PAJAK INTERNASIONAL DAN PENETAPAN HARGA TRANSER
Mempertimbangkan kasus dari suatu perusahaan manufaktur yang sedang mengevaluasi lokasi operasi perusahaan
Eropa yang baru. Keputusan untuk tiga penempatan di negara-negara yang berbeda,
semuanya sama sebelum dikenakan pajak. Manajemen yang dibuat dengan pilihan
akhir, tetapi tidak membicarakan kelompok perpajakan khusus yang telah mereka
sukses laksanakan.
Gerakan yang tidak sesuai bahwa mereka memungut pajak untuk ketiga
negara tersebut dengan pajak perspektif, berakhir dengan dua titik presentasi
yang meningkatkan poin-poin pajak yang efektif dengan marjin kotor. Karena
spesialis perpajakan tidak berkonsultasi sampai akhir laporan dan tidak ada
pengembalian. Karyawan memiliki ruang untuk menyewa dan mengontrak.
Dari seluruh variabel
lingkungan yang harus diperhatikan oleh manager keuangan, hanya variable mata
uang asing yang memiliki pengaruh sama besarnya dengan variable perpajakan.
Faktor pajak sangat memperngaruhi keputusan mengenai di mana perusahaan
melakukan investasi, bentuk organisasi apa yang digunakan, bagaimana cara untuk
mendanainya, kapan dan di mana untuk mengakui elemen-elemen pendapatan, beban
dan berapa harga transfer yang dikenakan.
Dengan pengecualian harga pokok penjualan, perpajakan adalah biaya paling besar pada kebanyakan bisnis.
Kemudian, pengelolaan bisa dipertimbangkan untuk memperkecil pajak
internasional. Manajer keuangan harus berurusan dengan aturan khusus mengenai
pajak pendapatan asing. Lebih dari itu,
secara konstan mengubah persetujuan pajak internasional, hukum, dan
peraturan. Perubahan provisi pajak di satu negara mengakibatkan dampak berbagai
hal dan kompleks dalam sistem perencanaan pajak multinasional dan sistem
simulasi berbasis komputer merupakan hal yang penting sangat membantu dalam
manajemen.
Karena tidak mungkin dalam bab yang singkat memberikan pengetahuan
tentang provisi pajak utama dalam semua negara di dunia sehingga hanya
negara-negara tertentu saja. Pembahasan pada bab ini terbatas pada beberapa
variabel utama yaitu manajer keuangan harus mempertimbangkan perencanaan pajak
untuk perusahaan multinasional. Variabel ini termasuk perbedaan utama dalam sistem
perpajakan nasional (bagaimana bisnis pajak negara-negara yang beroperasi dalam
yurisdiksi mereka) usaha nasional untuk membahas masalah perpajakan ganda (bagaimana
negara mengenakan pajak terhadap laba entitas usaha nasional yang bersumber
dari luar negeri) dan peluang arbitrase antara yurisdiksi pajak nasional dengan
perusahaan multinasional. Selain berperan untuk meminimalkan pajak perusahaan
multinasional, penetapan harga transfer harus dipertimbangkan dalam konteks
perencanaan dan kontrol strategis yang lebih luas.
KONSEP AWAL
Rumitnya hukum dan aturan yang menentukan pajak bagi perusahaan asing dan
laba yang dihasilkan di luar negeri sebenarnya berasal dari beberapa konsep
dasar. Konsep ini mencakup istilah netralitas pajak dan ekuitas
pajak. Netralitas pajak berarti bahwa pajak tidak memiliki pengaruh (atau
netral) terhadap keputusan alokasi sumber daya. Dengan kata lain, keputusan bisnis didorong oleh
fundamental ekonomi, seperti tingkat imbalan, dan bukan pertimbangan pajak.Keputusan seperti itu mengakibatkan suatu alokasi sumber daya yang
optimal: Ketika pajak mempengaruhi alokasi sumber daya, hasilnya akan kurang
optimal. Pada Kenyataannya, pajak jarang netral.
Ekuitas pajak berarti
wajib pajak yang menghadapi situasi yang mirip serupa semestinya membayar pajak
yang sama, tetapi terdapat ketidaksetujuan antar bagaimana menginterpretasikan
konsep ini. Sebagai contoh, bagaimana perusahaan yang
ada di luar negeri sebagai cabang dari perusahaan domestik? Jika demikian, maka
laba bersumber dari luar negeri dan domestik seharusnya dikenakan pajak dengan
tarif negara induk perusahaan yang sama. Atau, apakah anak perusahaan luar
negeri adalah sebuah perusahaan asing yang secara kebetulan dimiliki oleh
perusahaan domestik? Dalam kasus ini, laba yang berasal dari luar negeri harus
dikenakan pajak dengan jumlah yang sama dengan perusahaan lain di negara itu
yaitu berdasarkan tarif pajak negara asing. Kita akan meihat bahwa praktik
pajak internasional aktual tersebut terletak di antara dua titik ekstrim.
KEANEKARAGAMAN SISTEM PAJAK NASIONAL
Suatu perusahaan dapat melakukan bisnis
internasional dengan mengekspor barang dan jasa atau dengan melakukan investasi
asing langsung atau tidak langsung. Ekspor jarang sekali memicu potensi pajak di Negara
yang melakukan impor, karena sulit sekali bagi Negara pengimpor untuk
menetapkan pajak yang dikenakan atas eksportir luar negeri. Di sisi lain suatu
perusahaan yang berorientasi di Negara lain melalui cabang atau perusahaan
afiliasi terkena pajak di Negara itu.Pengelolaan yang
efektif atas potensi pajak ini memerlukan pemahaman atas sistem pajak nasional,
yang sangat berbeda dari satu negara ke negara lain. Perbedaan ini mencakup
jenis-jenis pajak dan beban pajak hingga perbedaan dalam pelaporan dan filosofi
pengenaan pajak.
Jenis Pajak
Perusahaan yang beroperasi di luar negeri menghadapi
berbagai jenis pajak. Pajak langsung seperti pajak penghasilan, mudah untuk
dikenali dan umumnya diungkapkan pada laporan keuangan perusahaan. Pajak tidak
langsung seperti pajak konsumsi tidak dapat dikenali dengan jelas dan tidak
terlalu sering diungkapkan, umumnya mereka tersembunyi dalam pos biaya dan
beban lain-lain.
Tampilan 12-1
Menggambarkan perbedaan pengaruh pajak langsung dan tidak langsung
terhadap laba sebelum dan sesudah pajak. Dalam membandingkan kinerja investasi
antar negara, fokusnya harus terletak pada imbalan sesudah pajak.
Pajak penghasilan perusahaan mungkin digunakan secara lebih luas
untuk menghasilkan pendapatan bagi pemerintah dibandingkan dengan pajak utama
lainnya, dengan kemungkinan pengecualian untuk bea dan cukai. Namun demikian
semenjak pertengan tahun 1980-an, terdapat tren secara internasional untuk
merendahkan tarif pajak penghasilan. Yang mendorong adanya tren ini adalah
pengakuan bahwa pengurangan tarif pajak akan meningkatkan daya saing global
perusahaan-perusahaan di suatu negara dan akaan menciptakan suatu lingkngan
yang menarik bagi bisnis internasional. Sesungguhnya, integrasi perekonomian
dunia dan meningkatnya kemampuan usaha untuk berpindah dari lingkungan dengan
pajak tinggi ke lingkungan dengan pajak rendah akan membatasi kemampuan suat
negara untuk mengenakan pajak yang lebih tinggi dari negara lainnya. Tampilan
12-2 menunjukkan tarif pajak penghasilan nasional untuk beberap negara.
Pajak pungutan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah pada dividen,
interest, perhatian, dan pembayaran keluarga royalti ke investor asing. Sebagai
Contoh, berasumsilah bahwa suatu negeri mempunyai suatu 10 persen menolak pajak
atas bunga deviden dan ganti nugi menarik perhatian dibayar ke investor asing.
Investor akan menerima hanya 90 persen interest perhatian yang dibayar oleh
obligasi itu. Sedangkan menurut hukum membebankan atas penerima asing, pajak
ini secara khas ditahan di sumber oleh korporasi pembayaran, yang mengirimkan
mulai pegawai pemungut pajak dalam negara penyelenggara. Sebab yang menolak
pajak mungkin merintangi arus modal investasi jangka panjang internasional,
mereka sering memodifikasi perjanjian pajak dari dua belah pihak.
Pajak pertambahan nilai, merupakan pajak
konsumsi yang ditemukan di Eropa dan Kanada. Pajak ini umumnya dikenakan
terhadap nilai tambah dari setiap tahap produksi atau distribusi. Pajak ini
berlaku untuk total penjualan dikurangi dengan pembelian dari unit penjual
perantara. Kemudian, jika Pedagang Norwegia membeli 500,000 krone
dagangan dari suatu perusahaan grosir Norwegia dan kemudian menjualnya 600,000
krone, nilai tambah adalah 100,000 krone, dan suatu pajak adalah yang ditaksir
pada jumlah ini. Perusahaan yang membayar pajak di dalambiaya-biaya mereka
sendiri dapat meminta kembali dari otoritas pajak. Konsumen akhirnya menanggung
biaya tambahan pajak. Tampilan 12-3 menunjukkan bagaimana pajak pertambahan
nilai.
Pajak perbatasan, seperti bea cukai dan
bea impor, umumnya ditujukan untuk menjaga agar barang domestik dapat bersaing
dalam harga dengan barang impor. Dengan demikian, pajak yang dikenakan terhadap
impor umumnya dilakukan secara paralel dan pajak tidak langsung lainnya
dibayarkan oleh produsen domestik barang yang sejenis.
Pajak transfer, merupakan jenis pajak
tidak langsung lainnya. Pajak ini dikenakan terhadap pengalihan (transfer)
objek antar pembayar pajak dan dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap
keputusan bisnis seperti struktur akuisisi. Sebagai Contoh, akuisisi
bisnis di Eropa seringkali dilakukan melalui pembelian saham dan bukan
pembelian aktiva bersih yang mendasari. Lebih banyak lagi struktur perbedaan
ini ditemukan dalam akuisisi yang dilakukan di AS karena pajak transfer tidak
terlalu penting di sana.
Beban Pajak
Perbedaan dalam beban pajak secara keseluruhan merupakan sesuatu yang
penting dalam bisnis internasional. Menurut undang-undang
tingkat perpajakan pendapatan adalah suatu sumber penting dari perbedaan ini,
sebab dapat dilihat di Tampilan 12-2. Bagaimanapun, perbedaan di dalam tarif
pajak hanya sebagian. Banyak pertimbangan lain yang dapat secara
signifikan mempengaruhi beban pajak efektif bagi perusahaan multinasional.
Perbedaan nasional dalam definisi penghasilan kena pajak juga merupakan hal
yang penting.
Misalkan penyusutan/depresiasi. Di dalam teori, sebagian biaya
aktiva dikatakan menjadi kadaluwarsa jika aktiva tersebut habis digunakan untuk
memproduksi pendapatan. Agar sesuai dengan prinsip kesetandingan, biaya yang
kadaluwarsa ini diakui sebagai beban dan dikurangkan dari pendapatan yang
terkait. Apaila aktiva dikonsumsi secara merata dalam setiap periode pelaporan,
porsi biaya yang setara umumnya dibebankan pada setiap peride untuk keperluan
pelaporan keuangan eksternal. Dalam suatu Negara, bagaimanapun, suatu pembedaan
biasanya dibuat antara penyusutan untuk pelaporan eksternal dan penyusutan
untuk pajak bermaksud. Sebagai suatu perangsang untuk menanam modal dalam
barang-barang modal, termasuk bangunan komersil, perusahaan di Amerika Serikat
diijinkan untuk menggunakan metode penyusutan. Di Negara Jerman, hukum
perpajakan menetapkan tarif penyusutan, dan bangunan jatuh harga di pertunjukan
garis lurus. Hukum perpajakan juga menentukan penyusutan di Perancis, dengan
kebanyakan asset jatuh harga pada suatu basis garis lurus. Bagaimanapun,
antipollution dan asset penghematan energi mungkin jatuh harga pada suatu basis
dipercepat.
Pos-pos lain yang tercatat menjadi sumber perbedaan
antarnegara dalam beban pajak efektif berkaitan dengan overhead sosial negara
tuan rumah. Untuk menarik investasi asing, negara-negara industri kurang maju
seringkali mengenakan tarif pajak perusahaan yang lebih rendah dari pada
negara-negara Industri maju. Namun demikian, negara-negara dengan pajak
langsung yang rendah memerlukan dana untuk membiayai pemerintah dan jasa sosial
lainnya seperti halnya negara lain. Oleh karena itu, tarif pajak perusahaan
langsung yang lebih rendah umunya menghasilkan pajak tidak langsung yang lebih
rendah kualitasnya. Pajak tak langsung mengurangi daya beli dalam lokal pasar.
Lebih sedikit dan menurunkan jabatan dalam pemerintahan berkualitas mungkin
memaksakan suatu struktur biaya lebih tinggi pada operasi multinasional. Contohnya,
memasukkan jaringan transportasi lemah, tidak cukup jasa yang berhubungan
dengan pos, sistem telekomunikasi dan telepon tidak efektif, dan kurangnya daya
tenaga listrik.
Semakin banyak pemerintah yang
sedang mengurangi pajak perseroan marginal, banyak juga negara yang sedang meluaskan dasar pajak
perseroan. Dalam dunia nyata, tarif pajak efektif
jarang sekali sama dengan tarif pajak nominal. Dengan demikian tidaklah tepat
untuk mendasarkan perbandingan antar negara pada tarif pajak wajib saja. Lagi
pula, tarif pajak yang rendah tidak selalu berarti beban pajak yang rendah.
Secara internasional beban pajak harus selalu ditentukan dengan mengamati tarif
pajak efektif.
