sehingga menghasilkan
indikator mepngaruh nilai tukar valuta asing yang lebih tepat waktu.
Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa, metode
moneter-nonmoneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan
kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat.
Sebagai contoh, metode ini mentranslasikan seluruh aktiva nonmoneter
berdasarkan kurs historis, yang tidak cukup memadai untuk aktiva yang
dinyatakan sebesar nilai pasar kini nya (seperti investasi dalam surat berharga
dan persediaan dan aktiva tetap yang nilainya diturunkan menjadi sebesar nilai
pasar). Mengalikan nilai pasar kini suatu aktiva non moneter dengan nkurs nilai
tukar historis akan menghasilkan jumlah dalam nilai mata uang domestik yang
bukan merupakan ekuivalen jumlah terkini dalam mata uang domestik ataupun biaya
historisnya. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena
menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya
penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan kurs translasi historis.
6.6.2.3. Metode Temporal
Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang
merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu.
Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya
mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing
menyebabkan pengukurab ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan
penilaian sesungguhnya. Berdasarkan GAAP AS, kas diukur berdasarkan jumlah yang
dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang
diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan pada saat jatuh temponya.
Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga uang yang terkait pada saat
pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun demikian, beberapa
pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan keuangan (harga
kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih rendah antara
biaya perolehan atau harga pasar. Singkat kata, dimensi waktu berkaitan dengan
nilai uang ini.
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter
seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos
non-moneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran
pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang dinilai dalam laporan mata uang asing
sebesar biaya historis ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Mengapa
demikian? Hal ini dikarenakan biaya historis dalam mata uang asing yang
ditranslasikan dengan kurs nilai tukar historis menghasilkan biaya historis
dalam mata uang domestik. Hal yang sama juga berlaku untuk pos-pos non-moneter
yang dicatat di luar negeri berdasarkan nilai kini ditranslasikan dengan
menggunakan kurs kini karena nilai kini dalam mata uang asing yang
ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar kini akan menghasilkan nilai
kini dalam mata uang domestik. Pos-pos pendapatan dan beban ditranslasikan
sebesar kurs yang terjadi pada saat transaksi terkait berlangsung, meskipun
kurs rata-rata dapat digunakan apabila transaksi yang menyangkut pendapatan
atau beban terjadi dalam jumlah yang sangat banyak.
Apabila pos-pos moneter di luar negeri dinilai dengan
menggunakan biaya historis, prosedur translasi yang digunakan dalam metode
temporal secara kasat mata sama dengan prosedur dalam metode
moneter-nonmoneter. Dua metode translasi ini hanya berbeda jika dasar penilaian
aktiva lainnya yang digunakan, seperti biaya penggantian, nilai pasar, atau
arus kas terdiskonto.
Karena kemiripannya dengan metode moneter-nonmoneter, metode
temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama. Karena secara sengaja
mengabaikan inflasi lokal, metode ini meiliki keterbatasan dengan metode
translasi lain yang dibahas. (tentunya akuntansi biaya historis juga
mengabaikan inflasi)
Keempat metode yang baru saja dibahas pada satu wajtu pernah
digunakan di Amerika Serikat dan dapat ditemukan hingga hari ini di berbagai
negara. Secara umum, metode ini menimbulkan hasil translasi mata uang asing
yang cukup berbeda. Ketiga metode yang pertama (metode kurs kini, metode kurs
kini-nonkini, metode moneter-nonmoneter) digunakan dalam mengidentifikasi
aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat dilindungi dari resiko
mata uang asing. Kemudian metodologi translasi diterapkan secara konsisten
dengan memperhatikan perbedaan tersebut.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh operasi luar
negeri mengahadpi resiko mata uang asing karena seluruh aktiva dan kewajiban
ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar akhir tahun. Metode kini-non
kini mengasumsikan bahwa hanya aktiva dan kewajiban lancar yang sangat
beresiko, sedangkan metode moneter-nonmoneter mengasumsikan bahwa aktiva dan
kewajiban moneter beresiko. Sebaliknya metode temporal dirancang untuk
mempertahankan dasar teori pengukuran akuntansi yang digunakan dalam menyusun
laporan keuangan yang hendak ditranslasikan.
6.7. Pengaruh Laporan Keuangan
Tampilan 6-8 dan 6-9 menunjukkan pengaruh metode translasi
utama yang baru saja dijelaskan terhadap laporan keuangan. Neraca sebuah anak
perusahaan khayalan Meksiko dari suatu perusahaan multinasional yang berbasis
di AS menunjukkan mata uang peso dalam kolom pertama tampilan 6-9 kolom kedua
menunjukkan ekuivalen dolar AS terhadap saldo peso Meksiko pada saat kurs nilai
tukar sebesar P1= $0,13. Seandainya nilai peso mengalami depresiasi menjadi P1=
$0,11bebrapa hasil akuntansi yang berbeda dapat timbul.
Berdasarkan metode
kurs kini, perubahan kurs nilai tukar mempengaruhi nilai ekuivalen dolar total
aktiva (TA) dan total kewajiban (TK) anak perusahaan Meksiko dalam periode
kini. Karena nilai dolar dipengaruhi oleh perubahan dalam kurs kini, pos-pos
tersebut dikatakan beresiko terhadap mata uang asing (dalam hal akuntansi).
Dengan demikian, berdasarkan metode kurs kini, posisi aktiva bersih yang
beresiko (TA>TK) menyebabkan suatu kerugian translasi jika peso Meksiko
kehilangan nilainya dan suatu keuntungan translasi jika peso memperoleh
kenaikan nilai. Posisi kewajiban bersih dalam peso yang beresiko (TA<TK)
menghasilkan keuntungan translasi jika peso kehilangan nilaininya mengakibatkab
kerugian translasi ika peso mengalami peningkatan nilai. Dalam contoh ini,
translasi berdasarkan kurs kini menghasilkan kerugian translasi sebesar $300,
karena nilai ekuivalen dolar atau posisi aktiva bersih anak perusahaan Meksiko
setelah depresiasi Peso adalah sebesar $ 1,650 ( MXN15,000× $ 0.11), sedangkan
nilai ekuivalen dolar sebelum depresiasi adalah sebesar $ 1,950 ( MXN15,000× $
0.13).
Berdasarkan metode kini-nonkini, resiko akuntasni perusahaan
AS tadi diukur berdasarkan posisi aktiva atau kewajiban lancar bersih dalam
peso (Positif P9.000 dalam contoh di atas). Berdasarkan metode
moneter-nonmoneter, resiko diukur berdasarkan posisi aktiva atau kewajiban
moneter bersih dalam peso (negatif P12.000). resiko akuntansi berdasarkan
prinsip temporal tergantung pada apakah persediaan atau aktiva nonmoneter lain
dari anak perusahaan di Meksiko dinilai sebesar harga historis (sehingga tidak
menghadapi resiko) atau menurut dasar penilaian lainnya (dalam contoh di atas
sebesar P3.000)
Untuk meringkas pembahasan di atas, metode translasi yang
berbeda dengan contoh di atas memberikan hasil akuntansi yang beragam, mulai
dari kerugian $300 bila menggunakan metode kurs kini hingga keuntunan sebesar
$240 bila menggunakan meteode moneter-nonmoneter. Perbedaan ini cukup besar
mengingat seluruh hasilnya didasarkan pada fakta yang sama. Yang lebih penting
lagi, laba terkait operasi yang dilaporkan sebelum translasi mata uang sangat
mungkin akan berubah dilaporkan menjadi kerugian atau laba yang jauh lebih
rendah setelah translasi (atau kebalikannya). Untuk melindungi diri terhadap
pengaruh laporan keuangan yang disebabkan oleh perubahan mata uang, para
manajer keuangan dapat melakukan manuver perlindungan nilai dan manajemen
resiko mata uang asing secara lebih mendalam. Manajemen resiko mata uang akan
dibahas lebih jauh di Bab 11.
6.8. MANA YANG TERBAIK?
Dengan menanyakan yang mana yang terbaik, apakah metode
translasi tunggal adalah sesuai dengan semua keadaan di mana translasi terjadi
dan untuk semua tujuan yang dilakukan translasi. Kami mejawab, tidak ada.
Keadaan yang mendasari translasi devisa berbeda secara luas. Melakukan
translasi akun-akun dari mata uang yang stabil ke dalam mata uang yang tidak
stabil tidaklah sama dengan melakukan
translasi mata uang yang tidak stabil ke dalam mata uang yang stabil. Dengan
demikian, hanya ada sedikit kesamaan antara translasi untuk transaksi jenis
ekspor-impor dan transaksi yang melibatkan perusahaan afiliasi yang secara
tetap didirikan atau anak perusahaan di negara lain yang menanamkan kembali
laba lokalnya dan tidak bermaksud untuk mengirimkan kembali dana apapun kepada
induk perusahaan dalam waktu dekat.
Kedua translasi dilakukan untuk tujuan yang berbeda.
Melakukan translasi akun-akun suatu anak perusahaan luar negeri dalam rangka
konsolidasi akun-akun dengan induk perusahaan tidak sama dengan melakukan
translasi akun-akun suatu perusahaan yang independen dengan maksud untuk
memenuhi kepentingan para pihak luar negeri.
Ada tiga pertanyaan yang harus diperhatikan:
1. Apakah menggunakan lebih dari satu metode translasi diperbolehkan?
2.
Jika ya, metode manakah yang dapat digunakan dan dalam
kondisi apakah metode tersebut harus diterapkan?
3. Apakah terdapat situasi di mana translasi sama sekali tidak boleh
dilakukan?
Terkait dengan pertanyaan pertama, jelas terlihat bahwa satu
metode translasi saja tidak dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan
berdasarkan kondisi yang berbeda dan untuk tujuan yang berbeda. Lebih dari satu
metode translasi yang diperlukan.
Terkait dengan pertanyaan yang kedua, kami berpendapat bahwa
terdapat tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima yaitu
metode historis, metode kini, dan tidak dilakukan translasi sama sekali.
Akun-akun keuangan entitas asing dapat ditranslasikan menurut sudut pandang
iduk perusahaan atau sudut pandang lokal. Menurut sudut pandang induk
perusahaan, operasi luar negeri merupakan perluasan dari operasi induk
perusahaan dan dalam skala besar merupakan sumber arus kas mata uang domestik.