Sistem Administrasi Pajak
Sistem taksiran pajak
nasional juga mempengaruhi pajak relatif yang dibebankan. Beberapa sistem utama
yang sekarang ini digunakan. Untuk penyederhanaan, kita akan mempertimbangkan
sistem terintegrasi dan sistem klasik.
1. Berdasarkan sistem klasik, pajak
penghasilan perusahaan atas penghasilan kena pajak dikenakan pada tingkat
perusahaan dan tingkat pemegang saham. Pemegang saham dikenakan pajak pada saat
laba perusahaan dibayarkan sebagai dividen atau pada saat mereka mencairkan
investasinya. Ketika suatu perusahaan dikenakan pajak atas laba yang diukur
sebelum dilakukan pembayaran dividen, pemegang saham kemudian dikenakan pajak
atas dividen yang mereka terima, maka pendapatan dividen pemegang saham secara
efektif telah dikenakan pajak sebanyak dua kali. Sebagai contoh, suatu induk
perusahaan di Zonolia (suatu negara fiktif) yang dikenakan pajak penghasilan
perusahaan sebesar 33% menghasilkan laba 100 zonos (z) dan membagi dividen
sebesar 100% kepada pemegang saham tunggal, yang berada dalam keranjang pajak
30%. Pajak efektif yang dibayarkan atas penghasilan perusahaan ditentukan
sebagai berikut :
Laba perusahaan Z 100,00
- Pajak penghasilan sebesar
33% 33,00 = Laba bersih (dan dividen yang dibayarkan) Z 67,00
Dividen Z 67,00
- Pajak penghasilan pribadi sebesar
30% 20,10
= Jumlah bersih untuk pemegang
saham Z 46,90
Total pajak yang dibayarkan atas
penghasilan perusahaan sebesar Z 100,00 :
Pajak penghasilan Z 33,00
Pajak penghasilan pribadi 20,10
Total Z 53,10
Negara-Negara yang berhubungan dengan sistem ini
seperti Negeri Belgia, Luxembourg, Netherlands, dan Sweden.
Kecenderungan terbaru di kebanyakan negara maju telah dipindahkan dari
pemajakan berganda pendapatan dividen dengan mengadopsi salah satu suatu
terintegrasi atau suatu sistem tuduhan.
2. Berdasarkan sistem terintegrasi, pajak
perusahaan dan pemegang saham terintegrasi sedemikian rupa sehingga mengurangi
atau mengeliminasi pengenaan pajak berganda atas pendapatan perusahaan. Kredit
pajak atau sistem imputasi merupakan jenis sistem pajak terintegrasi yang umum.
Berdasarkan sistem ini, pajak yang dikenakan terhadap pendapatan perusahaan,
tetapi sebagian dari pajak yang dibayarkan dapat diperlakukan sebagai kredit
terhadap pajak penghasilan pribadi jika dividen dibagikan kepada para pemegang
saham. Sistem pajak ini didukung Uni Eropa dan ditemukan di Austra;ia, Kanada,
Meksiko, dan banyak lagi negar Eropa seperti Perancis, Italia dan Inggris.
Untuk melihat bagaimana sistem ini
berjalan, misalkan fakta yang sama dengan induk perusahaan Zonolia yang
digunakan dalam contoh sebelumnya. Asumsikan pula bahwa pemegang saham menerima
kredit pajak sebesar 25% dari dividen yang diterima. Berdasarkan asumsi ini,
total pajak yang dibayarkan ditentukan sebagai berikut :
Pajak perusahaan Z 100,00
- Pajak penghasilan sebesar 33% Z
33,00
= Laba bersih dandividen yang
dibayarkan Z 67,00
Penghasilan dividen untuk pemegang saham Z
67,00
+ Kredit pajak sebesar 25% Z 16,75
= dividen gross up Z 83,75
Kewajiban pajak penghasilan sebesar 30% Z
25,12
- Kredit Pajak Z 16,75
= Pajak dari pemegang saham Z 8,37
Total pajak yang dibayarkan atas
pendapatan perusahaan sebesar Z 100,00:
Pajak penghasilan Z 33,00
Pajak penghasilan pribadi 8,37
Total Z 41,37
Contoh ini menggambarkan suatu sistem tuduhan parsial di mana
pemajakan berganda yang dikurangi tetapi tidak dihapuskan. imputasi penuh
menghapuskan pemajakan berganda.
Sistem pemisahan tarif merupakan jenis sistem pajak terintegrasi
yang lain, di mana pajak yang lebih rendah dikenakan atas laba yang dibagikan
(deviden) dan bukan berdasarkan laba ditahan. Dahulu Jerman menggunakan sistem
pemisahan tarif. Cara lain untuk mengurangi pengenaan pajak berganda adalah
dengan mengecualikan dividen sebesar presentasi tertentu dari pengenaan pajak
pribadi, sebagaimana yang dilakukan Jerman sekarang atau dengan mengenakan
pajak dividen berdasarkan tarif yang lebih rendah daripada tarif pribadi,
seperti yang baru-baru ini dikenakan di Amreika Serikat.
Insentif Pajak Luar Negeri
Negara-negara mempercepat pembangunan ekonomi dengan
keuntungan dari bisnis internasional. Banyak negara yang menawarkan insentif
pajak untuk menarik minat investasi luar negeri. Insentif dapat berupa hibah tunai bebas pajak yang digunakan untuk biaya
aktiva tetap dari proses industri baru atau pengampunan untuk membayar pajak
selama beberapa periode waktu (Pembebasan pajak–tax holiday). Bentuk pembebasan
pajak sementara yang lainnya seperti pengurangan tarif pajak penghasilan,
penagguhan pajak, dan pengurangan atau penghapusan berbagai jenis pajak tidak
langsung. Kebanyakan negara industri maju menawarkan sejumlah target insentif,
seperti pengurangan tarif pajak perusahaan di Irlandia bagi operasi manufaktur
(10%) hingga tahun 2010.
Beberapa negara-negara, terutama sekali mereka yang mempunyai sedikit
sumber alam, menawarkan pajak permanen rangsangan. Negara-Negara ini antara
lain:
1. Bahamas, Bermuda, dan PulauCayman, yang tidak memiliki pajak
pendapatan sama sekali
2. Vanuatu, yang mempunyai pajak pendapatan sangat rendah
3. Hong Kong dan Panama, pajak di tempat itu menghasilkan pendapatan
tetapi membebaskan pendapatan dari sumber asing
Tempat Bebas Pajak dan Kompetisi Pajak
yang Membahayakan
Organisasi kerja ekonomi dan pembangunan (organization for economic
cooperation and development–OECD) mencoba untuk menghentikan kompetisi pajak
yang dilakukan oleh beberapa negara surga pajak. Tren
di seluruh dunia yang mengarah pada penurunan tarif pajak penghasilan
perusahaan merupakan dampak langsung kompetisi pajak. Dengan demikian, apakah kompetisi
pajak berbahaya? Sebenarnya, kompetisi pajak itu akan bermanfaat jika dapat
membuat pemerintah menjadi lebih efisien. Pada sisi lain, berbahaya jika mengalihkan
pendapatan pajak dari pemerintah yang sebenarnya memerlukan pendapatan tersebut
menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh kalangan usaha. OECD’S memberikan perhatian
utama pada tempat bebas pajak yang mengijinkan bisnis untuk menghindari pajak
negara lain. Cabang operasi luar negeri tidak memiliki ketenagakerjaan atau
pekerjaan riil yang dihubungkan dengan kekurangan substansiil aktivitas dan terus
menyalurkan transaksi keuangan sampai negara tempat bebas pajak untuk
menghindari pajak negara.
OECD menyebutkan terdapat empat
faktor untuk mengidentifikasi suatu tempat bebas pajak:
1. Tidak ada atau pajak
rendah atas pendapatan,
2. Ketiadaan pertukaran
informasi yang efektif,
3. Ketiadaan
ketransparanan, dan
4. Tidak ada aktivitas yang
substansil.
Di tahun 2000, OECD mengenali 40 negara-negara sebagai tempat
bebas pajak. Negara-Negara ini sering meniadakan atau tarif pajak rendah uang
asing dan tidak meminta, tidak melaporkan, kebijakan mengenai pendapatan asing.
Mereka sering meminta dari negara-negaralainnya yangsedang berburu pajak. OECD
menerapkan tekanan ke negara yang disebut “enggan membantu” tempat bebas pajak.
Enggan untuk membagi informasi dengan pajak otoritas di lain tempat dan hukum
perpajakan yang dikuatkan atau diterapkan itu tidak samarata atau secara
rahasia. Tempat bebas pajak enggan membantu dipaksa untuk mengadopsi mengambil
keuntungan pertukaran yang efektif ketransparanan dan informasi. Tekanan
lancar. Di tahun 2009, semua pajak yang enggan membantu tempat berlindung
dipindahkan dari daftar.Penyelarasan Internasional dengan keanekaragaman sistem
perpajakan di seluruh bumi, penyelarasan kebijakan pajak global sepertinyaakanbermanfaat.
Perusahaan multinasional, dibebankan oleh perbedaan pajak nasionalmerupakan
tekanan untuk pajak internasional.Perserikatan Eropa sedang membelanjakan banyak energi di dalam
arah ini bekerja untuk menciptakan pasar tunggal. Eropa mengenalkan mata uang
tunggal, euro, menyoroti perbedaan pajak antar anggota negara.
PEMAJAKAN TERHADAP SUMBER LABA DARI LUAR NEGERI DAN PEMAJAKAN GANDA
Tiap-Tiap bangsa mengakui hak pendapatan pajak yang memulai
dalam perbatasannya. Filosofi nasional atas pengenaan pajak
terhadap sumber dari luar negeri merupakan hal yang penting dari seorang
perencana pajak. Beberpa negara seperti Prancis, Hongkong, Panama, Afrika
selatan, Swiss, dan Venezuela menerapkan prinsip pemajakan teritorial dan tidak
mengenakan pajak terhadap perusahaan yang berdomisisli didalam negeri yang
labanya dihasilkan dari luar negara tersebut.Ini
mencerminkan gagasan di mana beban pajak asing perlu bergabung sama perihal
lokal pesaing mereka. Di dalam pandangan ini, perusahan asing bergabung dengan perusahaan
lokal yang dipandang sebagai perusahaan asing yang secara kebetulan dimiliki
oleh penduduk lokal.
Kebanyakan negara (Australia Austria, Brazil, Negeri China, Republik
Cekoslovakia, Jerman, Jepang, Mexico, Netherlands, Kerajuan Bntania I, dan
Amerika Serikat) mengadopsi warganegara dan korporasi pajak penduduk dan
prinsip di seluruh dunia atas pendapatan dengan mengabaikan batasan-batasan
nasional. Gagasan dasar di sini adalah bahwa suatu cabang asing dari suatu
lokal perusahaan sederhananya suatu perusahaan lokal yang beroperasi luar
negeri.
Kredit Pajak Luar Negeri
Berdasarkan prinsip perpajakan seluruh dunia, negeri laba luar negeri yang diperoleh sebuah
perusahaan domestik terkena pajak yang dikenakan secara penuh baik di negara
tuan rumah maupun negara asal. Untuk
menghindari keengganan kalangan usaha untuk berekspansi ke luar negeri dan
untuk mempertahankan konsep netralitas luar negeri, tempat domisili induk
perusahaan (negara tempat kedudukan) dapat memilih untuk memperlakukan pajak
luar negeri yang dibayarkan sebagai kredit terhadap kewajiban domestik induk
perusahaan atau deduksi sebagai pengurang atas penghasilan kena pajak.
Perusahaan umumnya memilih sebagai kredit pajak, karena akan menghasilkan
pengurangan satu per satu atas kewajiban pajak domestik (terbatas pada jumlah
pajak penghasilan yang sebenarnya dibayarkan) sedangkan pengurangan laba kena
pajak hanya sebesar bagian beban pajak luar negeri yang kemudian dikalikan
dengan tarif pajak marginal domestik.
Kredit pajak luar negeri dapat dihitung
sebagai kredit langsung atas pajak penghasilan yang dibayarkan atas laba cabang
atau anak perusahaan dan setiap pajak yang dipungut pada sumbernya seperti
dividen, bunga, dan royalti yang dikrimkan kembali kepada investor domestik.
Kredit pajak juga dapat diperkirakan jika jumlah pajak penghasilan luar negeri
yang dibayarkan tidak terlampau jelas (ketika anak perusahaan luar negeri
mengirimkan sebagian laba yang bersumber dari luar negeri kepada induk usaha
domestik). Dividen yang dilaporkan dalam surat pemberitahuan pajak induk
perusahaan harus dihitung kotor (gross–up) untuk mencakup jumlah pajak ditambah
seluruh pajak pungutan luar negeri yang berlaku. Artinya induk perusahaan
domestik menerima dividen yang didalamnya termasuk pajak terutang kepada
pemerintah asing dan kemudian membayar pajak itu.
Kredit pajak tak langsung asing bisa diijinkan (pajak pendapatan
asing yang dianggap dibayar) ditentukan sebagai berikut:
Untuk menggambarkan bagaimana kredit pajak asing diterapkan di
berbagai situasi, berasumsilah bahwa U.S. perusahaan induk menerima royalti
dari negara A, laba cabang luar negeri dari Negara B, dan dividen anak
perusahaan C dan D. Pajak pungutan atas pembayaran royalti dan dividen
diasumsikan sebesar 15% di negara A, C, dan D, pajak pendapatan diasumsikan
menjadi 30% di negara B dan 40% di
Negara C. Negara D menilai 40% sebagai ganti pajak langsung atas laba
yang dihasilkan di wilayah kedaulatannya.