Dengan demikian, objek translasi adalah untuk mengubah unit pengukuran laporan
keuangan anak perusahaan luar negeri ke dalam mata uang domestikdan untuk
membuat laporan keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum di negara asal induk
perusahaan. Kami berpendapat tujuan ini dapat dicapai terbaik melalui metode
translasi yang menggunakan kurs nilai tukar historis. Kami lebih menyukai kurs
temporal, karena secara umum mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan
untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dlam unit mata uang
asing. Karena laporan keuangan luar negerimenurut sudut pandang induk perusahaan
pertama-tama disesuaikan untuk mencerminkan prinsip-prinsip akuntansi induk
perusahaan (sebelum translasi), prinsip te,poral yang lebih tepat digunakan,
karena mengubah pengukuran dalam mata uang asing ke dalam pengukuran dalam mata
uang domestik tanpa mengubah dasar pengukuran. Metode translasi temporal dapat
dengan mudah disesuaikan terhadap proses-proses yang membuat penyesuaian
akuntansi selama translasi. Bila hal ini terjadi, penyesuaian perbedaan antara
dua atau lebih kumpulan praktik dan konsep akuntansi dilakukan bersama dengan
translasi jumlah mata uang. Sebagai contoh, persediaan atau kewajiban tertentu
dapat dinyatakan ulang sesuai dengan praktik akuntansi yang berbeda dari awal
yang digunakan. Prinsip temporal dapat mengakomodasi kerangka penilaian aktiva
yang manapun, apakah biaya historis, biaya penggantian kini, atau nilai
realisasi bersih.
Metode translasi kurs kini merupakan translasi (penyajian
ulang) secara langsung dari satu jenis mata uang ke mata uang lainnya. Tidak
terdapat perubahan dalam sifat akun-akun hanya berlaku bentuk ekspresinya saja
yang diubah. Metode kurs kini lebih tepat digunakan apabila akun-akun anak
perusahaan luar negeri ditranslasikan tetap mempertahankan mata uang lokal
sebagai unit pengukuran yaitu jika entitas asing dipandang dari sudut pandang
perusahaan lokal (sebagai kebalikan dari sudut pandang perusahaan induk).
Translasi berdarakan kurs kini tidak mengubah segala bentuk hubungan awal
(seperti rasio keuangan) dalam laporan keuangan mata uang asing, karena seluruh
saldo akun hanya perlu dikalikan dengan suatu konstatnta. Pendekatan ini juga
berguna jika akun-akun perusahaan independen ditranslasikan untuk keperluan
pemegang saham luar negeri atau kelompok pengguna eksternal lainnya.
Penggunaan metode kurs kini yang kedua terjadi apabila
akun-akun yang telah disesuaikan berdasarkan tingkat harga hendak
ditranslasikan ke dalam mata uang yang lain. Jika penyesuaian tingkat harga
yang andal dibuat terhadap sekelompok akun tertentu dan perubahan tingkat harga
domestik untuk mata uang tercermin dengan baik dalam perubahan kurs valuta
asing terkait, maka translasi kurs kini terhadap data yang telah disesuaikan
dengan tingkat harga akan menghasilkan sesuatu yang dapat dibandingkan dengan
translasi akun-akun biaya historis menurut metode translasi kurs historis.
Topik ini akan dibahas di bab 7.
Apakah terdapat situasi di mana translasi sama sekali tidak
boleh dilakukan? Kami berpendapat demikian. Tidak ada translasi yang memadai
jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat stabil.
Translasi dari satu mata uang itu ke yang lainnya tidak akan menghasilkan
informasi yang bermakna meski menggunakan metode yang manapun. Kami berpendapat
bahwa hal ini masuk akal. Jika suatu mata uang cukup tidak stabil sehingga
membuat translasi akun tidak dapat dilakukan, konsolidasi laporan keuangan
perusahaan independen dikeluarkan diterbitkan benar-benar untuk tujuan
pemberian informasi bagi para penduduk di negara lain yang berada dalam tingkat
perkembangan ekonomi yang dapat dibandingkan dan memiliki situasi mata uang
nasional yang dapat dibandingkan. Akhirnya, laporan manajemen khusus yang tertentu
tidak dapat ditranslasikan. Manajer internasional yang efektif harus mampu
mengevaluasi situasi dan mengambil keputusan yang menyangkut lebih dari satu
mata uang. Beberapa laporan internal perusahaan dapat terdiri dari beberapa
kolom jumlah moneter yang berbeda, masing-masing dalam unit mata uang yang
berbeda. Translasi tidak mungkin dilakukan untuk beberapa laporan lainnya (seperti
kemungkinan akuisisi internasional) karena informasi kurs nilai tukar valuta
asing historus tidak tersedia. Juga, beberapa jenis laporan hanya melakukan
translasi terhadap pos-pos lancar atau nonmoneter dan membiarkan pos-pos yang
lain tidak ditranslasikan.
6.9. KURS KINI YANG TEPAT
Sejauh ini, istilah
kurs nilai tukar yang digunakan dalam metode translasi mengacu pada historis
atau kurs kini. Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba-rugi untuk
pos-pos beban. Pilihan kurs nilai tukar yang paling tepat tidak terlalu jelas karena
setiap mata uang dalam suatu waktu dipengaruhi oleh beberapa jenis kurs nilai
tukar. Ada kurs beli dan kurs jual, kurs spot dan kurs forward, kurs resmi dan
kurs pasar bebas, dan terdapat perbedaan nilai kurs yang terletak diantaranya. Kami
yakin bahwa kurs translasi yang tepat sebisa mungkin harus mencerminkan
kenyataan ekonomi dan usaha yang ada. Kurs pasar bebas yang digunakan untuk
transaksi spot di negara di mana akun-akun ditranslasikan ke nilai asalnya
adalah satu-satu kursbyang secara tepat mengukur nilai transaksi sekarang.
Beberapa negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda
untuk transaksi yang berbeda. Dalam situasi ini, harus dipilih beberapa kurs
nilai tukar yang ada. Beberapa alternatif yang disarankan adalah kurs
pembayaran deviden dan kurs pasar bebas dan impor atay ekspor. Penulis
berkeyakinan bahwa kurs pasar bebas lebih disukai dengan satu pengecualian,
apabila terdapat kontrol nilai tukar yang khusus (yaitu apabila beberapa jenis
dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs
nilai tukar valuta asing khusus yang berlaku), kurs yang berlaku tersebut harus
digunakan. Sebagai contoh, jika sebuah anak perusahaan AS di Amerika Latin
telah memperoleh izin untuk melakukan impor beberapa barang tertentu di Amerika
Serikat berdasarkan kurs yang menguntungkan dan telah memilahkan dana tertentu
yang akan digunakan untuk impor, alokasi dana tersebut harus ditranslasikan ke
dalam dolar berdasarkan kurs nilai tukar preferensi khusus tersebut. Kurs nilai
tukar kini dalam pasar bebas pada akhir tahun selanjutnya harus diterapkan
untuk saldo akun kas luar negeri. Prosedur ini mentranslasikan bagian akun kas
dalam mata uang asing berdasarkan dua atau lebih kurs nilai tukar translasi
yang berbeda. Hal ini normal dilakukan sepanjang sungguh-sungguh mencerminkan
kenyataan ekonomi yang tepat.
6.10. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
TRANSLASI
Tampilan 6-8 menunjukkan empat penyesuaian translasi yang
ditimbulkan dari penerapan berbagai metode translasi laporan keuangan dalam
mata uang asing. Secara internasional, perlakuan akuntansi atas
penyesuaian-penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur
translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar
penangguhan hingga tidak ada penangguhan, dengan pendekatan hibrid yang
terletak di antara keduanya.
6.10.1 PENANGGUHAN
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode
sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses
penyajian ulang. Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva
bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh
terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh
karena itu, akan cenderung menyesatkan jika memasukkan penyesuaian seperti itu
ke dalam laba sekarang. Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus
diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Parkinson menawarkan tambahan yang mendudkung dilakukannya penangguhan.
Dapat dikatakan bahwa keuntungan dan kerugian tersebut berkaitan
erat dengan investasi jangka panjang bahkan mungkin suatu investasi permanen
yang dilakukan oleh suatu induk perusahaan ke dalam anak perusahaan asing bahwa
keuntungan dan kerugian tersebut tidak dapat direalisasikan hingga operasi luar
negeri dihentikan dan semua aktiva bersih dibagikan kepada induk perusahaan
bahwa pada atau sebelum waktu tersebut perubahan dalam kurs nilai tukar dapat
berkebalikan yaitu bahwa tidak terdapat keuntungan atau kerugian yang akan
pernah dapat direalisasikan. Juga dinyatakan bahwa hasil operasi yang dicatat
dalam periode setalah revaluasi mata uang dan ditranslasikan menurut kurs nilai
tukar kini pada waktu itu akan menunjukkan kenaikan atau penurunan kekayaan
operasi luar negeri da dalam keadaan ini tidak diperlukan pencatatan keuntungan
dan kerugian translasi satu waktu dalam laporan laba rugi bahwa pada
kenyataannya pencatatan keuntungan dan kerugian tersebut dapat menyesatkan.
Penangguhan tersebut ditentang berdasarkan alasan bahwa kurs
nilai tukar tidak dapat berbalik dengan sendirinya. Bahkan misalnya kurs dapat
berbalik, penangguhan penyesuaian nilai tukar didasarkan pada prediksi kurs
nilai tukar, suatu pekerjaan yang sangat sulit dilakukan. Beberapa pihak
berpendapat bahwa penangguhan keuntungan dan kerugian translasi menutupi
perilaku perubahan kurs nilai tukar, yaitu perubahan kurs merupakan fakta
historis dan para pengguna laporan keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh
fluktuasi kurs nilai tukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya. Sesuai
dengan FAS No. 8 (par. 1999), “kurs nilai tukar berfluktuasi; akuntansi
harusnya tidak memberikan kesan bahwa kurs nilai tukar tetap stabil.”
6.10.2. PENANGGUHAN DAN AMORTISASI
Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau
kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat
pos-pos neraca terkait. Sebagai contoh, misalkan akuisisi suatu aktiva tetap
didanai dengan penerbitan surat utang. Dapat dikatakan bahwa pembayaran pokok
dan bunga utang tersebut ditutupi oleh arus kas yang dihasilkan dari penggunaan
aktiva tetap terkait. Di sini, keuntungan atau kerugian translasi yang terkait
dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva tetap
terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban
depresiasi. Alternatif lain adalah keuntungan atau kerugian translasi yang
timbul dari utang dapat ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman
sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
Pendekatan ini dapat dikritik menurut dasar teori dan
praktik. Sebagai contoh, teori keuangan menyatakan bahwa keputusan anggaran
modal atas investasi aktiva tetap merupakan hal terpisah dari keputusan
mengenai bagaimana mendanainya. Menghubungkan kedua jenis keputusan tersebut
lebih terlihat sebagai alat untuk melakukan perataan laba. Menyesuaikan beban
bunga dapat dicurigai pula. Biaya peminjaman domestik tidak disesuaikan untuk
mencerminkan perubahan dalam suku bunga pasar atau nilai wajar utang. Mengapa
fluktuasi dalam nilai mata uang harus berpengaruh sedemikian besar?
6.10.3. Penangguhan Parsial
Pilihan ketiga dalam
akuntansi untuk keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui
kerugian segera mungkin setelah terjadi, tetap mengakui keuntungan hanya
setelah direalisasikan. Meskipun tersengar konservatif, penangguhan keuntungan
translasi semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan
terjadinya perubahan kurs. Lagipula, melakukan penangguhan keuntungan translasi
sementara mengakui kerugian translasi secara logika terlihat tidak konsisten.
Pendekatan ininjga tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan
suatu keuntungan suatu translasi direalisasi. Juga, sejumlah pihak yang
mendukung penangguhan keuntungan translasi juga tidak dapat menentukan berapa
banyak yang harus ditangguhkan. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan
keuntungan periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menangguhkan
selisihnya. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan dan kerugian translasi
bukanlah pos-pos dalam satu periode saja, dan sebaliknya akan terhapuskan dalam
jangka panjang. Jika demikian, maka penangguhan akan menjadi suatu praktik yang
dipertanyakan.
6.10.4. TIDAK DITANGGUHKAN
Pilihan terakhir adalah untuk mengakui keuntungan dan
kerugian translasi dalam laporan laba tugi sesegera mungkin. Pilihan ini
memandang penagguhan dalam bentuk apapun bersifat palsu dan cenderung
menyesatkan. Kriteria penangguhan sering dikritik sebagai sesuatu yang tidak
konsisten terhadap dirinya sendiri dan tidak mungkin dapat dilakukan. Namun
demikian, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba sehingga
dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi
perubahan kurs nilai tukar. Lagi pula, memasukkan keuntungan dan kerugian di
atas kertas tersebut ke dalam laba yang dialporkan akan menyesatkan para
pembaca laporan keuangan, karena penyesuaian ini tidak selalu memberikan
informasi yang sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs
nilai tukar terhadap arus kas sebuah perusahaan.
6.11. DI MANA KITA BERADA?
Tujuan translasi
memiliki pengaruh yang penting terhadap sifat penyesuaian translasi potensial
apapun. Jika sudut pandang mata uang lokal yang digunakan (sudut pandang
perusahaan lokal), masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak
perlu dilakukan. Ingatlah bahwa sudut pandang perusahaan lokal mengharuskan
metode translasi kurs kini dengan maksud untuk mempertahankan hubungan yang ada
dalam laporan keuanagn dalam mata uang asing. Menurut pendapat kami, memasukkan
keuntungan atau kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan
keuangan yang asli dan dapat menyesatkan para pengguna informasi tersebut.
Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata
uang lokal sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.
Jika pelaporan mata uang induk perusahaan merupakan unit
pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan (sudut pandang induk
perusahaan), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian
translasi dalam laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat
anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya.
Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penururnan ekuitas
investasi asing dalam mata uang domestik dan harus diakui.
6.12. PERKEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI
Praktik akuntansi translasi telah berkembang dari waktu ke
waktu sebagai jawaban atas kompleksitas operasi multinasional yang meningkat
dan perubahan sistem moneter internasional. Untuk memberikan beberapa sudut
pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi yang ada sekarang, berikut
ini narasi singkat mengenai inisiatif pelaporan keuangan di Amerika Serikat
yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.
Sebelum 1965
Sebelum tahun 1965, praktek translasi kebanyakan perusahaan
AS dipandu oleh Accounting Research
Bulletin No. 4 (ARB No. 4), yang kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab
12 dalam ARB No. 43. Pernyataan mendorong penggunaan metode kini-nonkini.
Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukkan ke dalam laba.
Keuntungan atau kerugian bersih disalinghapuskan selama periode berjalan.
Kerugian translasi bersih diakui dalam laba tahun berjalan, sedangkan
keuntungan translasi bersih diakui dalam akun penundaan neraca dan digunakan
untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.
1965–1975
Bab 12 ARB No. 43
memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini. Dalam keadaan
tertentu, persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Utang
jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan
berdasarkan kurs kini apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar yang besar dan
dianggap tetap. Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh penyajian ulang
ulang utang diperlakukan sebagai bagaian dari biaya perolehan aktiva.
Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan
kurs kini diperbolehkan setelah Accounting
Principle Board Opinion No. 6 dikeularkan pada tahun 1965. Perubahan
terhadap ARB No. 43 ini memeberikan pilihan translasi yang lain bai perusahaan.
1975–1981
Untuk mengakhiri keanekaragaman perlakuan yang diperbolehkan
menurut standar trnslasi sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No. 8 yang
kontroversial pada tahun 1975. Pernyataan ini secara signifikan mengubah
praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS
karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Isi yang sama
pentingnya juga adalah penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak
diperbolehkan lagi. Keuntungan dan kerugian translasi dan transaksi mata uang
harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar. Reaksi
perusahaan terhadap FAS 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori
yang digunakan, sedangkan banyak yang lain mengecam karena distorsi yang dapat
ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No. 8 dikritik karena
menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi.
Pengaruh FAS No. 8 terhadap laba perusahaan juga menimbulkan perhatian di
kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional. Mereka menghkhawatirkan
laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila
dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan
harga saham perusahaan.
1981–Hingga Kini
Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik terhadap
12 pernyataan pertama yang dikeluarkannya. Kebanyakan dari 200 surat yang
diterima menyinggung FAS No. 8. Yang mendorong agar FAS No. 8 tersebut diubah.
Menanggapi ketidakpuasan publik tersebut, FASB mempertimbangkan kembali FAS No.
8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara
menerbitkan Stantement of Financial
Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
6.13. ISI Standar No. 52
Tujuan translasi menurut FAS No. 52 berbeda secara
substansial dari tujuan menurut FAS No. 8 menggunakan sudut pandang induk
perusahaan dengan mengharuskan laporan keuangan dalam mata uang asing disajikan
seakan-akan seluruh transaksi nya terajdi dalam mata uang dolar AS. Standar No.
52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak perusahaan
merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah. Oleh karenanya aturan translasinya
dirancang untuk:
1.
Mencerminkan, di dalam laporan keuangan konsolidasi, hasil
dan hubungan keuangan yang diukur dalam mata uang primer (utama) yang digunakan
oleh setiap entitas konsolidasi melakukan kegiatan usahanya (mata uang
fungsionalnya)
2.
Memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan
ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas
dan ekuitas suatu perusahaan.
Tujuan ini didasarkan pada konsep mata uang fungsional.
Ingatlah bahwa mata uang fungsional sebuah entitas merupakan mata uang
lingkungan ekonomi utama di mana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus
kas. Juga, penentuan mata uang fungsional menentukan pilihan metode translasi
yang digunakan untuk keperluan konsoldasi dan perlakuan terhadap keuntungan dan
kerugian kurs.
6.13.1. Translasi Apabila
Mata Uang Lokal Merupakan Mata Uang Fungsional
Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang
digunakan dalam catatan entitas asing, laporan keuangannya ditranslasikan ke
dalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini. Keutnungan atau kerugian
translasi yang timbul diungkapkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas konsolidasi.
Hal ini mempertahankan rasio laporan keuangan jika dihitung dari laporan
keuangan dalam mata uang lokal. Prosedur kurs kini yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan
ke dalam dolar dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca akun
modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis
2.
Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs
nilai tukar pada tanggal transaksi, meskipun kurs rata-rata tertimbang dapat
digunakan untuk kepraktisan.
3. Keuntungan dan kerugian translasi tersebut dilaporkan sebagai
komponen terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi. Penyesuaian nilai
tukar ini tidak akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar
negeri tersebut dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara
permanen.
6.13.2. Translasi Apabila Dolar AS Merupakan Mata Uang Fungsional
Apabila dolar AS merupakan mata uang fungsional suatu
entitas asing, maka laporan keuangan dalam mata uang asing diukur ulang ke dalam
dolar dengan menggunakan metode temporal. Seluruh keuntungan dan kerugian
translasi yang berasal dari proses translasi dimasukkan dalam penentuan laba
periode berjalan. Secara khusus:
1.
Aktiva dan kewajiban moneter dan aktiva nonmoneter yang
dinilai berdasarkan harga pasar terkini ditranslasikan dengan menggunakan kurs
nilai tukar per tanggal laporan keuangan, pos nonmoneter lainnya dan akun modal
ditranslasikan berdasarkan kurs historis
2.
Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan
rata-rata kurs nilai tukar selama periode berjalan, kecuali untuk pos-pos yang
terkait dengan pos-pos nonmoneter (seperi harga pokok penjualan dan beban
depresiasi) yang ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis.
3.
Keuntungan dan kerugian translasi tercermin dalam laba
periode berjalan
6.13.3. Translasi Apabila Mata Uang Asing Merupakan Mata Uang
fungsional
Suatu entitas asing dapat menggunakan sebuah mata uang asing
dalam catatan akuntansinya, apabila mata uang fungsionalnya adalah mata uang
asing lainnya. Dalam situasi ini, laporan keuangan pertama-tama disajikan ulang
dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan
kemudian ditranslasikan ke dalam dolar AS dengan menggunakan metode kurs kini.
Tampilan 6-10 menunjukkan ilustrasi grafis prosedur
translasi yang dijelaskan pada bagian ini menunjukkan mekanisme translasi mata
uang asing.
Pengecualian atas metode kurs kini adalah untuk anak
perusahaan yang berlokasi di tempat-tempat yang memiliki tingkat inflais
kumulatif selama tiga tahun berturut-turut sebelumnya yang melebihi 100 persen.
Dalam kondisi hiperinflasi seperti itu nilai dolar (mata uang yang lebih kuat)
dianggap sebagai mata uang fungsional, sehingga menggunakan metode translasi
temporal.
Jika suatu entitas memiliki lebih ari satu operasi yang
terpisah dan dapat dipisahkan (seperti cabang atau divisi) setiap operasi dapat
dianggap sebagaientitas terpisah dengan mata uang fungsionalnya sendiri. Jadi,
sebuah induk perusahaan AS dapat memiliki operasi manufaktur yang berdiri
sendiri di Meksiko yang dimaksudkan untuk melayani pasar Amerika Latin dan unit
penjualan terpisah untuk produk yang diekspor oleh induk perusahaan.
Berdasarkan keadaan ini, laporan keuangan operasi manufaktur akan
ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini. Laporan
keuangan unit penjualan dalam mata uang peso akan disajikan ulang dalam dolar
dengan menggunakan metode temporal.