Variabel pokok dalam ilustrasi ini, seperti ditunjukkan di tampilan
12-4, adalah bentuk organisasi dari kegiatan luar negeri dan tarif pajak
penghasilan perusahaan relatif dan pajak pungutan. Dalam kolom pertama,
pembayaran royalti sebesar $20.00 terkena pajak pungutan sebesar 15% di negara
tuan rumah. (jaringan $ 17.00 pembayaran
kepada orangtua). Untuk keperluan pajak di AS, royalti bersih dihitung kotor
dengan memasukkan pajak pungutan, yang menghasilkan dasar untuk pengenaan pajak
domstik AS sebesar 35%. Pajak di AS sebesar $7,00 dihapuskan dengan kredit
untuk pajak luar negeri yang dibayarkan, sehingga menghasilkan kewajiban pajak
AS bersih sebesar $4,00.
Dalam kolom kedua tampilan 12-4, laba cabang luar negeri induk
perusahaan AS dihitung kotor dengan memasukkan pajak penghasilan luar negeri
yang telah dibayar $ 30.00. U.S. pajak dapat dibayar pada jumlah ini $35.00
adalah offset oleh suatu kredit pajak asing $30.00, sehingga menghasilkan utang
pajak bersih di AS $5.00. dengan pembayaran keluarga royalti, efek kredit pajak
asing untuk membatasi total pajak atas bunga deviden dan ganti rugi sumber pendapatan
asing lebih tinggi untuk dua negara-negara pajak. Di dalam contoh ini, U.S itu.
tarif pajak 35 persen adalah lebih tinggi dibanding tarif pajak asing 30
persen, hasil suatu total pendapatan cabang dan keluarga royalti pajak atas
bunga deviden dan ganti rugi 35 persen.
Pengamatan lebih jauh atas tampilan 12-4 mengandung pelajaran.
Suatu perbandingan kolom 2 dan 3 menyarankan pentingnya format organisatoris
pada pajak internasional. Suatu operasi cabang, yang dipandang sebagai suatu
perluasan perusahaan induk, tunduk kepada tarif pajak penuh negeri rumah. Di
dalam contoh, cabang asing membayar suatu total pajak $35:$30 pajak asing pendapatan
dan $5 U.S. pajak. Demikian demikian, cabang asing membawa beban penuh U.S.
tingkat tarip pajak pendapatan. Bagaimanapun, bertahan pajak-pajak manapun yang
masih harus disetorkan pada distribusi pendapatan kepada induk perusahaan sebab
hanya suatu cabang asing dapat mendistribusikan labanya. Pada tangan lain,
suatu operasi asing berbentuk suatu cabang adalah dipajakkan hanya pada pendapatan
balik ke pengadilan perusahaan induk itu. Hal itu dapat menunda pajak
pendapatan ditahan, dan demikian kemudian bersaing sederajat menuduh kedudukan perusahaan lokal.
Kolom 3 dan 4 menggambarkan bagaimana suatu sistem perpajakan di
seluruh dunia menempatkan cabang pada suatu kerugian kompetitif manakala
ditempatkan dalam suatu negara yang mempercayakan terutama semata pada suatu
pajak tak langsung untuk pendapatan. Catatlah bahwa cabang di negara D lebih
tinggi total pajak membebankan sebab kredit pajak hanya membebaskan pajak
langsung, tidak pajak tidak langsung. Dengan cara yang sama,
keuntungan-keuntungan insentif pajak yang diwarisi oleh pemerintah tuan rumah
mungkin juga jadi dihapuskan.
Pembatasan Kredit Pajak
Negara-Negara asal dapat mengenakan sumber pajak luar negeri.
Suatu negara dapat memilih untuk mengenakan pajak atas laba dari sumber-sumber
nasional yang terpisah. Dalam kasus ekstrim lainnya, semua sumber laba luar
negeri dari setiap sumber luar negeri digabungkan dan dikenakan pajak satu kali.
Beberapa negara mengenakan pajak atas sumber laba luar negeri berdasarkan asal
sumbernya dengan kredit pajak untuk sumber pajak luar negeri tersebut maksimum
sebesar pajak domestik terkait yang dapat dikenakan atas laba itu. Sebagaimana
ditunjukkan dalam kolom 2 dan 3 pada tampilan 12-4, kewajiban pajak maksimum
akan selalu lebih tinggi untuk tarif pajak dalam negara tuan rumah atau negara
asal. Negara-Negara lain mengijinkan induk perusahaan untuk menyatukan
pendapatan dari banyak sumber negeri dengan jenis pendapatan (e.g., dividen vs bunga
vs royalti). Kelebihan kredit pajak dari negara-negara tarif pajak yang tinggi
(kolom 3 tampilan 12-4) dapat menghapuskan pajak atas laba yang diterima dari
negara dengan tarif pajak yang rendah ( kolom 2 tampilan 12-4).
Untuk mencegah kredit pajak asing dapat menghapuskan pajak atas
sumber penghasilan domestik, banyak negara-negara menetapkan batasan umum atas
jumlah pajak luar negeri yang dapat dikreditkan setiap tahunnya. Amerika Serikat,
sebagai contoh, membatasi kredit pajak proporsi U.S. pajak yang sama
perbandingan dengan pembayar pajak sumber penghasilan luar negeri pendapatan kena pajak di seluruh dunia pendapatan
kena pajak untuk tahun itu. Berasumsilah Bahwa Perusahaan Alfa yang didapat $
2,000 sumber penghasilan luar negeri pendapatan dan $ 3,000 U.S.- sumber pendapatan kena pajak. Kredit
pajak asing nya akanlebih sedikit untuk pajak pendapatan asing membayar atau
pembatasan kredit pajak asing yang dihitung sebagai berikut:
Kemudian, $ 700 akan digunakan sebagai kredit pajak, sekalipun
pajak asing yang dibayar melebihi $ 700. Kelebihan pajak asing dapat dikembalikan
satu tahun dan maju 10 tahun (lihatlah catatan kaki b tampilan 12-4).
Suatu pembatasan kredit pajak asing terpisah U.S. pajak penghasilan
luar negeri pendapatan kena pajak dari tiap jenis pendapatan berikut:
· Pendapatan pasif (investment-type
pendapatan, seperti dividen, interest, keluarga royalti,dan sewa)
· Pendapatan umum ( semua tipe)
Sumber pendapatan luar negeri kena pajak adalah sumber pendapatan
kotor luar negeri lebih sedikit biaya, kerugian, dan pengurangan yang dapat
disediakan kepada sumber pendapatan luar negeri, lebih suatu biaya dapat
dikenakan pajak, kerugian, dan pengurangan yang tidak bisa dialokasikan dengan
pasti untuk manapun kelas atau item gross pendapatan. Interpretasi atas provisi
ini dilaporkan sebagai salah satu sumber utama persengketaan antara pembayaran
pajak dan dinas pajak AS (Internal
Revenue Services-IRS)
Perjanjian Pajak
Meskipun kredit pajak luar negeri melindungi sumber pajak luar negeri
dari pengenaan pajak ganda (dalam beberapa hal tertentu), perjanjian pajak
dapat melakukan lebih dari itu. Para penandatanganan perjanjian itu umumnya
menyetujui bagaimana pajak da insentif pajak akan dikenakan, dihormati, dibagi,
atau yang lain dihapuskan terhadap pendapatan usaha yang dihasilkan oleh warga
negara dari negara lain di satu wilayah yuridiksi pajak. Dengan demikian,
kebanyakan perjanjian pajak antara negara asal dan negara tuan rumah
memungkinkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan domestik di negara tuan rumah
akan terkena pajak negara asal jika perusahaan itu tetap berdiri permanen di
sana. Perjanjian pajak juga mempengaruhi pajak pungutan atas dividen, bunga dan
royalti yang dibayarkan oleh perusahaan di satu negara kepada pemegang saham
asing. Perjanjian ini biasanya memberikan pengurangan timbal balik atas pajak
pungutan dividen dan seringkali mengecualikan royalti dan bunga dari pajak
punguttan.
Pertimbangan Devisa
Undang-undang reformasi pajak tahun 1986 memperkenalkan aturan
formal mengenai perpajakan kerugian dan keuntungan mata uang asing di Amerika
Serikat. Sehubungan Dengan SFAS 52 (diuraikan dalam Bab 6), semua penentuan
pajak harus dibuat berdasarkan mata uang fungsional pembayar pajak. Mata uang
fungsional diasumsikan menjadi U.S itu. dolar kecuali jika operasi asing adalah
suatu unit otonomi, atau unit bisnis berkwalitas. Secara Umum, pajak memerintah
adalah serupa tetapi bukan serupa ke prinsip-prinsip akunting berlaku umum
diuraikan di Bab 6. Berikut adalah contoh perlakuan pajak.
Kerugian transaksi mata uang asing selain mata uang fungsional
biasanya dibukukan dengan perspektif dua transaksi. Berdasarkan pendekatan ini,
keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing diperlakukan sebagai
pendapatan dan dibukukan secara terpisah dari transaksi dasar. Bagaimanapun,
kerugian atau keuntungan transaksi yang memenuhi syarat sebagai pagar tertentu
transaksi mata uang asing dapat terintegrasi dengan transaksi dasar. Contoh,
suatu kerugian atau keuntungan terjadi pada suatu pemain depan menukar kontrak yang
ditunjuk sebagai suatu efektif pagar dari suatu mata uang asing meminjamkan offset
transaksi memperoleh kerugian atas dasar kewajiban. Devisa memperoleh kerugian
biasanya dialokasikan antaras U.S. dan asing sumber acuan kepada tempat tinggal
wajib pajak pada buku kewajibanasing atau assetmata
uang dicerminkan. Kemudian, suatu U.S. korporasi sumber keuntungan atau
kerugian Amerika Serikat itu.
Laba yang dapat dikenakan pajak untuk cabang asing pada awalnya
didasarkan pada mata uang fungsional mereka. Mata uang fungsional kemudian
dikonversi ke U.S. dolar yang menggunakan rata-rata nilai tukar untuk periode
yang dapat dikenakan pajak itu. Pajak pendapatan asing dibayar ditranslasikan
di nilai tukar pada hakekatnya manakala pajak dibayar dan kemudian ditambahkan pada
yang dikenakan pajak asing pendapatan atau mendapat keuntungan kotor. Pajak
asing dibayar kemudian mengklaim sebagai kredit pajak asing karena U.S. pajak
tersebut. Karena cabang asing, distribusi dianggap di bawah bagian F peraturan
(yang dibahas dalam bagian berikutnya) ditranslasikan menggunakan nilai tukar
rata-rata tertimbang modal untuk perusahaan asing tahun yang dapat dikenakan
pajak. Deemed-Paid pajak asing
ditranslasikan ke dalam U.S. dolar yang menggunakan nilai tukar pada hakekatnya
pada tanggal pajak dibayar.
DIMENSI PERENCANAAN PAJAK
Dalam melakukan perencanaan pajak perusahaan
multinasional memiliki keunggulan tertentu atas peurahsaan yang murni domestik
karena memiliki fleksibilitas geografis lebih besar dalam menuntukan lokasi
produksi dn sistem distribusi. Fleksibilitas ini memberikan peluang tersendiri
untuk memanfaatkan perbedaan antar yuridis pajak nasional sehingga dapat
menurunkan beban oajak erusahaan secara keseluruhan.Pergeseran biaya dan pendapatan sampai intracompany ties juga
memberi MNCS peluang tambahan untuk memperkecil pajak global yang dibayar. Di dalamtanggapan,
pemerintah nasional secara konstan merancang perundang-undangan untuk
memperkecil peluang arbitrase yang menyertakan yurisdiksi pajak nasional
berbeda.
Pengamatan
atas masalah perencanaan pajak ini dimulai dengan dua hal dasar:
• Pertimbangan pajak seharusnya tidak
pernah mengandalikan strategi usah
• Perubahan hukum pajak ecara konstan
membatasi manfaat perendanaan pajak dalam jangka waktu panjang.
Pertimbangan Organisasi
Dalam mengenakan pajak pendapatan sumber asing, banyak yurisdiksi pajak
yang memusatkan pada format organisasi dari suatu cabang asing. Suatu cabang
pada umumnya dipertimbangkan suatu perluasan perusahaan induk. Maka, pendapatannya
dengan seketika diperkuat dengan induk perusahaan (suatu pilihan tidak tersedia
untuk suatu cabang) dan secara penuh pajak dalam tahun berpendapatan mengirimkan
kepada perusahaan induk atau bukan. pendapatan dari suatu cabang asing adalah
tidak biasanya sampai dipulangkan. Perkecualian pada aturan umum ini diuraikan di bagian berikutnya.
Jika
operasi luar negeri pada awalnya diramalkan akan mendatangkan kerugian mungkin
akan menguntungkan secara pajak apabila diorganisasikan secara cabang pada
tahap awal. Jika anak perusahaan diorganisasikan di sebuah negara surga pajak
yang tidak mengenakan pajak sama sekali, maka penangguhan pajak akan semakin terlihat
menarik.Untuk satu hal, ongkos exploitasi perusahaan induk
perusahaan tidak bisa dialokasikan untuk suatu cabang, sebab cabang dipandang
sebagai bagian dari induk. Lebih Dari Itu, jika pajak laba asing adalah yang
lebih rendah dalam negara penyelenggara dibanding dalam negara induk, laba dari
suatu cabang bukan pajak oleh negarainduk sampai dipulangkan (lihatlah kolom 2
dan 3 tampilan 12-4). Jika cabang terorganisir di suatu tempat bebas pajak
negeri yang tidak memaksakan apapun pajak sama sekali, pajak deferral akan
lebih menarik lagi. Pemerintah nasional
mengetahui perwujudan ini, dan banyak yang sudah bertindak untuk memperkecil
perusahaan penyalahgunaan itu. Satu contoh adalah U.S itu. Perlakuan laba Subbagian F.
Perusahaan Luar Negeri Yang Dikendalikan Dan Laba Subbagian F
Mengingat bahwa dalam Amerika Serikat, seperti banyak
negara-negara lain yang mengadopsi prinsip perpajakan di seluruh dunia,
pendapatan cabang asing tidak dikenakan pajak kepada induk hingga laba it.