Sekali mata
uang fungsional untuk sebuah entitas asing telah ditetapkan FAS No. 52
mengharuskan mata uag tersebut digunakan secara konsisten, kecuali jika terjadi
perubahan dalam keadaan ekonomi yang secara jelas mengindikasikan bahwa mata
uang fungsional telah berubah. Jika perusahaan pelapor dapat menjelaskan
perubahan tersebut sesuai dengan Accounting Principles Board Opinion No.20
“Accounting Changes” maka perubahan akuntansi tidak perlu dihitung secara retroaktif.
6.14. PERDEBATAN
FAS NO. 52 dirancang untuk menenangkan kritik
yang banyak terhadap FAS NO. 8.bukti empiris terbaru juga menunjukan dukungan
tehadap FAS 52. Isu baru menimbulkan kontroversi yang baru, dan bagian berikut
ini membahas beberapa di antaranya.
6.14.1. SUDUT PANDANG PELAPORAN
Ketika
menggunakan istilah mata uang fungsional, FAS NO,52 mengakomodasikan baik sudut
pandang pelaporan lokal maupun induk perusahaan dalam laporan keuangan
konsolidasi. Timbullah beberapa pertanyaan. Pertama, apakah pembaca laporan
keuangan di layani dengan lebih baik melalui pembangunan dua sudut pandang
pelaporan yang berbeda dan dengan demikian dua kerangka mata uang yang berbeda
dalam satu set laporan keuangan konsolidasi? Apakah terdapat perbedaan dalam substansi
antara penyesuaian translasi yang berasal dari metode temporal dengan penyesuaian translasi yang berasal dari
metode kurs kini?jika tidak,apa terdapat manpaat dari melakukan pengungkapan
atas beberapa penyesuaian translasi dalam laba dan beberapa dalam ekuitas
pemegam saham?apakah konsep unit pengukuran tunggal dalam FAS NO. 8 (mata uang
pelaporan induk perusahaan) tidak terlalu jelek dibandingkan dengan yang lain?
Haruskah kita menghentikan proses translasi laporan keuangan dalam mata uang
asing seketika? Dengan melakukan hal ini, maka dapat dihindari banyak kerugian
yang terkait dengan metode translasi kini ,termasuk masalah penggabungan lebih
dari satu sudut pandang dalam hasil tranlasi.
Juga
disebutkan bahwa FAS NO. 52 tidak konsisten dengan teori konsolidasi, yang
bermaksud untuk menunjukan laporan induk perusahaan dan anak-anak perusahannya
seakan-akan kelompok usaha tersebut beroperasi sebagai satu perusahaan tunggal.
Namun, anak perusahaan dengan mata uang fungsionl adalah mata uang lokal relatif independen dari induk perusahaan. Jika
perusahaan multinatinasional tidak beroperasi sebagai satu perusahaan tunggal,
lalu mengapa kita mengonsolidasikan bagian-bagian usaha yang independen?
6.14.2. Apa yang terjadi dengan
biaya historis?
Sebagaimana
disebut sebelumnya pada bab ini, melakukan translasi suatu saldo yang diukur
berdasarkan biaya historis dengan kurs nilai tukar kini akan menghasilkan
jumlah dolar AS yang bukan biaya historis pos tersebut ataupun akuivalnen nilai
terkiniya. Jumlah ditranslasikan tersebut bertentangan dengan deskripsi teori.
Biaya historis merupakan dasar GAAP AS dan kebanyakan aktiva luar negri dari
kebanyakan perusahaan multinasional memiliki pengukuran biaya historis. Namun
metode kurs kini merupakan metode yang di gunakan dalam translasi apabila mata
uang lokal dianggap sebagai mata uang fungsional. Bahkan jika para pengguna laporan
keuangan masih dapat memahami esensi jumlah-jumlah konsolidasi, masih saja
timbul ketidaksinambungan teori.
6.14.3. Konsep Laba
Berdasarkan
FAS 52, penyesuaian yang timbul dari translasi laporan keuanga dalam mata uang
asing dan dari translasi beberapa transaksi langsung dilaporkan dalam ekuitas
pemegang saham, sehingga tidak melalui laporan laba rugi. Tujuan perlakuan
kelihatannya adalah agar para pembaca laporan keuangan mendapatkan angka laba
yang lebih akurat dan tidak terlalu membingungkan. Namun demikian beberapa
pihak tidak menyukai gagasan untuk mengubur penesuaian translasi yang
sebelumnya harus diungkapkan. Mereka memilik ketakutan kalau-kalau para pembaca
mengalami kebingungan yang disebabkan pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar
terhadap kekayaan perusahaan.
6.14.4. Laba Terkola
FAS No.52
memberikan kesempatan untuk mengelola laba. Perhatikan pilihan mata uang
fungsional. Pengamatan terhadap kriteria mata uang fungsional yang ditunjukan
dalam tampilan 6-5 memperlihatkan bahwa pilihan mata uang fungsional tidak
dilakukan langsung begitu saja. Operasi anak perusahaan asing dapat saja
memenuhi kriteria sebaliknya. Sebagai contoh, suatu anak perusahaan asing
mungkin memiliki beban yang terjadi dalam mata uang lokal dan melakukan
penjualan utamanya dilakukan lokal dengan denominasi dalam mata uang lokal. Keadaan
ini akan cenderung menetapkan mata uang lokal sebagai mata uang fungsional. Namun,
operasi yang sama mungkin didanai seluruhnya oleh induk perusahaan di mana
terdapat arus kas yang di bayarkan kembali kepada induk perusahaan. Oleh
karenanya, mata uang induk perusahaan dapat ditetapkan sebagai mata uang
fungsional. Hasil yang mungkin berbeda dalam penentuan mata uang fungsional
mungkin menjadi salah satu alasan mengapa Exxon mobil Oil memilih mata uang
lokal sebagai mata uang fungsional untuk kebanyakan operasi asingnya, sementara
Chevron- Texaco dan Unocal memilih dolar. Apabila terjadi pertentangan antara
kriteria penentuan, dan pilihan yang diambil menentukan hasil pelaporan secara
signifikan, maka terdapat kesempatan untuk melakukan menejemen laba.
Penelitian
hingga hari ini masih belum dapat menyimpulkan dapat, apakah para manajer
memanipulasi laba (dan jumlah dalam laporan keuangan lainnya) melalui pilihan
mata uang fungsional? Beberapa bukti manajemen laba terlihat apa bila mengamati
kapan perusahaan memilih untuk menerapkan FAS No.52 (terdapat tiga
pilihan:1981, 1982, atau 1983).bukti menunjukan bahwa perusahaan memilih
tanggal penerapan, sebagian didasarkan pada saat kapan pengaruh terhadap laba
terlihat paling menguntungkan. Motif seperti itu mengurangi kredibilitas
laporan keuangan konsolidasi perusahaan multinasional.
6.15. TRANSLASI MATA UANG ASING DAN INFLASI
Suatu
hubungan terbalik antara tingkat inflasi suatu negara dan nilai eksternal mata
uangnya telah ditunjukkan secara empiris. Alhasil, penggunaan kurs kini untuk
mentranslasikan biaya perolehan aktiva nonmoneter yang beralokasi di lingkungan
berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang
domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar pengukuran awalnya. Pada saat
yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan
dengan beban depresiasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu
dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketimbang memberikan informasi
kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan
laba aktual dari aktiva luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atau
keuntungan masa depan.
FASB menolak
penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena yakin bahwa penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan
dalam laporankeuanagn dasar di AS. Sebagai solusi FAS No. 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata
uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili di lingkungan dengan
hiperinflasi (yaitu negara-negara dengan tingkat inflasi kumulatif di atas 100
persen selama periode tiga tahun). Prosedur ini akan mempertahankan nilai
konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut
akan ditranslasikan menurut kurs historis (dengan metode temporal). Metode ini
memiliki keterbatasan. Pertama, transalasi berdasarkan kurs historis akan
bermakna hanyajika perbedaan tingkat inflasi antara negara tuan rumah anak
perusahaan dan negara induk perusahaan berhubungan negatif sempurna dengan kurs
nilai tukar. Jika tidak, nilai ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
dalam lingkungan berinflasi akan menyesatkan. Jika tingkat inflasi di
perekonomian dengan hiperinflasi turun di bawah 100 persen selama periode tiga
tahundi masa mendatang, perubahan ke dalam metode kurs kini (karena mata uang
lokal akan menjadi mata uang fungsional) akan menimbulkan penyesuaian translasi
yang signifikan terhadap ekuitas konsolidasi, karena kurs nilai tukar dapat
berubah secara signifikan selama masa sementara tersebut. Berdasarkan keadaan
ini, pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap tetap dalam mata uang
asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan
terhadap rasio keuangan yang memiliki penyebut berupa ekuitas pemegang saham.
Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi
untuk inflasi asing yang akan dibahas secara lebih luas pada bab berikutnya.
6.16. TRANSLASI MATA UANG ASING DI NEGARA
LAIN
Kita
sekarang akan melihat secara singkat translasi mata uang asing di bagian lain di
dunia. FAS No. 52 menjadi dasar standar yang sama di tempat lain. Institut
akuntan bersertifikat di Kanada (the
canadian institute of chartered accountants-CICA), badan standar akuntansi
di Inggris dan badan standar akuntansi internasional seluruhnya berpartisipasi
dalam penyusunan FAS no. 52 tersebut. Tidaklah mengejutkan apabila standar yang
dikeluarkan oleh masing-masing badan secara umum mirip (kompatibel) dengan FAS
No. 52 itu.
Perbedaan
utama antara standar di Kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang
jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada, keuntungan dan kerugian dari
translasi ditangguhkan dan diamortisasi di Amerika Serikat. Keuntungan dan
kerugian tersebut diakui dalam laba sesegera mungkin. Kanada telah menertibkan
draf sementara kedua yang mengusulkan penghapusan pendekatan penangguhan dan
amortisasi tersebut.
Perbedaan
utama antara standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang
berdiri sendiri di negara-negara yang menagalami hiperinflasi. Di inggris, laporan
keuangan pertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan
kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini di Amerika Serikat metode
temporal yang digunakan.
Akhirnya,
terdapat perbedaan penting antara IAS 21 (yang direvisi) dan FAS N0. 52
Berdasarkan IAS 21 laporan keuangan anak perusahaan yang berada dalam
lingkungan berinflasi tinggi harus disesuaikan untuk mencerminkan perubahan
tingkat harga umum sebelum dilakukan translasi, suatu perlakuan yang mirip
dengan ketentuan menurut standar inggris.
Australia
dan selandia baru menerbitkan standar pada tahun 1988. Bila dibandingkan dengan
FAS No. 52, standar australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak
lancar nonmoneter untuk anak perusahaan di negara-negara berinflasi tinggi sebelum
dilakukan translasi. Standar di Selandia baru juga mengharuskan metode
translasi moneter-nonmoneter untuk anak perusahaan yang operasinya terintegrasi
dengan induk perusahaannya. Karena metode ini menimbulkan hasil yang sangat
mirip dengan metode temporal, tidak terdapat perbedaan praktik yang besar bila
dibandingkan dengan FAS No. 52.
Catatan tambahan 6-1
Terjemahan dan
Remeasurement Di Bawah FAS Tidak (Ada). 52 Memperlihatkanlah 6-11 banyak hadiah
komparatip neraca mata uang asing pada Desember 31, 2010 dan 2011, dan suatu
statemen pendapatan untuk tahun mengakhiri Desember 31, 2011, untuk/karena CM
Korporasi, suatu whollyowned cabang asing dari suatu U.S. perusahaan. Statemen
menyesuaikan diri dengan U.S. biasanya prinsip-prinsip akunting yang diterima
[sebelum/di depan] terjemahan ke U.S. dolar.
Modal saham
dikeluarkan dan aktiva tetap yang diperoleh manakala nilai tukar adalah FC1= $.
17. Inventaris pada Januari 1, 2011, diperoleh sepanjang triwulan;perempat
keempat 2010. Pembelian ( FC6,250), penjualan, biaya lain-lain, dan dividen (
FC690) yang terjadi datar selama 2011. Menahan nafkah di (dalam) U.S. dolar
pada Desember 31, 2010, di bawah metoda sementara adalah $ 316. Pertukaran
tingkat tarip untuk penanggalan 2011 sebagai berikut:
January 1, 2011 FC1 = $.23
December 31, 2011 FC1 = $.18
Average during 2011 FC1 = $.22
Average during fourth quarter, 2011 FC1 = $.23
Average
during fourth quarter, 2011 FC1 = $.19
Meteode Kurs Kini
Penyesuaian terjemahan di bawah tingkat tarip [yang]
sekarang metoda bangun kapan saja ( 1) mata uang asing [yang] akhir tahun
menyeimbangkanlah diterjemahkan pada suatu tingkat tarip [yang] sekarang bahwa
berbeda dengan [yang] digunakan untuk itu menterjemahkan berakhir keseimbangan
periode [yang] sebelumnya, dan ( 2) asing laporan keuangan mata uang
diterjemahkan pada suatu tingkat tarip sekarang yang berbeda dengan menukar
tingkat tarip menggunakan sepanjang periode. Terjemahan penyesuaian dihitung
oleh ( 1) perkalian permulaan saldo/timbangan aktiva bersih mata uang asing
oleh perubahan dalam tingkat tarip sekarang sepanjang periode. dan ( 2)
perkalian peningkatan atau penurunan aktiva bersih sepanjang periode oleh
perbedaan antar[a] rata-rata nilai tukar dan endof- nilai tukar periode.
Memperlihatkanlah 6-12 melukiskan bagaimana FAS Tidak (Ada). 52 proses
terjemahan menerapkan ke figur ini.
Seperti dapat dilihat, prosedur terjemahan di bawah metoda
tingkat tarip sekarang secara langsung. Bagaimanapun, asal usul (menyangkut)
permulaan penyesuaian terjemahan kumulatif pantas beberapa penjelasan.
Berasumsilah bahwa penanggalan 2011 adalah dulu tahun di mana metoda tingkat
tarip sekarang diadopsi ( e.g., metoda terjemahan sebelumnya adalah metoda
[yang] sementara, [seperti;sebagai;ketika] U.S. dolar dipertimbangkan [yang]
fungsional [sebelum/di depan] 2011). Di bawah skenario ini, suatu sekali
penyesuaian terjemahan akan(kah) yang dihitung mulai dari Januari 1, 2011.
Figur ini mendekatilah jumlah dengan mana mulai pemegang saham’ hak
kekayaan akan berbeda untuk memecahkan tombol dari sementara kepada tingkat
tarip [yang] sekarang metoda. [Itu] dihitung oleh menterjemahkan CM
Corporation’S Januari 1, 2011, mata uang asing aktiva bersih memposisikan di
tingkat tarip sekarang yang membujuk tanggal/date itu. ( Hasil ini menirukan
CM’S apa [yang] yang mulai aktiva bersih
memposisikan akan(kah) dimengerti menggunakan arus menilai metoda selamanya.)
Perbedaan antar[a] jumlah ini dan jumlah aktiva bersih di bawah metoda
sementara mendasari CM Corporation’S beginning-of-period kumulatif penyesuaian
terjemahan, seperti digambarkan di sini.
Penyesuaian terjemahan [yang] kumulatif akhir untuk/karena
2011 $ 264 dicapai dengan menambahkan $(
276) penyesuaian terjemahan untuk 2011 kepada permulaan
keseimbangan $ 540.Metoda [yang] Sementara Memperlihatkanlah 6-13 menggambarkan
FAS Tidak (Ada). 52 remeasurement memproseslah manakala dolar adalah yang
fungsional mata uang.
Berlawanan dengan metoda tingkat tarip [yang] sekarang, yang
sementara metoda menterjemahkan saldo/timbangan mata uang asing penggunaan
historis seperti halnya nilai tukar [yang] sekarang. Kalkulasi (menyangkut)
penyesuaian pertukaran, yang (mana) mengumpulkanlah kedua-duanya keuntungan
terjemahan dan transaksi dan kerugian, juga berbeda. Di (dalam) contoh ini, dulu
komponen (menyangkut) penyesuaian terjemahan ditemukan [oleh/dengan] mengalikan
permulaan menjaring aktiva moneter posisi oleh perubahan dalam tingkat tarip
sekarang selama tahun itu. Demikian Kemudian:
( 12/31/10 Monetary
asset
kewajiban moneter)
* meng;berubahlah di (dalam) tingkat tarip [yang] sekarang
= ( FC1,600- FC6,600)
* ($. 18- $. 23)
= $ 250
Komponen yang kedua
ditemukan oleh identifikasi pertama variabel (yaitu., sumber dan
penggunaan pos moneter) itu menyebabkan subsidiary’s asing dengan posisi aktiva
moneter (ekspose), dan kemudian mengalikan materi ini oleh perbedaan antara
pertukaran akhir tahun menilailah dan tingkat tarip yang menyinggung]. Ini
adalah yang digambarkan di sini. Perubahan di (dalam) posisi aktiva moneter
[netto/jaring]:
Komposisi perubahan:
Sumber pos moneter
dikalikan dengan perbedaan antar[a] akhir tahun dan rata-rata tingkat tarip:
Pendapatan Netto FC
1,090
Penyusutan FC 1,000
2,090× (. 18- . 22)=$
( 84)
Meningkat/Kanlah di
(dalam) inventaris FC 300
Dividen FC 690
900× (. 18- . 22)= $
40
Penggunaan pos moneter dikalikan dengan perbedaan antar[a]
akhir tahun dan rata-rata tingkat tarip: Kumpulan menukar penyesuaian adalah
pen;jumlahan manapun transaksi memperoleh atau kerugian bersama-sama dengan
individu komponen terjemahan di/memperoleh, itu adalah, $ 250+ ($ 84)+ $ 40= $
206.
Pertanyaan Diskusi
1. Apakah perbedaan antara pasar spot,
forward, dan swa ? gambarkan setiap penjelasan dengan contoh
2.
Apakah arti kurs nilai tukar kini, historis dan rata-rata
dalam konteks translasi mata uang asing? Kurs nilai tukar yang manakah yang
menimbulkan keuntungan dan kerugian translasi? Manakah yang tidak?
3.
Suatu transaksi mata uang dapat berdenominasi dalam satu
mata uang, tetapi diukur dengan mata uang lain. Jelaskan perbedaan atara dua
istilah dengan menggunakan kasus pinjaman dalam dolar kanada dilakukan oleh
perusahaan afiliasi meksiko yang dimiliki oleh induk perusahaan AS yang
menetapkan dolar AS sebagai mata uang fungsional.
4.
Apakah perbedaan antara keuntungan dan kerugian transaksi
dengan keuntungan dan kerugian translasi.
5.
Jelaskan secara singkat sifat translasi mata uang asing
sebagai proses penyajian kembali dan proses pengukuran kembali.
6.
Bandingkan dan bedakanlah ciri-ciri metode translasi mata
uang asing utama yang diperkenalkan dalam bab ini. Metode manakah yang menurut
anda terbaik? Mengapa?
7.
Mengapa metode translasi kurs kini tidak konsisten dengan
biaya historis?berikanlah sebuah contoh!
8.
Aoakah anda sepakat dengan definisi potensi resiko mata uang
asing disajikan dalam bab ini? Mengapa?
9.
Jelaskanlah dasar konseptual yang mendukung “mata uang
fungsional”, suatu konsep utama dan FAS No. 52
10. Bagaimana perlakuan keuntungan dan kerugian translasi berbeda
antara metode translasi kini dan temporal berdasarkan FAS No. 52, dan apakah
alasan untuk perlakuan akuntansi yang berbeda ini?
11. Apakah alasan, jika ada, yang dapat diambil dari mempelajari
sejarah translasi mata uang asing di Amserika Serikat?
12. FAS No. 52 dapat dipandang sebagai kompromi praktik terhadap
masalah translasi mata uang asing. Menurut anda, FAS No. 52 akan mengakhiri
perdebatan mengenai translasi mata uang asing.
LATIHAN
1. Asumsikanlah bahwa perusahaan afiliasi anda yang berada di Jepang
melaporkan pendapatan penjualan sebesar 250.000 Yen. Dengan mengacu pada
tampilam 6-1 translasikan angka penjualan ini ke dalam dolar AS dengan
menggunakan kurs spot tidak langsung untuk yen pada hari jumat. Lakukanlah hal
yang sama dengan menggunakan kurs langsung.
2. Pada tanggal 1 April, A.C. Corporation, produsen elektronik AS
berdasarkan tahun-tahun kalender, membeli chip komuoter senilai 32,5 juta yen
dari Perusahaan Hidachi, dengan membayar uang muka sebesar 10% dan sisanya akan
dilunasi dalam waktu 3 bulan. Bunga sebesar 8% pertahun dibayarkan atas sisa
saldo dalam mata uang asing yang belum terbayar. Kurs nilai tukar dolar AS/yen
Jepang pada tanggal 1 April adalah $1,00=¥120 dan pada tanggal 1 Juli sebesar
$1,00=¥110
Diminta: susunlah ayat jurnalentri yang bertanggal dalam
dolar AS untuk mencatat terjadinya dalam penyelesaian transaksi dalam mata uang
asing ini, dengan mengasumsikan:
a. A.C. Corporation mengadopsi sudut pandang transaksi tunggal dan
b. Jika menggunakan sudut pandang transaksi berpasangan
3. Pada tanggal 1 Januari,
perusahaan afiliasi di Meksiko yang dimiliki sepenuhnya oleh sebuah induk
perusahaan dari Kanada membeli persediaan hard drive komputer yang digunakan
untuk operasi perakitan. Biaya yang ditimbulkan adalahsebesar 15.000.000 peso
dengan kurs nilai tukar adalah MXN11.3= C$1. Pada akhir tahun, perusahaan
afiliasi di Meksiko tersebut telah menggunakan tiga perempat dari hard drive
yang dibeli. Karena kemajuan dan teknologi perangkat keras, persediaan tersedia
diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai realisasi bersih sebesar MXN
1.750.000. kurs nilai tukar pada akhir tahun MXN12.3= C$1. Kurs rata-rata
selama tahun berjalan adalah MXN11.8= C$1.