Tempat bebas pajak memberi perusahaan multinasional suatu kesempatan untuk
direpatriasi sebagai dividen. Yang dikenal sebagai prinsip penangguhan
(deferal). Negara-negara surga pajak memberi peluang kepada perusahaan
multinasional untuk menghindari repatriasi dan pajak negara asal dengan
menempatkan laba transaksi dan akumulasnya pada anak perusahaan “plat nama”.
Transaksi ini tidak memiliki pekerjaan atau wujud nyata yang terkait. Laba yang
dihasilkan dari transaksi ini bersifat pasif dan bukan aktif.
Amerika Serikat menutup lubang
kelemahan ini dengan Perusahaan Luar Negeri yang dikendalikan Controlled Perusahaan Asing (CFC) dan provisi laba Subbagian F. CFC adalah suatu korporasi di mana U.S. pemegang saham (U.S.
korporasi, warganegara, atau penduduk) secara langsung atau tidak langsung
memiliki lebih dibanding 50 persen pemungutan suara dikombinasikan untuk
menggerakkan nilai/harga pasar adil. Hanya pemegang saham pemilikan lebih dari 10
persen melakukan pemungutan suara untuk menarik perhatian terhitung di dalam menentukan
50 persen kebutuhan. Pemegang saham dari suatu CFC adalah taxed atas pendapatan tertentu CFC (dikenal sebagai mencemari
pendapatan) bahkan sebelum pendapatan dibagi-bagikan.
Laba Subbagian F mencakup beberapa
pendapatan penjualan dan jasa dengan pihak berhubungan istimewa.Contoh, jika suatu Bahamian cabang dari suatu U.S. korporasi “
membeli” menginventarisir dari U.S nya. orangtua dan menjual inventori kepada
European Perserikatan/Pipa Sambung, laba yang dibukukan olehBahamian cabang adalah Subbagian F pendapatan. Pada Sisi
Lain, jika Bahamian cabang menjual inventori diimport dalam Bahamas, pendapatan
dari penjualan lokal adalah bukan Subbagian F pendapatan. Subbagian F
pendapatan juga termasuk pendapatan pasif, seperti dividen, insentif, sewa, dan
royalti, pendapatan netto mendekati devisa tertentu atau transaksi uang,
memperoleh dari penjualan hak milik investasi tertentu yang mencakup
surat-surat berharga dan pendapatan asuransi tertentu.
Induk Perusahaan Luar Negeri
Dalam beberapa keadaan, suatu induk perusahaan multinasional U.S.
dengan operasi di beberapa negara-negara asing menemukan keuntungkan untuk
memiliki berbagai investasi asing dengan menggunakan suatu third-country perusahaan induk. Corak penting struktur ini adalah bahwa U.S itu. orangtua secara
langsung memiliki saham dari suatu perusahaan induk disediakan di yurisdiksi
asing, dan perusahaan induk, pada gilirannya, memiliki saham atau lebih
beroperasi cabang yang disediakan di dalam yurisdiksiasing lain. Keuntungan
induk perusahaan ini yang menyangkut pajak antara lain:
1. Mempertahankan
manfaat tingkat pajak pungutan atas deviden, bunga, royalti, dan pembayaran
serupa lainnya.
2. Menunda
pajak AS atas laba luar negeri hingga laba tersebut direpatriasikan ke induk
perusahaan AS (yaitu dengan menanamkan kembali laba tersebut di luar negeri)
3. Menunda
pajak AS atas keuntungan dari penjualan saham anak perusahaan operasi luar
negeri
Untuk merealisasikan keuntungan ini akan bergantung terutama pada
perencanaan yang memadai menurut aturan pajak AS yang (seperti Subbagian F dan
aturan kredit pajak asing) dan menghindari aturan pemanfaatan antiperjanjian
yang banyak ditemukan pada sejumlah perjanjian pajak.
Keputusan Pendanaan
Cara yang digunakan untuk mendanai operasi luar negeri dipengaruhi
oleh faktor pajak. Dengan mengasumsikan hal lain tidak berubah, dimungkinkannya
utang untuk dikurangi paja, yang meningkatkan imbalan setelah pajak atas
ekuitas, juga akan meningkatkan daya tarik pendanaan utangdi negara-dengan
dengan pajak tinggi. Apabila pinjaman dalam mata uang lokal dibatasi oleh
pemerintah lokal yang mengharuskan tingkat umum penyetoran ekuitas oleh induk
perusahaan asing, maka pinjaman yang dilakukan oleh induk perusahaan untuk
mendanai penyetoran modal ini akan menghasilkan hasil akhir yang sama, dengan
catatan otoritas pajak di negara induk perusahaan memperolehkan pengurangan
bunga atas pajak.
Dalam contoh lain, anak perusahaan untuk pendanaan luar negri yang
berdomisili di suatu negara dengan tarif pajak rendah atau negara surga pajak
dapat juga digunakan sebagai sarana pendanaan. Pada suatu ketika, perusahaan AS
yang bermaksud untuk meminjam dana pada pasar Eurodollar tidak dapat melakukan
hal itu karena mendapat pembatasan dari pemerintah AS yang mengenakan pajak
pungutan atas bunga yang dibayarkan kepada kreditor asing. Maka untuk
menurunkan biaya pendanaan, perusahaan AS dapat mendirikan anak perusahaan untuk
pendanaan luar negeri di Netherland Antilles, suatu negara yang tidak
mengenakan pajak pungutan atas bunga kepada para penghuninya.
Secara Umum, suatu cabang pembiayaan luar negeri, menempatkan negara
dengan tarif pajak rendah atau tidak mengenakan pajak, akankah mengeluarkan
surat-surat berharga dan kemudian meminjamkan uang untuk suatu cabang operasi
(atau induk perusahaan) yang ditempatkan, terletak di dalam suatu negeri dengan
pajak lebih tinggi. Beberapa perusahaan menggunakan pinjaman ini mengakibatkan pendapatan
bunga untuk (low-/no-tax) pembiayaan
cabang dan biaya bunga dapat dikurangi untuk (pajak lebih tinggi) operasi
cabang. Hasilnya adalah after-tax
lebih tinggi laba yang diperkuat.
Penggabungan Kredit Pajak
Pada bagian awal disebutkan bahwa beberapa negara membatasi kredit
pajaknya menurut dasar sumber per sumber. Laba yang digabungkan dari banyak sumber memungkinkan
kelebihan kredit yang dihasilkan dari negara dengan tarif pajak tinggi untuk
mengurangi laba yang diterima dari wilayah dengan tarif pajak rendah. Kelebihan
kredit pajak dapat diperluas untuk pajak-pajak yang dibayarkan berkaitan dengan
deviden yang dibagikan oleh perusahaan luar negeri lapis kedua dan ketiga dalam
suatu jaringan perusahaan multinasional. Amerika Serikat memperbolehkan
perlakuan ini asalkan kepemilikan tidak langsung oleh induk perusahaan AS di
perusahaan seperti itu lebih dari 5%. Perencanaan ke depan untuk memanfaatkan
kredit seperti itu akan menghasilkan manfaat pajak yang cukup besar. Misalkan
suatu induk perusahaan AS memiliki 100% saham perusahaan X (perusahaan luar
negeri lapis pertama). Perusahaan X memiliki 100% saham dan hak suara dari
perusahaan Y (perusahaan luar negeri lapis kedua). Selama periode berjalan,
perusahaan Y membayarkan deviden sebesar 100 kepada perusahaan X. Selanjutnya,
perusahaan X mengirimkan dividen sebesar 100 kepada induk perusahaan AS sebagai
berikut:
Perusahaan X akan dianggap telah membayar sebesar 67 dari pajak
penghasilan luar negeri yang dibayar oleh perusahaan Y. Selanjutnya, induk
perusahaan AS akan menerima kredit tidak langsung terhadap kewajiban pajak AS
sebesar 57 yang didasarkan pada bagian pajak yang sesungguhnya telah dibayar
dianggap telah dibayarkan oleh perusahaan X (30+67). Dalam tampilan ini,
dividen dari perusahaan Y kepada perusahaan X meningkatkan kredit pajak luar
negeri AS yang diperbolehkan untuk dikurangkan terhadap dividen dari perusahaan
X kepada induk perusahaan AS pada saat pajak penghasilan di negara tempat
kedudukan perusahaan Y melebihi besarnya pajak di negara tempat kedudukan
perusahaan X atau sebaliknya.
Alokasi Akuntansi Biaya
Alokasi
biaya internal diantara kelompok perusahaan merupakan sarana lain untuk
menggeser laba dari negara dengan pajak tinggi ke negara dengan pajak rendah.
Yang paling umum adalah alokasi beban overhead
perusahaan kepada perusahaan afiliasi di negara-negara dengan pajak tinggi. Alokasi beban jasa tersebut seperti biaya sumber daya manusia,
teknologi, dan riset dan pengembangan akan memaksimalkan pengurangan pajak
untuk perusahaan afiliasi di negara dengan pajak tinggi.
Lokasi Dan Penentuan Harga Transfer
Lokasi
sistem produksi dan distribusi juga menawarkan keuntungan pajak. Dengan
demikian penjualan akhir barang dan jasa dapat disalurkan melalui perusahaan
afiliasi yang berlokasi di wilayah yuridiksi yang menawarkan kekebalan atau
penangguhan pajak. Alternatif lainnya, suatau perusahaan manufaktur di negara
dengan pajak tinggi dapat memperoleh komponen dari perusahaan afiliasi yang
berlokasi di negara-negara dengan tarif pajak rendah untuk meminimalkan pajak
perusahaan untuk kelompok usaha secara keseluruhan. Elemen yang diperlukan
dalam strategi tersebut adalah harga yang digunakan untuk mengalihkan barang
dan jasa antar perusahaan dalam kelompok. Lana bagi sistem perusahaan secara
keseluruhan dapat ditingkatkan dengan menentukan harga transfer yang tinggi
atas komponen yang dikirimkan dari anak perusahaan di negara-negara dengan
tingkat pajak yang relatif rendah dan harga transfer rendah atas
komponen-komponen yang dikirimkan dari anak perusahaan yang berada di
negara-negara dengan tarif pajak yang relatif tinggi.
Penentuan harga transfer telah menarik perhatian seluruh dunia.
Pentingnya isu ini terlihat sangat jelas pada saat kita mengenali bahwa
penentuan harga transfer (1) secara internasional dilakukan pada skala yang
relatif lebih besar bila dibandingkan dengan kondisi domestik, (2) dipengaruhi
oleh lebih bayak variabel bila dibandingkan dengan yang ditemukan pada
lingkungan yang sangat domestik, (3) berbeda-beda dari satu perusahaanke
perusahaan lain, dari satu industri ke industri lain dan dari satu negara ke
negara lain, dan (4) mempengaruhi hunbungan sosial, ekonomi dan politik dalam
entitas multinasional, dan kadang-kadang seluruh negara. Penentuan harga
transfer merupakan masalah pajak internasional terpenting yang dihadapi MNC
dewasa ini.
Pengaruh penentuan harga transfer antar perusahaan atas beban
pajak internasional tidak dapat diamati secara terpisah, penentuan harga
transfer dapat mendistorsikan beberapa bagian sistem perencanaan dan kontrol
perusahaan multinasional. Transaksi antar negara membuka perusahaan
multinasional terhadap serangkaian kekhawatiran strategis yang berkisar dari
resiko lingkungan hingga daya saing globa. Kekhawatiran ini seringkali
mempengaruhi faktor pajak.
Perencanaan Pengintegrasian Pajak
Internasional
Perencanaan pajak internasional harus terintegrasi dijadikan aktivitas
perusahaan. Menasehati satu pengacara pajak, “Suatu pajak harus merencanakan dengan
sederhana disambung sebagai suatu pikiran ke masa depan atau yang beranjak
dengan canggung pada sisi suatu bisnis atau transaksi.” Untuk mencapai pengintegrasian
perencanaan pajak internasional, ia merekomendasikan langkah-langkah berikut .
1. Mencari nasihat pajak yang berkompeten tiap-tiap yurisdiksi yang relevan.
2. Mengkomunikasikan semua fakta untuk masing-masing penasehat pajak.
Kesimpulan pajak adalah sering didasarkan pada pembedaan bagus antar fakta.
3. Menugaskan penasehat pajak tunggal untuk mengkoordinir dan
mendamaikan nasihat dari berbagai yurisdiksi.
4. Jadilah pasti bahwa rencana sesuai dengan bisnis itu canggih Cross-Border perencanaan pajak tidak
bisa dibeli off-the-shelf.
5. Meletakkan semua analisa pajak secara tertulis.
6. Jadilah saksama dengan dokumentasi transaksi. Pertempuran audit
adalah sering dimenangkan atau yang didasarkan pada yang hilang dokumen.
7. Memperolehlah high-qualas
nasehat hukum untuk pajak manapun dengan memposisikannyauntuk dipertimbangkan
agresif.
8. Mempertimbangkan bagaimana kamu akan merasakan jika perencanaan
pajak mu yang yang muncul dalam surat kabar lokal. Jika apa yang kamu sedang
lakukan mungkin mempermalukan perusahaan itu, jadi jangan melakukan itu.
Langkah-Langkah ini, 4 dan 8 adalah paling sering dihilangkan, dan
orang yang yang hampir bisa dipastikan untuk gangguan yang didorong kearah yang
tidak bisa diikuti.
Penentuan Harga Transfer Internasional : VARIABEL YANG
RUMIT
Kebutuhan untuk penentuan harga transfer muncul apabila barang dan
jasa dipertukarkan di antara unit-unit organisasi dalam perusahaan yang sama.
Sebagai contoh, kebutuhan itu timbul jika salah satu anak perusahaan
mengirimkan persediaan kepada anak perusahaan lainnya atau jika induk
perusahaan mengenakan beban administrasi dan jasa manajemen, royalti untuk hak
tidak berwujud atas bunga atas pendanaan perusahaan kepada suatu anak perusahaan.
Harga transfer menempatkan nilai moneter terhadap pertukaran antar perusahaan
yang terjadi diantara unit operasi dan merupaka harga pasar. Pada umumnya,
harga transfer dicatat sebagai pendapatan oleh satu unit dan biaya oleh unit
lainnya.
Penentuan
harga transfer merupakan sesuatu yang baru timbul belakangan ini. Penentuan
harga transfer di Amerika Serikat berkembang bersamaan dengan pergerakan
desentralisasi yang mempengaruhi banyak usaha Amerika selama paruh pertama abad
ke-20. Sekali perusahaan berekspansi secara internasional masalah penentuan
harga transfer juga berekspansi dengan cepat dan menjadi lebih serius. diperkirakan bahwa 60% dari semua perdagangan internasional
terdiri dari transfer yang terjadi antara entitas usaha yang berhubungan istimewa.
Transaksi lintas negara juga membuka perusahaan multinasional terhadap sejumlah
pengaruh lingkungan yang menciptakan sekaligus menghancurkan peluang untuk
meningkatkan laba perusahaan melalui penentuan harga transfer. Sejumlah
variabel seperti pajak, tarif, kompetisi, laju inflasi, nilai mata uang,
pembatasan atas transfer dana, risiko politik, dan kepentingan sekutu usaha
patungan sangat memperumit keputusan penentuan harga transfer ini. Berdasarkan
masala-masalah ini, keputusan penentuan harga transfer umumnya mencakup banyak
penghapusan, yang seringkali tidak dapat diramalkan atau terhitung.
Faktor Pajak
Kecuali jika dibatalkan oleh undang-undang, laba perusahaan dapat
ditingkatkan dengan menentukan harga transfer untuk mengalihkan laba dari anak
perusahaan yang terdapat di negara-negara dengan tarif pajak tinggi ke anak
perusahaan yang berdomisisli di negara-negara dengan tarif pajak rendah.
Sebagai contoh, Blue Jeans-Hong Kong, sebuah anak perusahaan manufaktur yang
dimiliki sepenuhnya oleh Global enterprise (AS) mengirimkan 500.000 pasang
jeans biru berdesain kepada perusahaan penjualan afilisi terkait di AS, Blue
Jeans-AS (yang juga dimiliki sepenuhnnya oleh Global Enterprise) dengan harga
$6 sepasang. Biaya produksi jeans
biruoleh Blue Jeans-Hong Kong adalah $4,20 sepasang. Dengan
mengasumsikan setiap potong terjual dengan harga $12 di Amerika Serikat. Laba
konsolidasi (setelah mengeliminasikan penjualan dan biaya antar perusahaan) dan
pajak masing-masing sebesar $1,309,000 dan $591,000, Skenario ini ditunjukkan
di dalam tampilan 12-5.
Dengan suatu U.S. pajak perseroan tingkat 35% dibanding 16.5% di
Hong Kong, harga transaksi celana katun panjang biru meningkat dari $6 untuk $8
sepasang akan meningkatkan total pendapatan setelah pajak seperti ditunjukkan
di dalam tampilan 12-6.
Dalam contoh ini, harga transaksi meningkat yang dibebankan oleh
Hong Kong meningkatkan pula pendapatan kena pajak di Hong Kong dan mengurangi
pendapatan kena pajak untuk U.S itu digabungkan dengan $ 1,000,000. Sebab pajak
perseroan menurunkan di Hong Kong dibanding dalam United Negara, pajak
pendapatan perusahaan untuk sistem secara keseluruhan mengurangi $185,000,
dengan peningkatanan di pendapatan setelah pajak.
Sayangnya, tindakan seperti itu seringkali menimbulkan masalah tak
terduga. Pemerintah seringkali melarang tindakan itu. Di Amerika Serikat,
bagian 482 Undang-undang Pajak Penghasilan memberikan wewenang kepada Menteri
Keuangan untuk mencegah pergeseran laba atau pengurangan antar pembayar pajak
terkait untuk mengeksploitasi perbedaan tarif pajak nasional. Tujuan Bagian 482
adalah untuk memastikan bahwa wajib pajak dengan jelas mencerminkan pendapatan yang
bisa dihubungkan dengan transaksi yang dikendalikan (transaksi antara wajib
pajak terkait) dan mencegah penghindaran pajak sebagai hasil transaksi ini. IRS
dikuasakan untuk melakukan penyesuaian pendapatan, pengurangan, kredit,
pinjaman, basis yang dapat dikenakan pajak, atau item lain yang mempengaruhi pendapatan
kena pajak jika pendapatan kena pajak benar telah tidak dilaporkan.
Pasal 482 pada dasarnya menentukan bahwa transfer antar perusahaan
didasarkan pada harga transaksi wajar. Harga transaksi yang wajar merupakan
harga yang akan diterima oleh pihak-pihak tidak berhubungan istimewa untuk
barag-barang yang sama atau serupa dalam keadaan yang sama persis atau serupa.
Metode penentuan harga transaksi wajar yang dapat diterima adalah (1) metode
penentuan harga tidak terkontrol yang sebanding, (2) metode penentuan harga
jual kembali, (3) metode penentuan harga biaya plus, dan (4) metode penilaian
harga lainnya. Hukuman yang sangat berat dikenakan terhadap kesalahan dalam
penilaian yang berkaitan dengan penyesuaian Pasal 482. Hukuman tersebut dapat
berupa tambahan pajak sebesar 40% yang timbul dari penyesuaian laba.
Suatu konsensus yang muncul di kalangan pemerintah memandang
penentuan harga transaksi wajar sebagai standar yang tepat dalam menghitung
laba untuk keperluam pajak. Naum demikian, sejumlah negara berbeda dalam
bagaimana penentuan harga transfer yang wajar itu diinterpretasikan dan
diimplementasikan. Sebagai akibatnya, konsep ini merupakan konsep yang masih
belum baku secara internasional. Perusahaan multinasional sering kali “terjebak
di tengah-tengah” ketika otoritas pajak dari wilayah yuridiksi yang berbeda
tidak menyepakati harga transfer, dan masing-masing mencoba untuk
mempertahankan “bagian wajar” atas pajak yang diperoleh dari perusahaan
multinasional. Kontroversi yang timbul itu akan memakan waktu dan sangt mahal
untuk diselesaikan. Metode yang diterpakn dalam mengawsi kebijakan penentuan
harga transfer oleh perusahaan multinasional juga berbeda-beda di seluruh
dunia. Perusahaan multinasional melaporkan rendahnya kemungkinan audit
penentuan harga transfer di Irlandia, Meksiko, dan Korea Selatan, namun
kemungkinannya tinggi di Prancir, Jerman, Belanda, dan amerika Serikat. Namun
demikian, otoritas pajak di seluruh dunia sedang menyusun aturan penentuan
harga transfer yang baru dan menetapkan upaya-upaya penegakan aturan. Pada
tahun 1992, hanya dua negara (Australia dan Amerika Serikat) memiliki peraturan
yang mengharuskan perusahaan multinasional untuk mendokumentasikan kebijakan
penentuan harga transfer yang diambil. Sekarang, hampir 50 negara-negara
melakukan. Audit juga sedang dilaksanakan dengan keteraturan, dan suatu
persentase tinggi audit yang diselesaikan sedang memimpin ke penyesuaian harga
transaksi. Sedangkan di banyak multinasional lalu sederhananya menetapkan harga transaksi tanpa
kesulitan lebih lanjut, sekarang mereka mempunyai untuk pembenaran dan dokumen,
atau menanggung risiko hukuman gagal. Kemudian, penetapan harga transfer telah
menjadi suatu beban pemenuhan utama.
Skema penentuan harga transfer yang dirancang untuk meminimalkan
pajak global sringkali mendistorsikan sistem pengendalian perusahaan
multinasional. Apabila setiap anak perusahaan dievaluasi sebagai pusat laba
terpisah, kebiajakn penentuan harga transfer tersebut dapat menghasilkan ukuran
kinerja yang menyesatkan yang pada umunya menimbilkan konflik antara tujuan anak
perusahaan dan perusahaan induk. Dalam contoh sebeluamnya, Blue Jeans-AS
melaporkan laba yang rendah dibandingkan dengan perusahaan afiliasinya di Hong
Kong, meskiun manajemen anak perusahaan AS lebih produktif dan lebih efisien
dibadingkan manajemen di Hong Kong.
Faktor Tarif
Tarif yang dikenakan untuk barang-barang impor juga
memengaruhi kebijakan penentuan harga transfer perusahaan multinasional. Sebagai
contoh, suatu perusahaan yang melakukan ekspor kepada anak perusahaan yang
berdomisili di negara dengan tarif yang tinggi dapat mengurangi penetapan tarif
dengan merendahkan harga barang dagangan yang dikirimkan.
Sebagai tambahan atas keseimbangan yang
didentifikasikan, perusahaan mulinasional harus mempertimbangkan biaya dan
manfaat tambahan, baik eksternal maupum internal. Tariff pajak tinggi yang
dibayarkan oleh importer akan menghasilkan dasar pajak penghasilan yang lebih
rendah. Sebagai Contoh, suatu perusahaan yang mengekspor
barang-barang untuk suatu cabang domisili di suatu negara dengan tarif tinggi dapat
mengurangi penilaian tarif dengan menurunkan harga dagangan yang dikirim ke
sana. Di samping tarik-menarik, perusahaan multinasional harus mempertimbangkan
biaya-biaya tambahan dan manfaat bagi, keduanya secara internal dan eksternal.
Secara Eksternal, suatu MNC memiliki tiga otoritas pajak untuk bertentangan
dengan kebiasaan pengimporan negara dan pengurus pajak pendapatan negara-negara
pengimporan dan pengeksporan. Suatu tarif tinggi yang dibayar oleh importir
akan mengakibatkan suatu dasar pajak yang lebih rendah untuk pajak pendapatan.
Secara Internal, perusahaan akan mengevaluasi keuntungan-keuntungan suatu yang
lebih rendahatau lebih tinggi pendapatan pajak dalam negeri pengimporan melawan
terhadap suatu lebih tinggi atau yang lebih rendah bea-masuk, seperti halnya
berpotensi lebih tinggi atau yang lebih rendah pajak pendapatan yang dibayar
oleh perusahaan dalam negeri pengeksporan.
Sebagai contoh, mari kita lihat contoh jins biru yang
diilustrasikan pada tampilan 12-5 dan 12-6. Revisi dari contoh sebelumnya
(lihat tampilan 12-7) megasumsikan bahwa Amerika Serikat mengenakan bea impor
10% . berdasarkan kebijaka penetapan harga transfer yang rendah, bea masuk
impor yang lebih rendah yang dibayarkan ($300,000 vs $400,000), namun keuntungan bea impor akibat
harga transfer yang rendah diimbangi kenaikan pajak penghasilan yang harus
dibayar ($486,000 vs $266,000). Dengan
mempertimbangkan bea masuk impor dan pajak penghasilan., Global enterprise
masih mengalami keuntungan $120,000 dengan menerapkan kebijakan penentuan harga
yang tinggi.
Faktor
Kompetitif/Daya Saing
Untuk memfasilitasi pendirian anak perusahaan di luar negeri,
induk perusahaan dapat memasok bahan-bahan mentah kepada anak perusahaan dengan
harga yang sangat rendah. Subsidi harga ini dapat dihapuskan secara bertahap
seiring dengan menguatnya posisi perusahaan afiliasi luar negeri pada pasar di
luar negeri. Demikian juga halnya, harga transfer yang lebih rendah dapat
digunakan untuk melindungi operasi yang sedang berjalan dari pengaruh kompetisi
luar negeri yang semakin meningkat pada pasar setempat atau pasar lainnya.
Pengaruh kompetisi tidak langsung juga dapat dimungkinkan. Untuk memperbaiki
akses anak perusahaan luar negeri terhadap pasar modal lokal, penentuan harga
transfer yang rendah untuu masukan bahan bakunya dan harga transfer yang tinggi
untuk keluarannya dapat meningkatkan laba yang dilaporkan dan posisi
keuangannya. Terkadang, harga transfer dapat digunakan untuk memperlemah para
pesaing perusahaan.
Pertimbangan daya saing seperti itu harus diseimbangkan terhadap
banyak kerugian yang berakibat sebaliknya. Harga transfer untuk alasan-alasan
kompetitif dapat mengundang tindakan anti-trust
oleh pemerintah negara tuan rumah
atau tindakan balasan oleh para pesaing lokal. Secara internal, subsidi harga sebenarnya
hanya memberikan manfaat yang sedikit untuk meningkatkan cara berfikir
kompetitif di dalam pikiran para manajer yang perusahaannya mendapatkan manfaat
dari subsidi ini. Apa yang pada awalnya merupakan bantuan sementara dengan
gampang dapat menjadi dukungan manajemen yang permanen.
Resiko Lingkungan
Apabila faktor daya saing luar negeri dapat menjamin harga
transfer yang rendah dan di bebankan kepada anak perusahaan luar negeri, risiko
atas harga inflasi yang sangat tinggi dapat mengakibatkan hal sebaliknya.
Inflasi mengurangi daya beli uang tunai yang dimiliki perusahaan. Harga
transfer yang tinggi dapat mengalihkan kas dalam jumlah yang sangat besar dari
anak perusahaan tersebut.
Masalah neraca pembayaran (yang terkait dengan inflasi) dapat
mendorong pemerintah lokal untuk melakukan devaluasi mata uang, menetapkan
kontrol valuta asing, dan atau menerapkan pembatasan untuk repatriasi laba dari
perusahaan milik asing. Kerugian otensial yang timbul dari risiko devaluasi
mata uang yang dihadapi dapat dihindari dengan mengalihkan dana kepada induk
perusahaan (perusahaan afiliasi terkait) dengan menggunakan harga transfer yang
telah disesuaikan dengan inflasi. Melalui kontrol valuta asing (yaitu pemerintah
membatasi jumlah valuta asing yang tersedia untuk mengimpor barang tertentu),
harga transfer yang berkurang atas barang-barang impor akan menyebabkan
perusahaan afiliasi yang terpengaruh oleh kontrol itu memiliki keinginan lebih
banyak melakukan impor. Untuk mengatasi pembatasan repatriasi ini, harga
transfer yang tinggi menyebabkan sejumlah besar uang tunai dikembalikan kepada
induk perusahaan setap saat perusahaan menjual produk atau jasa kepada anak
perusahaan luar negeri.