Diminta:
a. Translasikan persediaan akhir ke dalam dolar Kanada dengan
mengasumsikan mata uang fungsional perusahaan afiliasi Meksiko tersebut adalah
peso Meksiko.
b. Apakah jawaban anda akan berubah apabila mata uang fungsionalnya
adalah dolar Kanada? Berikanlah penjelasan.
4. Anak perusahaan multinasional corporation AS di Bangkok mwmiliki
dalam bukunya bahwa aktiva tetapi dinilai sebesar 7.500.000 baht. Sepertiga
aktiva diakuisisi dua tahun yang lalu pada saat kurs nilai tukar adalah THB40=
$ 1 sementara aktiva tetap yang lain diakuisisi tahun lalu pada saat kurs nilai
tukar THB38= $ 1. Setiap lapisan aktiva tetap didepresiasikan secara garis
lurus dengan estimasi masa manfaat 20 tahun. Kurs nilai tukar selama tahun
berjalan adalah:
Relevan nilai tukar untuk yang sekarang adalah: Tingkat Tarip
akhir tahun: THB34= $ 1 Rata-Rata tingkat tarip: THB35= $ 1
Diminta:
a. Hitunglah beban depresiasi anak perusahaan Thailand tersebut untuk
tahun berjalan, dengan mengasumsikan baht sebagai mata uang fungsional
b. Kerjakanlah kembali soal a, tetapi dengan mengasumsikan bahwa
dolar AS sebagai mata uang fungsional
5. Sydney Korporasi, Australian-Based multinasional, yang dipinjam
10,000,000 euros dari suatu Pemberi pinjaman Jerman pada awal tahun penanggalan
manakala nilai tukar adalah EUR.60= AUD1. Sebelum membayar kembali oneyear ini
pinjaman, Sydney Korporasi mempelajari bahwa Australian dolar telah jatuh harga
ke EUR.55= AUD1. Juga menemukan bahwa itu Frankfurt cabang mempunyai suatu
posisi aktiva bersih diarahkan EUR30,000,000, yang mana akan menghasilkan suatu translasi memperolehlah
konsolidasi. bagaimana kerugian atau keuntungan devisa yang akan dilaporkan dalam
pendapatan yang diperkuat jika
a. The euro adalah
operation’s asing fungsional mata uang?
b. Australian dolar adalah
operation’s mata uang asing fungsional?
6. Korporasi Cina bergabung
suatu U.S. pabrikan, lembaran di bawah ini menunjukkan Nilai tukar sekarang
adalah $. 0.15= CNY1.
Diminta:
a. Translasikan Neraca dolar Cina Korporasi ke dalam U.S. dolar di
nilai tukar arus $. 0.15 12= CNY1. Semua akun moneter di dalam Shanhai’S yang
berdenominasi di Cina Yuan.
b. Mengasumsikanlah Cina Yuan revalues itu dari $ 0.15= CNY1 untuk $
0.1875= CNY1. Apakah translasi mempengaruhi jika Shanghai’S neraca ditranslasikan
oleh current–noncurrent metoda? Dengan monetary–nonmonetary metoda?
c. Mengasumsikan sebagai gantinya bahwa Cina Yuan itu memperlemah
dari $ 0.15= CNY1 untuk $ 0.1125= CNY1. Apakah efek translasi di bawah
masing-masing dengan dua metode translasi?
7. Gunakanlah informasi yang disediakan dalam latihan 6
Diminta:
a. Pengaruh translasi apa yang terjadi jika neraca Dragin Corporation
ditranslasikan dengan menggunakan metode temporal, dengan asumsi dolar Taiwan
mengalami apresiasi sebesar 25%? Bagaimana jika menggunakan metode kurs kini?
b. Jika dolar Taiwan mengalami depresiasi sebesar 25%, pengaruh
translasi apa yang terjadi dalam masing-masing dua metode yang dikeumakakan
dalam soal a?
c. Berdasarkan perhitungan anda sebelumnya dan dalam latihan 6,
metode translasi manakah, kini-nonkini, moneter-nonmoneter, temporal atau kini
yang memberikan informasi yang paling bermanfaat bagi para pembaca laporan
keuangan.
8. Perusahaan X berkantor pusat di Negara A dan melakukan pelaporan
dalam unit mata uang negara A, yaitu $A. Perusahaan Y berkantor pusat di negara
b dan melakukan pelaporan dalam mata uang negara B, yaitu Bkr. Perusahaan X dan
perusahan memiliki aktiva yang serupa, masing-masing sebesar A$100 dan Bkr100,
pada awal dan akhir tahun. Pada awal tahun, kurs nilai tukar adalah
A$1=Bkr1,25. Pada akhir tahun, kurs nilai tukar adalah A$1=Bkr2. Tidak terdapat
transaksi yang terjadi selama tahun berjalan.
Diminta:
a. hitunglah total aktiva yang dilaporkan oleh perusahaan x dan
perusahaan y pada awal dan akhir tahun. Perusahaan manakah yang memperoleh
keuntungan yang mengalami kerugian selama tahun berjalan?
b. Apakah jawaban anda untuk pertanyaan no. 8 ini masuk akal? Apakah akan
menimbulkan masalah jika perusahaan x dan y bermaksud untuk merepatriasi aktiva
asingnya masing-masing ketimbang mempertahankan investasinya secara permanen?
c. Pelajaran apa yang bisa diambl dari semua ini? Apakah ini
permainan tertutup?
9. Suatu 100 percent–owned
subsidiary’s asing neraca saldo terdiri akun yang didaftarkan sebagai berikut.
pertukaran Rate—Current yang mana , historis, atau average—would digunakan
untuk mentranslasikan akun ini ke mata
uang induk mengira bahwa mata uang asing adalah mata uang fungsional? Tingkat
tarip yang mana menggunakan jika mata
uang induk adalah yang fungsional mata uang?
10. Pada tanggal 15 Desember, MSC Korporasi memperoleh nilai mata asing
pertama nya bergabung dengan memperoleh 100 persen aktiva bersih Armaselah
Minyak Perusahaan didasarkan di Saudi Arabia untuk 930,000,000 Saudi dari Arab
Riyals.(Sar). Di waktu, nilai tukar adalah $ 1.00= SAR3.750. Didapatnya
menghargai adalah dapat dilacak kepada berikut asset bisa diidentifikasi:
Cash SAR 60,000,000
Inventory 120,000,000
Fixed
assets 750,000,000
Sebagai calendar-year perusahaan, MSC Korporasi menyiapkan laporan
keuangan gabungan tiap-tiap Desember 31. Bagaimanapun, dengan konsolidasi
menanggalilah, Saudi dari Arab Riyal jatuh harga seperti (itu)
bahwa spot baru menilai adalah $ 1.00= SAR4.125.
Diminta:
a. Tidak diasumsikan bahwa transaksi mengambil tempat konsolidasi, apakah
translasi memperoleh atau kerugian jika Armaselah’S neraca ditranslasi ke dalam
dolar oleh metoda temporal?
b. Bagaimana cara penyesuaian translasi mempengaruhi MSC’S arus kas?
c. Penyesuaian ke Armaselah’S akun apa yang akan kamu buat untuk memungkinkan kamu untuk
bandingkan laporan keuangan nya dengan perusahaan yang lain ukuran dapat diperbandingkan dalam sama
industri yang sedang memanfaatkan tingkat metode translasi kurs kini saban IAS
21?
KASUS
Kasus 6-1
Regent Corporation
Regent Corporation adalah sebuah anak perusahaan yang aru
saja diakuisisi oleh perusahaan AS, dengan lokasi yang terletak di pinggiran
kota London. Hasil produksi utamanya dipasar Inggris dengan penjualan yang
ditagih dalam pound dan harga ditentukan oleh kondisi persaingan lokal. Beban
(seperti buruh, bahan baku dan biaya produksi lainnya) kebanyakan bersifat
lokal, meskipun terdapat sejumlah komponen yang signifikan saat ini masih
diimpor dari induk perusahaan di AS. Pendanaan utamanya berdenominasi dalam
dolar AS yang disediakan oleh induk perusahaan.
Manajemen kantor pusat harus memutuskan mata uang fungsional
untuk operasi London: apakah mata uang itu adalalh dolar AS atau Pound Inggris?
Anda diminta untuk memberikan pendapat kepada manajemen dalam hal penunjukkan
mata uang yang tepat dan pengaruh relatif terhadap laporan keuangan. Buatlah
sebuah laporan yang mendukung rekomendasi anda dan jelaskanlah masalah-masalah
kebijakan yang diungkapkan dalam analisis anda.
Tampilan 6-14 menunjukkan laporan neraca komparatif Regents
Corporations pertanggal 31 Desember 2010 dan 2011, serta laporan laba rugi
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 21011. Laporan keuangan
tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara
umum di AS sebelum dilakukan translasi ke dalam dolar.
Kasus 6-2
MENGELOLA INVESTASI OFFSHORE : MATA UANG SIAPA?
The Offshore Investment Fund (OIF) didirikan di Fairfield,
Connecticut, dengan satu tujuan berupa memberikan kesempatan kepada para
pemegang saham di AS untuk melakukan investasi dalam surat berharga Spanyol.
Perusahaan ini tercatat pada bursa efek New York. Kustodian perusahaan adalah
the Shady Rest Bank dan Trust Company of Connecticut (“Shady Rest”) yang
menyimpan rekening dana tersebut. Pada suatu waktu timbul pertanyaan mengenai
mata uang, mata uang yang digunakan untuk mencatat buku dana tersebut. Shady
Rest menyusun buku dana dalam mata uang euro, karena dana merupakan dana negara
yang berinvestasi hanya pada surat berharga yang tercatat pada Bursa Efek
Madrid. Selanjutnya, auditor dana menyatakan bahwa dalam opini mereka mata uang
fungsional seharusnya dolar AS. Kasus ini didasarkan pada kejadian nyata. Nama
dan negara asal telah diubah untuk memastikan kerahasiaan.
Pengaruh Keputusan
Keputusan untuk mungkin mengadopsi dolar AS sebagai mata
uang fungsional untuk dana menimbulkan sejumlah kepeningan bagi manajemen.
Dalam satu hal, pekerjaan untuk mencatat ulang dan mengerjakan kembali
transaksi akuntansi merupakan pekerjaan yang sangat besar sehingga menunda
penerbitan akun-akun tahunan. Konsep mata uang fungsional merupakan konsep yang
masih asing di Spanyol, dan pengaruh pilihan mata uang fungsional tidak
diperjelas kepada para manajer. Akibatnya, mereka terus mengelola dana hingga
pada akhir bulan november tanpa mengapresiasi pengaruh pilihan mata uang
terhadap hasil kinerja dana.
Kesulitan tambahan yang ditimbulkan oleh pilihan mata uang
fungsional adalah:
a. Shady Rest, dengan sekitar $300 miliar dalam berbagai dana dalam
pengelolaan, masih belum mengembangkan sistem akuntansi mata uang ganda.
Sementara pencatatan akuntansi untuk akuisisi surat berharga umumnya dicatat
dalam satu jurnal pencatatan buku sederhana, maka sekaran diperlukan tiga ayat
jurnal. Lagi pula, pembayaran atas pembelian itu sendiri dapat mempengaruhi
laporan laba rugi selama periode berjalan.
b. Masalah yang lebih serius terkait dengan operasi harian. Pada saat
suatu transaksi dilakukan, Fun Manager tidak memiliki bayangan mengenai pengaruh
keuangan pada akhirnya. Sebagai contoh, selama tahun pertama operasinya, fund
manager yakin bahwa penjualan portofolio telah menghasilkan laba lebih dari
$1juta. Pada saat penjualannya tersebut akhirnya muncul dalam akun, keuntungan
transaksi tersebut terhapuskan oleh kerugian mata uang sebesar sekitar $7juta
Alasan yang diberikan
untuk memilih dolar sebagai mata uang fungsional. Auditor memberikan
alasan-alasan berikut atas penentuan dolar sebagai mata uang fungsional
perusahaan.
a. Didirikan di Amerika Serikat
b. Didanai dengan modal pemegang saham AS
c. Dividen ditentukan dan dibayarkan dalam dolar AS
d. Pelaporn keuangan berdasarka GAAP AS dan dalam dolar AS
e. Biaya administrasi dan pemberian nasihat dihitung atas aktiva
bersih AS dan dibayarkan dalam dolar AS
f. Kebanyakan beban terjadi dan dibayarkan dalam dolar AS
g. Catatan akuntansi dibuat dalam dolar AS
h. Terikat dengan aturan pajak US, SEC, dan undang0undang surat
berharga 1940.
Karena dana ini didirikan untuk berinvestasi di Spanyol,
diasumsikan bahwa pemegang saham AS tertarik dengan pengaruh perubahan kurs
nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas perusahaan yaitu pemegang saham tidak
berinvestasi dalam surat berharga hanya karena imbalan yang menarik, tetapi
juga melakukan permainan mata uang yang secara langsung mempengaruhi pengukuran
arus kas dan ekuitas.
SUDUT PANDANG MANAJEMEN
Manajemen tidak sepakat dengan auditor. Berikut ini adalah
penolakan yang dikemukakan oleh manajemen:
a. Didirikan di Amerika Serikat dengan pemegang saham AS. FAS No. 52
secara jelas menyatakan bahwa mata uang fungsional harus ditentukan oleh
“lingkungan ekonomi utama di mana perusahaan operasi dan bukan detail teknis
pendirian.” Demikian juga, FAS No. 52 tidak menyatakan bahwa fakta yang
menunjukkan perusahaan memiliki pemegang saham dari AS dan membayar dividen
dalam dolar AS merupakan sesuatu yang relevan. Dalam kenyataannya, FAS No. 52
lebih memperhatikan perusahaan dan manajemen dan bukan pemegang saham.
b. Pelaporan keuangan dalam dolar AS berdasarkan GAAP AS. Auditor
tidak dapat membedakan antara mata uang pelaporan dan mata uang fungsional.
Jelas bahwa dolar AS harus menjadi mata uang pelaporan tetapi hal ini tidak
berarti bahwa dolar AS merupakan mata uang fungsional.
c. Pembayaran beberapa beban dalam dolar AS. Pembayaran beban dalam
dolar AS tidak menjadi alasan untuk menetapkan dolar sebagai mata uang
fungsional. Sementara beban sebesar kurang lebih $8juta untuk tahun kalender
2010 terjadi dalam mata uang fungsional, laba dengan jumlah lebih dari $100juta
diperoleh dalam euro.
d. Aturan pajak AS dan ASC. Pertimbangan ini relevan untuk penentuan
mata uang pelaporan, bukan mata uang fungsional.
Argumen menentukan yang menentang penentuan dolar
sebagai mata uang fungsional adalah bahwa dengan melakukan hal ini maka
perusahaan tidak memberikan informasi yang dalam kata-kata menurut FAS no. 52,
“secara umum sesuai dengan perkiraan pengaruh ekonomi dari perubahan kurs
terhadap arus kas dan ekuitas perusahaan.” Secara khusus, arus kas operasi
perusahaan berlokasi seluruhnya di Spanyol setelah pengalihan dana awal yang
diperoleh dengan pengeluaran modal dilakukan. Perusahaan membeli dan menjual
investasi di Spanyol dan menerima seluruh labanya dari Spanyol. Jika mata uang
fungsional adalah Euro, maka realisasi fluktuasi mata uang diakui hanya jika
uang tersebut direpatriasi ke Amerika Serikat. Praktik kini untuk
merealisasikan laba atau rugi valuta, sebagai contoh pada saat kas di Spanyol
ditukarkan untuk investasi yang dibeli di Spanyol adalah salah dan menyesatkan.
Pertimbangkanlah sebuah contoh berikut. Misalkan
perusahaan mendepositokan EUR100,000,000 pada suatu bank di
Spanyol pada saat kurs nilai tukat adalah EUR1= $ 1.4090. satu bulan kemudian,
ketika kurs nilai tukar adalah EUR1= $ 1.3988, perusahaan membeli dan
membayarkan investasi senilai EUR100,000,000 yang dijual secara tunai pada hari
yang sama setelah memutuskan bahwa investasi tersebut tidak bijaksana. Dengan
mengabaikan biaya transaksi perusahaan memiliki uang sebesar EUR100.000.000 di
Madrid baik pada awal dan akhir bulan. Jika mata uang fungsional adalah Euro
maka tidak ada realisasi keuntungan atau kerugian. Namun demikian, translasi ke
dalam mata uang dolar menghasilkan kerugian mata uang yang belum direalisasi
sebesar $1.020.000 yang akan direalisasikam hanya jika jumlah yang disebut ini
direpatriasi ke Amerika Serikat. Hal ini serupa dengan pembelian saham yang
kemudian mengalami penurunan harga. Jika dolar AS merupakan mata uang
fungsional, transaksi yang dimaksud itu akan menghasilkan kerugian mata uang
yang direalisasi sebesar $1.020.000. hasil ini terlihat absurd dalam hal
pandangan wajar terhadap arus kas, sesungguhnya, hal ini menggarisbawahi bahwa,
tergantung pada tujuan perusahaan, pengaruh pelaporan laba dari adopsi dolar AS
sebagai mata uang fungsional juga sama absurdnya.
Nilai aktiva bersih perusahaan ditentukan tiap bulannya
dalam dolar AS dan dilaporkan kepada pemegang saham dalam dolar AS. Hal ini
seluruhnya konsisten denagna penetapan dolar sebagai mata uang pelaporan yang
tepat. Dengan menggunakan dolar sebagai mata uang fungsional berarti terdapat
pilihan yang realistis dan praktis atas setiap transaksi yang memindahkan mata
uang dolar dan euro. Asumsi ini dari awal salah dana hanya akan merepatriasi
modal dasarnya hanya dalam dua kondisi (1) likuidasi atau (2) sebagai
pengeluaran temporer jika pengembalian Spanyol turun di bawah pengembalian di
AS.
KEKUATAN FAS SECARA UMUM
Bahasa FAS No. 52
menghasilkan bahwa penyusunnya tidak menulisnya dengan referensi langsung
terhadap situasi seperti yang dihadapi oleh the Offshore Investment Fund, yaitu
suatu perusahaan yang memperoleh uang untuk tujuan tunggal dengan melakukan
investasi di negara asing. FAS No. 52 lebih contoh ditulis dari sudut pandag
operasi induk perusahaan yang memiliki anak perusahaan asing yang terpisah dan
khusus.
FAS No. 52 mendefinisikan mata uang fungsional sebuah
entitas sebagai mata uang lingkungan ekonomi utama di mana entitas tersebut
beroperasi. Seandainya, perusahaan didirikan di Malta dan sebagai entitas
perusahaan meminjam dana ari induk perusahaan di AS, penggunaan mata uang lokal
akan otomatis dilakukan. Jika substansi harus mengungguli bentuk, dapat
disimpilkan bahwa euro masih harus digunakan.
Paragraf 6 FAS No. 52 menyatakan, “untuk sebuah entitas
dengan operasi relatif berdiri sendiri dan terintegrasi dalam suatu negara
tertentu, mata uang fungsional umumnya adalah mata uang negara tersebut.
“pernyataan ini menekankan kembali aspek operasional yang menentukan pilihan
mata uang fungsional. Tentunya salah untuk berpendapat bahwa operasi dana
tersebut dilakukan di mana saja keculi di Spanyol.
Paragraf 8 menekankan pendapat yang menyatakan bahwa
“diperlukan pertimbangan manajemen untuk menentukan mata uang fungsional yang
digunakan untuk mengukur hasil dan hubungn keuangan dengan tingkat relevansi
dan keandalan yang tinggi.”
Akhirnya paragraf 80 dan 81 menyatakan perbedaan yang sangat
jelas yang menjadi landasan pendapat kami (manajemen). Paragraf 80 menytakan:
dalam kelas pertama adalah operasi luar negeri yang relatif berdiri sendiri dan
terintegrasi dengan suatu negara tertentu atau lingkungan ekonomi tertentu.
Operasi hariannya tidak tergantung pada lingkungan ekonomi mata uang fungsional
induk perusahaan, operasi luar negeri umumnya menghasilkan dan mengeluarkan
beban dalam mata uang asing. Arus kas bersih dalam mata uang asing yang
dihasilkan dapat diinvestasikan kembali dan diubah atau didistribusikan kepada
induk perusahaan. Untuk kelas ini mata uang asing adalah mata uang fungsional.