Faktor Evaluasi Kerja
Kebijakan harga transfer juga dipengaruhi oleh pengaruh mereka
terhadap perilaku manajemen dan sringkali merupakan penentu kinerja perusahaan
yang utama. Sebagai contoh, jika misi dari sebuah perusahaan afiliasi luar
negeri adalah untuk menyediakan perlengkapan bagi keseluruhan sistem
perusahaan, maka harga transfer yang tepat akan memungkinkan manajemen
perusahaan untuk memberikan aliran laba yang stabil kepda perusahaan afiliasi
yang dapat digunakan dalam perbandingan kinerja. Namun demikian akan sulit bagi
perusahaan yang terdesentralisasi untuk menentukan harga transfer antar
perusahaan yang akan (1) memotivasi manajer untuk membuat keputusan yang akan
memaksimalkan laba unit mereka dan yang sejajar dengan tujuan perusahaan secara
keseluruhan, sekaligus (2) memberikan dasar yang sama ketika menilai kinerja
manajer dan unit perusahaan. Jika anak perusahaan bebas melakukan negosiasi
harga transfer, para manajernya mungkin tidak akan mampu menyelesaikan konflik
yang timbul antara apa yang terbaik untuk anak perusahaan dan apa yang terbaik
untuk perusahaan secara keseluruhan. Karenanya, pengaruh terhadap manajemen
anak perusahaan akan menjadi semakin buruk jika kantor pusat perusahaan
memaksakan harga transfer dan alternatif pengadaan yang terlihat dilakukan
secara arbitrer atau tidak masuk
akal. Terlebih lagi, semakin banyak keputusan yang dibuat oleh kantor pusat
perusahaan, maka akan semakin tidak menguntungkan bagi pusat-pusat laba yang
terdesentralisasi, karena manajer lokal akan merasa kehilangan insentif untuk
bertindak demi manfaat operasi lokal yang dikelolanya.
Pemecahan Pertentangan
Akuntan manajemen memainkan
peran penting dalam penjumlahan tarik-menarik dalam strategi penetapan harga transfer.
Tantangannya adalah untuk menyiapkan suatu perspektif global manakala pemetaan
ke luar biaya-biaya dan manfaat dihubungkan dengan suatu perpindahan yang
menetapkan harga keputusan. Efek keputusan pada sistem perusahaan secara
keseluruhan harus munculterlebih dahulu. Penjumlahan pertentangansangat sulit
sebab pengaruh lingkungan harus diperlakukan sebagai suatu kelompok, tidak secara
individu. Mempertimbangkan, contoh, berbagai kesulitan dalam mengukur pertentangan
melingkupi memindahkan kebijaksanaan harga untuk suatu cabang yang ditempatkan,
terletak di suatu negara dengan pajak pendapatan tinggi, tarif impor tinggi,
pengendalian harga, pasar modal, inflasi tinggi, kendali devisa, dan suatu
pemerintah yang tidak stabil. Ketika kita sudah melihat, suatu harga transaksi
tinggi atas jasa atau barang-barang menyajikan kepada cabang akan menurunkan
pajak pendapatan dan memindahkan kelebihan menguangkan perusahaan induk.
Bagaimanapun, suatu harga transaksi tinggi mungkin juga mengakibatkan impor
yang lebih tinggi tugas-tugas, merusak posisi yang kompetitif (dalam kaitan
dengan harga masukan yang lebih tinggi), tingkat inflasi, biaya-biaya modal
meningkat, dan bahkan menyebabkan pembalasan dengan pemerintah tuan rumah untuk
melindungi posisi balance-of-payments
nya. Untuk lebih lanjut mempersulit berbagai hal, semua variabel ini
sedang mengubah secara konstan. Satu hal harus jelas: Kalkulasi dangkal
yang menyangkut efek kebijaksanaan harga perpindahan atas unit individu di
dalam suatu sistem multinasional.
METODOLOGI PENENTUAN HARGA TRANSFER
Dalam suatu dunia dengan harga transfer yang sangat
kompetitif, tidak akan menjadi masalah besar ketika hendak menetapkan harga
transfer sumber daya dan jasa antar perusahaan. Harga
transaksi bisa didasarkan biaya tambahan atas harga pasar. Sistem memerlukan
konflik antara satu dengan lainnya. Pasar kompetitif eksternal untuk jasa atau
produk yang ditransfer antarasatu kesatuan yang terkait. Pengaruh lingkungan
terhadap harga transaksi juga menaikkan pertanyaan dalam metodologi penetapanharga.
Bagaimana harga transaksi ditetapkan? Harga pasar standar biasanya didasarkan
pada beberapa ukuran biaya, atau dirundingkan alternatif harga satu-satunya?
Mampukah metode tunggal menetapkan harga transfer untuk melayani semua tujuan
dengan baik? Bagian berikut memberikan
pencerahan atas pertanyaan di atas.
Harga Jual Yang Bertentangan
Penggunaan harga transaksi orientasi pasar menawarkan beberapa
keuntungan. Harga Pasar menunjukkan biaya kesempatan kepada kesatuan pemindahan
dengan tidak menjual pada pasar eksternal, dan penggunaan mereka akan mendorong
penggunaan secara efisien sumber daya langka suatu perusahaan. Penggunaan secara
konsisten dengan suatu orientasi pusat laba yang didesentralisasi. Harga pasar
juga membantu dalam membedakan unit operasi yang menguntukngkan dan lebih mudah
untuk diajukan kepada otoritas pajak sebagai harga transaksi wajar.
Keuntungan harga transfer berbasis pasar harus benar-benar
dipertimbangkan dengan melihat kekurangannya. Salah satunya adalh penggunaan
harga pasar tidak memberikan ruang yang cukup bagi perusahaan untuk melakukan
penyesuaian harga dengan tujuan kompetitif atau strategis. Masalah yang lebih
mendasar adalah bahwa sering kali tidak terdapat pasar perantara untuk produk
atau jasa yang dimaksud. Perusahaan multinasional melakukan transaksi-transaksi
yang tidak melibatkan perusahaan independen, seperti transfer teknologi
berharga yang sangat dijaga kerahasiaanya kepada suatu perusahaan afiliasi.
Hubungan transaksi antar perusahaan afiliasi yang berada di bawah kendali yang
sama sering kali berbeda secara signifikan dan fundamental, apabila
dibandingkan dengan transaksi serupa yang dilakukan antara pihak-pihak yang
tidak berhubungan istimewa.
Sistem harga transfer berbasis biaya dapat menanggulangi
kebanyakan kekurangan ini. Lagipula sistem ini (1) sederhana untuk digunakan,
(2) didasarkan pada data yang langsung tersedia, (3) mudah untuk dijelaskan
kepada otoritas pajak, (4) merupakan hal yang rutin dilakukan, sehingga dapat
menghindarkan terjadinya friksi internal yang sering terjadi apabila sistem arbitrer digunakan. Tentu saja, sistem
penentuan harga transfer berbasis biaya bukannya tanpa kelemahan. Sebagai
contoh, penjualan barang atau jasa berdasarkan biaya yang aktual hanya akan
memberikan insentif yang sedikit kepada penjualnya untuk mengontrol biaya.
Inefisiensi produksi dengan mudahnya akan dibebankan kepada pembeli melalui
kenaikan harga. Sistem berbasis biaya terlalu mengandalakan biaya historis,
yang mengabaikan hubungan permintaan dan penawaran secara kompetitif dan tidak
akan mengalokasikan biaya pada produk atau jasa dengan cara yang memuaskan.
Masalah penentuan biaya ini sangat terasa dalam tingkat internasional, karena
konsep akuntansi biaya ini berbeda dari satu negara ke negara lainnya
Prinsip Wajar
Jenis perusahaan multinasional yang umum adalah operasi
terintegrasi, anak perusahaannya berada dalam kendali yang sama serta berbagai
sumber dan tujuan yang sama. Kebutuhan untuk mengumumkan laba kena pajak di
negara yang berbeda berarti perusahaan dan menentukan harga transfer untuk
transaksi antar perusahaan.
Otoritas pajak di seluruh dunia telah mengembangkan aturan alokasi
harga transfer dan laba yang cukup rumit sebagai bagian dari sistem pajak
penghasilan nasional masing-masing negara. Kebanyakan didasarkan pada prinsip
wajar (arm’s length principle) yaitu
harga transfer antar perusahaan dengan mengandaikan transaksi itu terjadi
antara pihak-pihak yang tidak berhubungan istimewa di pasar yang kompetitif.
OECD mengidentifikasikan beberapa metode yang lebih luas untuk memastikan harga
wajar ini. Mirip dengan yang ditentukan dalam pasal 482 Undang-undang Pajak
Penghasila di AS, metode itu adalah (1) Metode harga tidak terkontrol yang
setara, (2) Metode transaksi tidak terkontrol yang setara, (3) Metode harga
jual kembali, (4) Metode biaya plus, (5) Metode laba sebanding, (6) Metode
pemisahan laba, (7) Metode lainnya.
Metode
Penentuan Harga Tidak Terkontrol Yang Sebanding
Berdasarkan metode ini harga
transfer ditentukan dengan mengacu pada harga yang digunakan dalam transaksi
setara antara perusahaan yang independent atau setara perusahaan dengan pihak
ketiga yang tidak berkaitan. Barang-barang yang sesuai dengan
pengawasan dijual dan dibandingkan pada pasar yang terbuka. Tipe produk ini biasanya
menggunakan metoda ini untuk transaksi yang internal.
Metode Transaksi Tidak Terkontrol
yang Setara
Metode ini diterapkan untuk
pengalihan aktiva tidak berwujud. Metode ini mengidentifikasikan tingkat
royalty acuan dengan mengacu pada transaksi yang tidak terkontrol di mana
aktiva tidak berwujud yang sama atau serupa dialihkan. Sebagaimana metode harga
tidak terkontrol yang setara, metode ini bergantung pada perbandingan pasar.
Metode Harga Jual Kembali
Metode ini menghitung harga
transaksi yang wajar yang diawali dengan harga yang dikenakan atas penjualan
barang yang dimaksud kepada pembeli yang independen. Margin yang memadai untuk
menutup beban dan laba nomal kemudian dikurangkan dari harga ini untuk memperoleh
harga transfer antar perusahaan. Metode ini secara khas
digunakan ketika unit yang membeli item adalah suatu distributor atau cabang
penjualan.
Untuk menggambarkan metode penetapan harga ini, berasumsi bahwa
suatu perusahaan mengharapkan untuk suatu produk dijual oleh salah satu unit
operasinya untuk salah satu unit distribusi asing nya. Ikhtisar Rugi laba dan
fakta lain yang berhubungan untuk unit distribusi sebagai berikut: 16 Of
kursus, hasil hanya hipotetis sebab pesta terkait dan pasar secara normal tidak
kompetitif. Melihat L. Taman Firdaus, M. T. Dacin, dan W. P. Pucat/Lesu, “
Standard Ke Seberang Perbatasan: Cross-Border Difusi Arm’S-Length Standard di
Amerika Utara,” Akuntansi, Organisasi dan Society (Januari 2001): 1–23.
1. Penjualan Bersih (dengan unit distribusi ke pihak ketiga) 100,000
unit pada $ 300 saban unit $ 30,000,000
2. Biaya Lain-Lain (OE) unit distribusi 1,200,000
3. OE sebagai persentase penjualan bersih 4.0%
4. Asuransi dan Muatan untuk mengimport ( FI) $ 1.50/unit
5. Pengemasan biaya-biaya ( PC) $ 2.00/unit
6. Bea Pabean ( CD) 5.0%
7. Harga penjualan bersih (NSP) dengan unit distribusi $ 300/unit
Sasarannya untuk mengkalkulasi suatu harga transaksi antara kedua
unit seperti unit distribusi meliputi semua biaya-biaya dan mendapat suatu laba
normal. Seperti akan kita lihat, metode penjualan kembali merupakan pendekatan
kerja mundur. Mengasumsikan bahwa perusahaan menentukan margin tambahan sebesar
5% untuk menutupi risiko bisnis dan menyediakan laba yang memadai, maka total
margin produk akan dihitung sebagai berikut:
1. Biaya lain-lain 4.0%
2. Margin tambahan untuk
resiko dan laba 5.0%
3. Total Margin ( TM) 9.0%
Di Sini, unit distribusi harus membayar biaya-biaya pengiriman dan
asuransi untuk mengimpor bea pabean dan produk di samping harga transaksi. Demikian
Kemudian, distribusi biaya unit untuk mengimpor berbeda dengan harga transaksi.
Dengan informasi awal, harga transaksi itu (TP) unit produk mengirimkan kepada
unit distribusi sebagai berikut:
Kalkulasi di atas melakukan penyesuaian harga penjualan bersih
untuk margin total, termasuk biaya-biaya, biaya-biaya asuransi dan pengiriman,
dan bea pabean untuk mendapatkan angka harga transfer. Secara Rinci, 1.05 mengurangi
harga transfer sebesar $271 yang merupakan biaya untuk mengimpor menjadi angka
sebelum bea masuk sebesar $258.10. biaya kena bea lainnya dikurangkan dari
angka ini sehingga tersisa harga transfer sebesar $256.60. Biaya untuk mengimpor
sama dengan (1) Harga transaksi ditambah dengan (2) biaya pengiriman dan asuransi, yang mana
kedua komponen ini terkena bea masuk. Untuk memeriksa ulang, lihatlah
perhitungan sebagai berikut:
Biaya Unit
Harga Transaksi $ 256.60
+ Muatan& Asuransi 1.50
Subtotal 258.10
Tugas-Tugas (pada 5%) 12.90
Harga untuk mengimport $
271.00
Untuk bekerja memutar
kembali harga transaksi:
Penjualan bersih $ 300.00
Garis tepi untuk membayar
perbelanjaan dan laba normal ( 9%)- 27.00
Pengemasan- 2.00
asuransi dan Muatan 1.50
Bea Pabean 12.90
Harga Transaksi $256.60
Metode Penentuan Biaya Plus
Metode penentuan biaya plus adalah suatu pendekatan kerja di depan
di mana suatu kenaikan harga ditambahkan kepada pemindahan harga afiliasi di
dalam mata uang lokal. Kenaikan harga secara khas adalah sebagai berikut (1)Pembiayaan
biaya-biaya berhubungan dengan inventaris ekspor, dapat diterima, dan asset (2)Suatu
persentase biaya yang mencakup produksi, distribusi, pergudangan, pengiriman internal,
dan biaya-biaya lain berhubungan dengan operasi ekspor. Suatu penyesuaian
adalah sering dibuat untuk mencerminkan tunjangan pemerintah yang dirancang
untuk membuat biaya pabrikasi yang kompetitif dalam pasar internasional.
Metode penentuan harga transfer ini secara khusus berguna apabila
barang semi jadi dialihkan antar perusahaan afiliasi luar negeri, atau jika
satu entitas merupakan sub kontraktor bagi perusahaan lain. Masalah pengukuran
yang utama mencakup perhitungan biaya pos-pos yang dialihkan dan memastikan
kenaikan nilai yang tepat. Untuk melihat bagaimana harga transfer diperoleh
dengan menggunakan metode biaya plus, diasumsikan bahwa unit manufaktur di
Portugal bernaksud untuk menetapkan harga transfer antar perusahaan berdasarkan
informasi berikut ini:
Harga transfer biaya plus adalah
harga yang memungkinkan unit yang melakukan transfer untuk memperoleh imbalan
dengan persentase tertentu yang besarnya di atas biaya produksinya. Persentase
imbalan tersebut (antara plus dalam istilah biaya plus) ditentukan sebagai
berikut:
Margin yang ditentukan 5.46% ini, jika dikalikan dengan total
biaya manufaktur barang yang ditransfer antar perusahaan yang akan dikenakan
untuk barang tersebut. Dalam contoh ini, harga transaksi 210.92, hasil dari
(1.0546*200). Harga transfer ini menyebabkan perusahaan mampu menghasilkan
margin yang diperlukan sebesar 9.6% ditambah dengan imbalan sebesar 8% (majemuk
disetahunkan) yang berasal dari piutang perusahaan afiliasi selama 90 hari. Untuk
memeriksa hasil ini, dapat dilihat perhitungan sebagai berikut:
Metoda Laba Sebanding
Metode ini mendukung pandangan umum yang menyatakan bahwa pembayar
pajak yang mengahadapi situasi yang mirip harusnya memperoleh imbalan yang
mirip pula selama beberapa periode waktu tertentu. Dengan demikian, laba antar
perusahaann atas transaksi antar pihak yang berhubungan istimewa harus dapat
dibandingkan dengan laba atas transaksi dengan pihak-pihak yang tidak
berhubungan istimewa yang terlibat dalam kegiatan bisnis yang serupa dan dalam
situasi yang serupa pula. Imbalan atas modal yang digunakan (return in capias employed-ROCE)
merupakan indikator tingkat laba yang utama. Berdasarkan pendekatan ini, rasio
laba operasi terhadap rata-rata modal yang digunakan oleh suatu entitas acuan
dibandingkan dengan ROCE entitas yang dibahas. Penerapan metode ini umumnya
memerlukan penyesuaian atas perbedaan-perbedaan yang ada antara pihak yang
dibandingkan. Faktor-faktor yang memerlukan penyesuaian tersebut adalah kondisi
penjualan yang berbeda, perbedaan biaya modal, risiko nilai tukar valuta asing,
dan risiko lainnya dan perbedaan dalam praktik pengukuran akuntansi.
Metode Pemisahan Laba
Metode ini digunakan jika acuan produk atau pasar tidak tersedia.
Pada dasarnya metode ini mencakup pembagian laba yang dihasilkan melalui
transaksi dengan pihak berhubungan istimewa, yaitu antara perusahaan afiliasi
berdasarkan cara yang wajar. Salah satu jenis pendekatan ini, metode pemisahan
laba sebanding, membagi laba yang dihasilkan dari transaksi dengan pihak
berhubungan istimewa melalui penggunaan alokasi presentasi terhadap total laba
yang dihasilkan dari jenis transaksi dan sktifitas sejenis yang dilakukan
dengan perusahaan yang tidak dikendalikan.
Metode yang lebih rumit, metode pemisahan laba residual,
menggunakan dua tahap pendekatan. Pertama, fungsi-fungsi rutin yang dilakukan
oleh entitas afiliasi induk perusahaan dan anak perusahaan diberikan harga pada
setiap tahap proses produksi dengan menggunakan acuan yang relevan. Setiap
perbedaan antara total laba yang dihasilkan oleh gabungan perusahaan dan yang
dapat diatribusikan terhadap fungsi-fungsi yang rutin dianggap sebagai laba
residual, yaitu pada dasarnya merupakan laba dari fungsi-fungsi yang tidak
rutin. Residual ini, yang mirip dengan goodwill
tidak berwujud, kemudian dipisahkan berdasarkan nilai relatif kontribusi
masing-masing pihak afiliasi terhadap aktiva tidak berwujud. Nilai ini dapat
ditentukan dengan menggunakan acuan nilai pasar wajar atau biaya kapitalisasi
pengembangan aktiva tidak berwujud.
Metode Penetapan Harga Lain
Karena metodologi penentuan harga yang ada tidak selalu
mencerminkan keadaan yang mendasari, metodologi tambahan dapat digunakan jika
menghasilkan ukuran harga wajar yang lebih akurat. Menurut OECD:
Harus diakui bahwa harga yang wajar dalam banyak kasus tidak akan
dapat ditetapkan dengan tepat dan bahwa dalam situasi seperti itu akan
dipandang perlu untuk mencari perkiraan wajar yang mendekatinya. Seringkali,
akan lebih bermanfaat untuk memperhitungkan lebih dari satu metode untuk
mendapatkan perkiraan atas harga wajar yang memuaskan dan memperhatikan
bukti-bukti yang tersedia.
Pasal 482 Undang-undang Pajak Penghasilan Amerika Serikat
menentuakn aturan metode terbaik yang menghasrukan para pembayar pajak untuk
memilih metode penentuan harga transfer yang terbaik berdasarkan fakta dan
keadaan per kasus. Argentina juga memiliki aturan metode terbaik. Sejumlah
negara lain, seperti Republik Ceko, dan Meksiko, tidak menyataka preferensi
atas metode penentuan harga transfer. Namun demikian, kebanyakan negara
memiliki ataurab mengenai penentuan harga transfer ini lebih menyukai metode
berbasis transaksi (harga tidak terkontrol yang setra, transaksi tidak
terkontrol yang setara, harga jual kembali dan metode biaya plus) bila
dibanding metode berbasis laba (laba sebanding dan metode pemisahan laba).
Negara-negara meliputi Belgia, Prancis, Jerman, Jepang, Belanda, dan Inggris.
Panduan OECD menetapkan bahwa metode yang memadai yang harus dipilih dan juga
lebih menyukai metode berbasis transaksi ketimbang metode berbasis laba.
Menghitung harga wajar yang tepat dan akurat tidak selalu
dimungkinkan. Dengan demikian, dokumentasi atas harga transfer yang digunakan,
dan alasan yang adapat mendasari merupakan hal yang penting. Hal ini berlaku
terlepas dari wilayah yuridiksi pajak di mana saja dan metode penentuan harga
transfer yang disukai. Berikut ini adalah langka-langkah yang membantu
penentuan harga trabsfer:
•
Analisislah risiko yang dihadapi, fungsi yang
dijalankan oleh perusahaan afiliasi dan faktor-faktor penentu ekonomi dan legal
yang mempengaruhi penentuan harga
•
Identifikasilah dan analisislah perusahaan dan
transaksi yang dijasikan sebagai acuan. Dokumentasikanlah alasan-alasan
dibuatnya penyesuaian
•
Bandingkanlah hasil keuangan perusahaan yang
sebanding dengan pihak pembayar pajak
•
Jika transaksi yang sebanding ada, perhatikan
kemripan dan perbedaannnya dengan transaksi yang dilakukan oleh pembayar pajak.
•
Dokumentasikanlah mengapa metode penentuan harga
terpilih adalah yang paling dapat memadai dan mengapa metode yang lain tidak
demikian
•
Perbaharuilah informasi sebelum melakukan
pelaporan surat pajak
Perjanjian Penentuan Harga Lanjutan
Terdapat kekhawatiran besar atas dapat diterimanya harga transfer
oleh pemerintah. Menyadari bahwa perusahaan multinasional dapat menggunakan
harga transfer untuk mengalihkan laba dan khawatir atas konsekuensi ekonomi dan
sosial yang dihadapi, pemerintah semakin meningkatkan pengawasan terhadap
operasi perusahaan multinasional. Pada saat yang bersamaan, ambiguitas dan
kompleksitas aturan penentuan harga transfer menyebabkan transaksi antar
perusahaan kemungkinan menjadi target audit pajak. Survey terhadap perusahaan
multinasional secara konsisten menunjukkan bahwa mereka beranggapan bahwa
penentuan harga transfer sebagai masalah perpajakan internasional yang paling
penting dan bahwa menghadapi audit atas penentuan harga transfer di suatu
negara di dunia ini merupakan hal yang hampir pasti.
Perjanjian penentuan harga lanjutan (advance pricing agreements-APA) merupakan mekanisme yang digunakan
oleh perusahaan multinasional dan otoritas pajak untuk secara sukarela
menegosiasikan metodologi penentuan harga transfer yang disepakati dan mengikat
kedua belah pihak. Perjanjian ini mengurangi atau menghilangkan risiko audit
penentuan harga transfer, menghemat waktu dan uang baik bagi perusahaan
multinasional dan otoritas pajak. Diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun
1991, APA ini telah diterima secara luas oleh negara lain. Perjanjian ini
mengikat selama satu periode waktu yang sudah tetap, misalkan selama 3 tahun di
Amerika Serikat.
Tampilan 12-8 meringkas penetapan harga transfer kebutuhan dalam
10 negara-negara yang dibahas di dalam bab 3 dan 4.
PRAKTEK PENETAPKAN HARGA TRANSFER
Perusahaan operasi secara nyata berbeda dalam banyak dimensi
seperti ukuran, jenis industri, nasionalitas, struktur organsasi, derajat
keterlibatan internasional, teknologi, produk atau jasa, dan kondisi daya
saing. Oleh karena itu, tidak terlalu mengejutkan apabila berbagai metode
penentuan harga transfer dapat ditemukan dalam praktik. Kebanyakan bukti
empiris praktik harga transfer didasarkan pada survey lapangan. Karena
kebijakan penentuan harga perusahaan seringkali dianggap sebagai sesuatu yang
wajib dilakukan., maka survey tersebut harus diinterpretasikan secara
hati-hati. Mengingat pengaruh dramatis globalisasi terhadap operasi usaha
semenjak tahun 1990-an, kita juga harus berhati-hati apakah penentuan harga
transfer sebelum 1990-an masih valid hingga hari ini.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode harga
transfer? Apakah pengaruh dari harga transfer dipertimbangkan dalam proses
perencanaan? Sebuah studi terbaru mengajukan pertanyaan kepada para eksekutif
keuangan dari sejumlah perusahaan multinasionalAS untuk menyebutkan tiga tujuan
paling penting dari penentuan harga transfer internasional. Mengelola beban
pajak mendominasi tujuan lainnya, tetapi penggunaan operasional penentuan harga
transfer seperti mempertahankan posisi daya saing perusahaan, mempromosikan
evaluasi kinerja yang setara, dan memberikan motivasi kepada karyawan juga
penting. Mengelola inflasi, mengelola risiko nilai valuta asing dan
menghilangkan pembatasan atas transfer kas relatif tidak penting.
Sebuah studi yang lain menanyakan pertanyaan yang serupa kepada
para manajer perusahaan multinasional dari 19 negara. Di sini masalah
operasional mendapatkan prioritas yang sedikit lebih tinggi daripada masalah
pajak. Studi ini juga menemukan bahwa pengaruh operasional dan pajak dari
penentuan harga transfer baru sering dipertimbangkan hanya setelah keputusan
strategis telah dibuat. Bagaimanapun, survei berikut yang menunjukkan bahwa
menetapkan harga transfer sekarang memainkan suatu peran yang lebih penting di
dalam proses perencanaan. Korporasi multinasional disurvei menandai adanya bahwa
dengan mantap lebih banyak pertimbangan pajak mengeluarkan lebih awal dalam
perencanaan bisnis beredar dibanding mereka melakukan lima tahun lebih awal. Penetapan
harga transfer dirasa terus meningkat sebagai lebih sedikit dari suatu
pemenuhan pengeluaran dan lebih banyak suatu perencanaan mengeluarkan menyokong
nilai.
MASA DEPAN
Teknologi dan perekonomian global menimbulkan
tantangan sendiri bagi banyak prinsip-prinsip yang mendasari perpajakan
internasional, bahwa setiap setiap bangsa memiliki hak menentukan untuk dirinya
sendiri seberapa banyak pajak yang dapat dikumpulkan dari rakyatnya dan
kalangan usaha yang ada di dalam wilayahnya. Namun, pemerintah di seluruh dunia
mengharuskan metode penentuan harga transfer pada prinsip harga wajar. Yaitu,
perusahan multinasional di Negara berbeda dikenakan pajak seakan-akan mereka
adalah perusahaan independen yang beroperasi secara wajar dari satu sama lain.
Perhitungan harga wajar tidak relevan karena semakin sedikit perusahaan yang
beropreasi dengan cara ini. Efeknya bagi perpajakan nasional, kerjasama dan
pembagian informasi yang makin erat antara otoritas pajak di seluruh dunia.
Kompetisi pajak juga semakin besar. Internet membuat upaya mengambil keuntungan
dari Negara surga pajak semakin mudah. Pajak tunggal juga digunakan sebagai
alternative untuk menggunakan harga transfer dalam menentukan penghasilan kena
pajak.
Kemampuan untuk mengumpulkan pajak tergatung bagaimana mengetahui
siapa yang harus membayar, akan tetapi dengan teknik enkripsi yang semakin
rumit, maka semakin sukar untuk mengindentifikasi pembayar pajak. Uang
elektronik tanpa pemilik adalah kenyataan. Internent juga membuat sejumlah
perusahaan multinaional merasa mudah untuk mengalihkan kegiatan mereka ke
negara-negara dengan pajak rendah yang mungkin sangat jauh dari para pelanggan
namun sedekat klik mouse untuk
mengakses. Maka menjadi semakin sukar untuk mengawasi dan mengenakan pajak
terhadap transaksi internasional.
Apa dampak perkembangan ini bagi perpajakan internasional? Apakah
pajak nasional sejalan dengan perekonomian global? Telah kita lihat bahwa kerja
sama dan pembagian informasi yang makin erat antara otoritas pajak di seluruh
dunia. Tren ini akan terus berlanjut. Pada saat yang bersamaan, banyak pakar
melihat kompetisi pajak yang semakin besar. Internet membuat upaya untuk
mengambil keuntungan dari negara surga pajak semakin mudah. Beberapa pihak
mendukung pajak tunggal (unitary tax)
sebagai alternatif pendekatan ini, total laba sebuah perusahaan multinaional
dialokasikan ke masing-masing negara berdasarkan sebuah rumusan yang
mencerminkan kehadiran ekonomi perusahaan itu relatif di dalam negara itu. Setiap negara kemudian akan
mengenakan pajak atas sebagian laba berdasarkan tarif yang dipandang sesuai.
Jelasnya, perpajakan di masa depan menghadapi banyak perubahan dan tantangan.
Kasus 12-1
Kemeja Batal Punggung Mereka
Apakah akuntan menyalahkan orang lain dengan memberi kemiskinan
dunia ketiga? Suatu laporan yang dibuat oleh Bantuan Kristen U.K. dikatakan bahwa
perusahaan akuntansi untuk porsi mengabadikan kemiskinan dalam yang mengembangkan
dunia melalui rencana pemasaran mereka yang agresif: “Pajak industri menghindariperusahaan
akuntansi] suatu hal negatif yang sangat berdampak pada negara berkembang dan
kemampuan mereka untuk menaikkan pajak. Hal itu kritis untuk jalan keluar
mereka dari poverty.”
Menurut laporan, debat di atas bagaimana negara-negara miskin
membiayai mereka untuk lepas dari kemiskinan telah sampai titik ini yang
dipusatkan sebagian besar untuk pembatalan hutang dan meningkatkan Aid. Sementara ini faktor penting,
mereka saja menambahkan suatu hal yang lebih rumit dan teka-teki lebih besar.
Pemecahan teka-teki ini melibatkan pandangan tidak hanya di uang yang mengalir
ke dalam negara-negara miskin, tetapi juga pada uang mereka yang tidak mengalir
ke negara mereka.
Perpajakan sedang menghadapi suatu krisis di dalamnegara-negara
miskin. Dalam dunia maju, pemerintah memperoleh pendapatan dari perpajakan
antara 1990 dan 2000 dirata-ratakan 30%GDP. Di Saharan Afrika, rata-rata
periode sama 17.9%, di Amerika Latin 15.1%, dan di Asia Selatan 10.5%. Pajak
rendah yang dihasilkan di negara miskinterbatas jumlah domestiknya karena sumber daya yang tersedia di pemerintah mementingkan
jabatan dalam pemerintahan, seperti healthcare
dan pendidikan.
Mengutip laporan:
Hal itu tidak secara kebetulan yang lemah/miskin itu negara-negara
yang tidak mampu untuk meningkatkan jumlah pendapatan mereka dengan menaikkan
perpajakan. Terdapat tiga strategi pajak spesifik antara lain sebagai berikut:
1. Kompetisi pajak antara negara-negara yang berarti negara-negara
lebih miskin dipaksa untuk pajak perseroan dengantingkat tarip lebih rendah,
sering secara dramatis, dalam rangka menarik investasi asing.
2. Berdagang secara liberal sangat kurang negara-negara lebih miskin
pajak atas impor. Dalam beberapa hal, ini telah menyerah untuk sepertiga hasil
pajak mereka.
3. Toleransi tempat bebas pajak telah membantu individu kaya dan
multinasional perusahaan (seperti halnya penjahat, merusak teroris dan
pemimpin) kekayaan mereka pindah dan beruntung lepas pantai untuk menghindari
membayar pajak.
Tempat bebas pajak mempengaruhi pengembangan negara-negara di dalam
sejumlah jalan:
· Rekening bank rahasia dan lepas pantai kepercayaan mendorong
individu kayadan perusahaan untuk lepas pembayaran pajak menyediakan suatu
tempat untuk penghasilan tidak kena pajak dan beruntung ditimbun.
· Banyak korporasi multinasional mencuci laba yang didapat di dalam
yang mengembangkan negara-negara dengan barang-barang pengimporan pada luar
biasa menekan pengeksporan dan harga uang pada suatu pecahan mereka. Mereka melakukan
ini sampai menutupi dengan kertas cabang di tempat bebas pajak, menyediakan
dengan suatu keuntungan pajak atas mereka mengenai seluruh negara pesaing yang
didasarkan dan pemerintah fleecing
hasil pajak.
· Kerahasiaan perbankan dan jasa kepercayaan disajikan oleh institusi
keuangan global yang beroperasi lepas pantai menyediakan suatu jaminan untuk melindungi
dengan tanggung jawab mencuci proses korupsi politis, penipuan, korupsi,
senjata perdagangan gelap, dan perdagangan obat terlarang.
Siapa yang patut disalahkan dalam kasus global yang kritis ini?
Studi menunjuk jari pada institusi internasional seperti Dana Moneter
Internasional dan Bank Dunia, korporasi multinasional, bank, dan akuntan.
Perusahaan akuntansi... adalah juara ‘perencanaan pajak’ yang manabersama
dengan klien mengorganisir jaringan cabang lepas pantai untukmenghindari membayar pajak. Robohlah Enron yang menyajikan
suatu pengertian yang mendalam dengan tepat bagaimana pekerjaan ini. U.S.
Majelis tinggi melaporkan ke dalam Enron kasus yang menampilkan bagaimana
akuntan Andersen Enron’S yang dimudahkan melakukan penghindaran pajak raksasa(masive). Perusahaan tidak membayar
apapun pajak pada 1995 dan 1999.Perencanaan pajak oleh akuntan membuatpengaturan
ini melibatkan jaringan global 3.500 perusahaan, lebih dari 440 di antaranya
adalah dalam Pulau Buaya. Berikut Sarbanes-Oxley
perundang-undangan dalam Amerika Serikat yang dimaksudkan untuk bertindak
sebagai penghalang, dengan membuat para direktur dan pemegang saham lebih
bertanggung jawab untuk konsekwensi atas strategi seperti itu. Tetapi hal itu
mengerjakan sedikit untuk mengangkat rahasia terselubung yang melingkupi pajak.
Ditanyakan:
1. Mengapa perlu negara-negara kaya mengingat bahwa mengumpulkan
mereka “pembagian yang adil” pajak?
2. Apakah kamu setuju akuntan itu dan perusahaan akuntansi
menyalahkan orang lain dengan pengabadian kemiskinan dalam mengembangkan dunia?
Mengapa jika setuju atau mengapa jika tidak setuju?
3. Apakah perencanaan pajak salah?
4. Berasumsilah bahwa kamu setujukebijakan baru itu diperlukan untuk
meningkatkan kemampuan Thirdnegara-negara
dunia untuk meningkatkanhasil pajak mereka. Mendaftar kebijakan rekomendasi
yang akan mencapai hasil ini, dan jelaskan mengapa kamu berpikir kebijakan ini
diperlukan.
Kasus 12-2
Muscle Max: Pelatih Pribadi
Muscle Max_Asia, sebuah perusahaan afiliasi yang dimiliki
seluruhnya oleh sebuah induk perusahaan dari Prancis, berfungsi sebagai kantor
pusat regional yang menjalankan kegiatan di kawasan Asia Pasifik. Perusahaan itu
menikmati otonomi besar dari induk perusahanny di Perancis ketika melaksanakan kegiatan utamanya dalam bisnis,
memproduksi dan menjual Muscle Max , suatu alat angkat berat komersial yang
dapat digunakan pada klub olahraga atau di rumah. Muscle Max Asia memiliki
afiliasi manufaktur di Malaysia dan Canton (Negeri China) dan outlet distribusi
di Australia Austria, Jepang, Selandia Baru, Negara Korea Selatan, dan
Singapura. Perusahaan berencana untuk memperluas operasinya ke negara-negara
Kawasan Pasifik lainnya dalam waktu beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan permintaan akan perlatan angkat berat di Australia,
perusahaan afiliasi distribusi di sana, Muscle Max Australia, telah mengimpor
peralatan yang dibutuhkan dari Kantosn dan Malaysia dengan membayar bea masuk
sebesar 5%. Pemasok yang merupakan
pesaing peralatan sejenis telah melakukan pendekatan agar perusahaan afiliasi
Australia melakukan pemesanan kepada mereka. Harga yang ditawarkan untuk
peralatan seperti itu berkisar antara 650 hingga 750 dollar australia. Muscle
Max Australia, yang saat ini menjual peralatan itu dengan harga retail sebesar
A$ 1.349, baru saja mengajukan keluhan kepada Muscle Max Asia karena perbedaaan
harga yang dieknakan oleh perusahaan afiliasinya di Kanton dan Malaysia.
Khususnya, ketika perusahaan afiliasi Malaysia mengenakan harga per unit
sebesar A$ 675, harga pemasok Kanton adalah 26% lebih tinggi. Muscle Max Asia
menjelaskan bahwa harga transfer, yang didasarkan pada rumusan biaya plus
(total biaya produksi adalah A$ 450 per unit) mencerminkan beberapa
pertimbangan, termasuk margin yang lebih tinggi untuk mengimbangi resiko
kredit, resiko operasi, dan pajak. Untuk pajak, misalnya Muscle Max Asia
menjelaskan bahwa Republik Rakyat Cina memberikan insentif fiskal bagi
perusahaan yang melakukan ekspor. Meskipun tarif pajak penghasilan perusahaan
yang normal adalah 33% pihak otoritas pajak di Kanton telah menyetujui tarif
sebesar 10% untuk seluruh laba yang diperoleh dari kegiatan ekspor.
Manajer Muscle Max Australia masih tetap skeptis dan merasa bahwa
pihaknya menanggung inefisiensi yang dilakukan oleh manajer Kanton. Pada
komunikasi terakhirnya, ia bertanya apakah ia dapat mempertimbangkan pemasok
alternatif peralatan angkat berat untuk mempertahankan pangsa pasar lokal.
Diminta:
1. Masalah apa yang disebutkan di atas?
2. Serangkaian tindakan apa yang akan anda rekomendasikan untuk
menyelesaikan masalah yang telah anda odentifikasi?
DAFTAR PUSTAKA
Almirans. 2013. Bab 11
Penetapan Harga Transfer Dan Perpajakan Internasional. Http://Almirans.Wordpress.Com/2013/06/27/Bab-11-Penetapan-Harga-Transfer-Dan-Perpajakan-Internasional/
Bie Hermant. Diposkan
Di 15.53 Jumat, 18 Januari 2013.Penetapan
Harga Transfer Dan Perpajakan Internasional . Http://Kampungtembakau.Blogspot.Com/2013/01/Penetapan-Harga-Transfer-Dan-Perpajakan.Html
Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek,International
Accounting Seventh Edition. Copyright © 2011, 2008,
2005, 2002, 1999. Pearson Education, Inc., publishing as Prentice Hall, One
Lake Street, Upper Saddle River, New Jersey 07458.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005.,
Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta
Muharidwan . Posted On June 21, 2013. Bab 11
Penetapan Harga Transfer Dan Perpajakan Internasional. Http://Vixionholick.Wordpress.Com/2013/06/21/Bab-11-Penetapan-Harga-Transfer-Dan-Perpajakan-Internasional/
Niswatun Amaro.
Jumat, 20 Mei 2011. Penetapan Harga Transfer
Dan Perpajakan Internasional. Http://Ninisug.Blogspot.Com/2011/05/Penetapan-Harga-Transfer-Dan-Perpajakan.Html
Rilla
Depi Putri. Diposkan Di 07.17 Senin, 24
Juni 2013. Penetapan Harga Transfer Dan
Perpajakan Internasional.
Sulistiyano.
Posted
on June 26, 2014 by dannysulistiyano11. Bab 11:
Penetapan Harga Transfer Dan Perpajakan Internasional. http://dannysulistiyano11.wordpress.com/2014/06/26/bab-11-penetapan-harga-transfer-dan-perpajakan-internasional/
Vanezintania. 2013.
Penetapan Harga Transfer Dan Pajak Internasional. Http://Vanezintania.Wordpress.Com/2013/07/04/Penetapan-Harga-Transfer-Dan-Pajak-Internasional/
Zebua, F. 2008. Akuntansi Internasional – Buku 1. Mitra Wacana
Media: Jakarta
makasih buat materinya.. :), sangat membantu dalam berbisnis
BalasHapus