Definisi inni harus dibandingkan dengan paragraf 81 yang
menyatakan: dalam kelas kedua...... operasi harian tergantung pada lingkungan
ekonomi mata uang induk perusahaan dan perubahan dalam aktiva dan kewajiban
individu entitas asing tersebut mempengaruhi secara langsung arus kas induk
perusahaan. Untuk kelas ini dolar AS adalah mata uang fungsional.
Karena tujuan dana negara tunggal adalah untuk nmenciptakan
entitas yang masuk kategori kelas pertama dan bukan kelas kedua maka paragraf
80 secara tepat menjelaskan operasi dana investasi luar negeri (overseas
investment fund).
DIMINTA:
Berdasarkan argumen yang dikemukakan, menurut anda manakah
yang harus menjadi mata uang fungsional dalam kasus ini???
Pertanyaan Diskusi Kelas
Ibu Rosmita : Bagaimana urgensi
dari pengubahan nilai mata uang secara ekuivalen???
Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai
ekuivalen mata uang domestik berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu
harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Jika
kurs valuta asing relatif stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar
dari proses translasi satuan inci atau kaki menjadi nilai ekuivalennya dalam
unit praktik. Namun demikian, kurs nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang
negara-negara industri maju menemukan nilainya secara bebas dalam pasar mata
uang. Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat
digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata
uang asing. Pergerakan mata uang juga sangat berhubungan erat dengan tingkat
inflasi lokal. Sehingga pengubahan nilai mata uang secara ekuivalen sangat
penting untuk melindungi diri mereka dari resiko nilai mata uang yang tidak
stabil.
Bapak Sigit : Kapan baiknya
dilakukan translasi sesuai kondisi dan tujuan dan menggunakan metode apa
sebaiknya???
Kami berpendapat bahwa terdapat tiga pendekatan translasi
yang berbeda yang dapat diterima yaitu metode historis, metode kini, dan tidak
dilakukan translasi sama sekali. Akun-akun keuangan entitas asing dapat
ditranslasikan menurut sudut pandang iduk perusahaan atau sudut pandang lokal.
Menurut sudut pandang induk perusahaan, operasi luar negeri merupakan perluasan
dari operasi induk perusahaan dan dalam skala besar merupakan sumber arus kas
mata uang domestik. Dengan demikian, objek translasi adalah untuk mengubah unit
pengukuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri ke dalam mata uang
domestikdan untuk membuat laporan keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum di negara asal induk
perusahaan. Kami berpendapat tujuan ini dapat dicapai terbaik melalui metode
translasi yang menggunakan kurs nilai tukar historis. Kami lebih menyukai kurs
temporal, karena secara umum mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan
untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dlam unit mata uang
asing. Karena laporan keuangan luar negerimenurut sudut pandang induk
perusahaan pertama-tama disesuaikan untuk mencerminkan prinsip-prinsip
akuntansi induk perusahaan (sebelum translasi), prinsip te,poral yang lebih
tepat digunakan, karena mengubah pengukuran dalam mata uang asing ke dalam
pengukuran dalam mata uang domestik tanpa mengubah dasar pengukuran. Metode
translasi temporal dapat dengan mudah disesuaikan terhadap proses-proses yang
membuat penyesuaian akuntansi selama translasi. Bila hal ini terjadi,
penyesuaian perbedaan antara dua atau lebih kumpulan praktik dan konsep
akuntansi dilakukan bersama dengan translasi jumlah mata uang. Sebagai contoh,
persediaan atau kewajiban tertentu dapat dinyatakan ulang sesuai dengan praktik
akuntansi yang berbeda dari awal yang digunakan. Prinsip temporal dapat
mengakomodasi kerangka penilaian aktiva yang manapun, apakah biaya historis,
biaya penggantian kini, atau nilai realisasi bersih.
Metode translasi kurs kini merupakan translasi (penyajian
ulang) secara langsung dari satu jenis mata uang ke mata uang lainnya. Tidak
terdapat perubahan dalam sifat akun-akun hanya berlaku bentuk ekspresinya saja
yang diubah. Metode kurs kini lebih tepat digunakan apabila akun-akun anak
perusahaan luar negeri ditranslasikan tetap mempertahankan mata uang lokal
sebagai unit pengukuran yaitu jika entitas asing dipandang dari sudut pandang
perusahaan lokal (sebagai kebalikan dari sudut pandang perusahaan induk).
Translasi berdarakan kurs kini tidak mengubah segala bentuk hubungan awal
(seperti rasio keuangan) dalam laporan keuangan mata uang asing, karena seluruh
saldo akun hanya perlu dikalikan dengan suatu konstatnta. Pendekatan ini juga
berguna jika akun-akun perusahaan independen ditranslasikan untuk keperluan
pemegang saham luar negeri atau kelompok pengguna eksternal lainnya.
Penggunaan metode kurs kini yang kedua terjadi apabila
akun-akun yang telah disesuaikan berdasarkan tingkat harga hendak
ditranslasikan ke dalam mata uang yang lain. Jika penyesuaian tingkat harga
yang andal dibuat terhadap sekelompok akun tertentu dan perubahan tingkat harga
domestik untuk mata uang tercermin dengan baik dalam perubahan kurs valuta
asing terkait, maka translasi kurs kini terhadap data yang telah disesuaikan
dengan tingkat harga akan menghasilkan sesuatu yang dapat dibandingkan dengan
translasi akun-akun biaya historis menurut metode translasi kurs historis.
Topik ini akan dibahas di bab 7.
Apakah terdapat situasi di mana translasi sama sekali tidak
boleh dilakukan? Kami berpendapat demikian. Tidak ada translasi yang memadai
jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat stabil.
Translasi dari satu mata uang itu ke yang lainnya tidak akan menghasilkan
informasi yang bermakna meski menggunakan metode yang manapun. Kami berpendapat
bahwa hal ini masuk akal. Jika suatu mata uang cukup tidak stabil sehingga
membuat translasi akun tidak dapat dilakukan, konsolidasi laporan keuangan
perusahaan independen dikeluarkan diterbitkan benar-benar untuk tujuan
pemberian informasi bagi para penduduk di negara lain yang berada dalam tingkat
perkembangan ekonomi yang dapat dibandingkan dan memiliki situasi mata uang
nasional yang dapat dibandingkan. Akhirnya, laporan manajemen khusus yang tertentu
tidak dapat ditranslasikan. Manajer internasional yang efektif harus mampu
mengevaluasi situasi dan mengambil keputusan yang menyangkut lebih dari satu
mata uang. Beberapa laporan internal perusahaan dapat terdiri dari beberapa
kolom jumlah moneter yang berbeda, masing-masing dalam unit mata uang yang
berbeda. Translasi tidak mungkin dilakukan untuk beberapa laporan lainnya
(seperti kemungkinan akuisisi internasional) karena informasi kurs nilai tukar
valuta asing historus tidak tersedia. Juga, beberapa jenis laporan hanya
melakukan translasi terhadap pos-pos lancar atau nonmoneter dan membiarkan
pos-pos yang lain tidak ditranslasikan.
Ibu Mirsa : Mana yang
terbaik apakah menggunakan Metode Kurs Kini atau Kurs Historis???
Sejauh ini, istilah kurs nilai tukar yang digunakan dalam
metode translasi mengacu pada historis atau kurs kini. Kurs rata-rata sering
digunakan dalam laporan laba-rugi untuk pos-pos beban. Pilihan kurs nilai tukar
yang paling tepat tidak terlalu jelas karena setiap mata uang dalam suatu waktu
dipengaruhi oleh beberapa jenis kurs nilai tukar. Ada kurs beli dan kurs jual,
kurs spot dan kurs forward, kurs resmi dan kurs pasar bebas, dan terdapat
perbedaan nilai kurs yang terletak diantaranya. Kami yakin bahwa kurs translasi
yang tepat sebisa mungkin harus mencerminkan kenyataan ekonomi dan usaha yang
ada. Kurs pasar bebas yang digunakan untuk transaksi spot di negara di mana
akun-akun ditranslasikan ke nilai asalnya adalah satu-satu kursbyang secara
tepat mengukur nilai transaksi sekarang.
Beberapa negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda
untuk transaksi yang berbeda. Dalam situasi ini, harus dipilih beberapa kurs
nilai tukar yang ada. Beberapa alternatif yang disarankan adalah kurs
pembayaran deviden dan kurs pasar bebas dan impor atay ekspor. Penulis
berkeyakinan bahwa kurs pasar bebas lebih disukai dengan satu pengecualian,
apabila terdapat kontrol nilai tukar yang khusus (yaitu apabila beberapa jenis
dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs
nilai tukar valuta asing khusus yang berlaku), kurs yang berlaku tersebut harus
digunakan. Sebagai contoh, jika sebuah anak perusahaan AS di Amerika Latin
telah memperoleh izin untuk melakukan impor beberapa barang tertentu di Amerika
Serikat berdasarkan kurs yang menguntungkan dan telah memilahkan dana tertentu
yang akan digunakan untuk impor, alokasi dana tersebut harus ditranslasikan ke
dalam dolar berdasarkan kurs nilai tukar preferensi khusus tersebut. Kurs nilai
tukar kini dalam pasar bebas pada akhir tahun selanjutnya harus diterapkan
untuk saldo akun kas luar negeri. Prosedur ini mentranslasikan bagian akun kas
dalam mata uang asing berdasarkan dua atau lebih kurs nilai tukar translasi
yang berbeda. Hal ini normal dilakukan sepanjang sungguh-sungguh mencerminkan
kenyataan ekonomi yang tepat.
Ibu Nia : Pembayaran
Utang Ke Luar Negeri berjangka sangat panjang rugi besar???
Jika kurs valuta asing relatif stabil, translasi mata uang
tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan inci atau kaki menjadi
nilai ekuivalennya dalam unit praktik. Namun demikian, kurs nilai tukar jarang
sekali stabil. Mata uang negara-negara industri maju menemukan nilainya secara
bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang berfluktuasi secara khusus
terjadi di Eropa timur, amerika latin dan beberapa negara bagian asia.
Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat
digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata
uang asing. Pergerakan mata uang juga sangat berhubungan erat dengan tingkat
inflasi lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Alena. April 15, 2012 at 6:50. BAB 6 Translasi Mata Uang Asing. http://alena19.wordpress.com/2012/04/15/bab-6-translasi-mata-uang-asing/
Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek,International
Accounting, Buku 1 Edisi 5. Jakarta:
Salemba Empat,2005.
Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek,International
Accounting Seventh Edition. Copyright © 2011, 2008,
2005, 2002, 1999. Pearson Education, Inc., publishing as Prentice Hall, One
Lake Street, Upper Saddle River, New Jersey 07458.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar